Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
ADVERTISEMENT
Karya terbaru dari Efek Rumah Kaca , EP Jalan Enam Tiga, disambut meriah oleh para fans. Empat lagu di EP itu terasa segar, namun tetap mengandung lirik puitis nan kritis khas Efek Rumah Kaca.
ADVERTISEMENT
Ketika berkunjung ke kumparan dan tampil di acara Musik Bawah Pohon, Senin (24/2), para personel Efek Rumah Kaca, Cholil (vokal, gitar), Poppy (bas gitar), dan Akbar (drum), menceritakan bahwa EP Jalan Enam Tiga digarap di New York.
Mereka pun sempat menceritakan kesan dan keseruan di balik penggarapan EP tersebut.
Poppy sang pemain bas gitar membeberkan bahwa proses rekaman kala itu memberi banyak sekali kenangan indah dan pelajaran-pelajaran baru.
"Rasanya berbeda banget deh rekaman di sana (New York) dan di sini," ujar Poppy singkat, seolah kehabisan kata untuk menjelaskan keseruan rekaman di New York.
Cholil pun mengelaborasi pernyataan Poppy. Ia dan rekan-rekannya di Efek Rumah Kaca merasa bahagia, karena EP Jalan Enam Tiga bisa mewujudkan impian semasa muda, yaitu rekaman menggunakan pita dengan sistem analog.
ADVERTISEMENT
"Kalau dulu gitu, waktu masih kecil, lihat foto orang rekaman, pasti pakai pita. Tapi, pas kami masuk dapur rekaman, semua digital, karena enggak sanggup ke studio besar yang pakai pita," kata Cholil.
"Sekarang, studio besar di sini (Indonesia) juga sudah beralih ke digital. Makanya, pas di New York, ternyata ada (studio analog) dan masih berfungsi. Akhirnya, kita pakai," sambungnya.
Cholil mengaku puas dengan hasil rekaman di EP Jalan Enam Tiga. Baginya, ini adalah karya yang terbaik dan paling sesuai dengan seleranya secara teknis.
"Karena, kalau rekaman pakai pita tuh lebih dapet gitu sound-nya. Lebih tebal, enggak terlalu bersih, ada kotor-kotornya," ujarnya.
Sedikit berbeda dari Poppy dan Cholil, Akbar punya kesan tersendiri mengenai EP Jalan Enam Tiga di New York. Baginya, ini adalah karya dengan proses penggarapan musik dari Efek Rumah Kaca paling unik dan seru.
ADVERTISEMENT
"Kita di album ini rekamannya kan live. Akhirnya, album ini berbeda banget dari segi notasi, rasa, dan lain-lain. Kalau melihat Sinestesia, 'kan banyak banget instrumen, layer gitar, dan sebagainya. Di album ini, rasanya lebih minimalis, tapi cukup. Pas," tutur Akbar.