news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Keluarga Tak Menyangka Hari Moekti Meninggal karena Serangan Jantung

25 Juni 2018 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemakaman Hari Moekti. (Foto: Facebook Hari Moekti)
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman Hari Moekti. (Foto: Facebook Hari Moekti)
ADVERTISEMENT
Mantan rocker yang telah berhijrah dan beralih menjadi pendakwah, Hari Moekti, telah dikebumikan di pemakaman keluarga di kawasan Cikereteg, Ciawi, Bogor, pada Senin (25/6) pagi. Ia meninggal dunia karena mengalami serangan jantung saat tengah berada di sebuah hotel di kawasan Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga sama sekali tidak menyangka jika serangan jantung menjadi penyebab kematian Hari. Penyanyi berdarah Sunda tersebut memang memiliki riwayat penyakit jantung, namun pihak keluarga lebih mengkhawatirkan penyakit asmanya.
"Beliau ada genetik sakit asma. Asma itu turunan, yang kita khawatirkan kan asmanya gitu. Ternyata asmanya sembuh malah yang kena jantungnya gitu," kata Siti Nurjannah Ummu Aulia selaku istri Hari, ditemui di rumah duka, Cikereteg, Ciawi, Bogor (25/6).
Hari Moekti (Foto: harimoekti/instagram)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Moekti (Foto: harimoekti/instagram)
Beberapa bulan lalu, mantan personel Krakatau band ini memang menjalani pemasangan ring pada jantungnya. Setelah dilakukan tindakan operasi, ayah empat orang anak ini justru terlihat lebih sehat.
"Liat kondisi fisik kemaren-kemaren itu enggak ada kayak gejala-gejala bakal ninggalin kita. Malah selalu memberikan yang kita mau, anak-anak aku tuh, Beliau sangat mementingkan banget di akhir hayatnya," beber sang istri.
ADVERTISEMENT
Menurut wanita yang kerap disapa Ummi Aulia ini, ketika sehat, Hari kerap memanfaatkan waktunya sebaik mungkin. Tidak hanya untuk orang lain, tapi untuk dirinya sendiri.
"Dia memicu dirinya itu menjadi lebih baik, selalu dia bilang itu hidup harus ada peningkatan dalam arti peningkatan dari segi akhlak beliau, sikap segala macam, meningkatkan keimanan seperti itu," ujarnya.
Hari Moekti (Foto: harimoekti/instagram)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Moekti (Foto: harimoekti/instagram)
Ummi Aulia sama sekali tidak merasakan firasat apapun karena selama ini Hari selalu berada dalam kondisi baik. Namun, ia baru menyadari adanya perubahan kebiasaan mendiang suaminya saat Hari sudah tiada. Biasanya, ia mengenakan pakaian berwarna hitam, namun kali itu tidak.
"Kalau pergi ke luar enggak pernah tuh, ya (pakai warna lain), pasti hitam, (ngisi) tausiah, acara formil pakai hitam. Nah, ini ke acara keluarga abis salat Idul Fitri beliau ini mau ke keluarga, suami pakai baju putih," cerita Ummi Aulia.
ADVERTISEMENT
"Sudah sampai Bandung tuh mungkin karena bajunya kelipet-lipet agak kusut, terus nanya ke ibu saya, ‘Nek, Abi pakai baju ini pantes enggak? Tapi kusut nek, kayaknya enggak enak diliat’, ‘Oh, ya sudah Abi ganti saja baju santai, kan acara keluarga gitu’," lanjutnya.
Hari Moekti (Foto: harimoekti/instagram)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Moekti (Foto: harimoekti/instagram)
Setelah bertanya tentang penampilannya saat itu, Hari memulai tausiah untuk keluarganya. Kala itu, tausiahnya berisi tentang bagaimana manusia harus mengingat kematian. "Terus mengenai kode-kode saudara, kalau ada yang sakit juga kan memberi dorongan gitu, spirit," lanjutnya.
Lebih lanjut, Ummi Aulia mengisahkan tentang bagaimana suaminya tersebut pernah berpesan mengenai keinginannya untuk dimakamkan di lokasi yang saat ini menjadi tempat peristirahatan terakhirnya. Keinginan itu sudah ia utarakan sejak 18 tahun lalu, di awal pernikahannya dengan Ummi Aulia.
ADVERTISEMENT
"Kan di depan rumah ada makam keluarga. Kakek saya di situ, almarhum papa saya juga di situ. Beliau ngomong, 'Kayaknya kalau Abi meninggal, Abi enggak mau ngerepotin orang ah, Abi mau dikuburin di kampung saja' gitu, saya tanya, 'Maksud Abi gimana?' kita kan ngomong bercanda ya, dia bilang, 'Itu dimakamin di makam keluarga, di dekat Bapak, Abi mah mau di situ' sudah cuma ngomong gitu saja," bebernya.
Sempat terselip rasa takut ketika hendak memakamkan suami di pemakaman keluarganya. Ia takut keluarga Hari tidak dapat menerima keputusan itu. Akan tetapi, ketakutan itu tidak terjadi, dan pihak keluarga Hari menerima keputusan ini.