Kenang Perjuangan saat Tsunami, Ifan Seventeen: Nyelametin Diri Sambil Nangis

12 April 2022 15:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ifan Seventeen. Foto: Alexander Vito/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ifan Seventeen. Foto: Alexander Vito/kumparan
ADVERTISEMENT
Ifan Seventeen kenang perjuangan saat ia berusaha menyelamatkan diri ketika diterjang tsunami di Selat Sunda pada 22 Desember 2018. Ia menceritakannya saat berbincang dengan Denny Sumargo.
ADVERTISEMENT
Ifan saat itu bersama band Seventeen manggung di acara gathering salah satu perusahaan BUMN. Lokasinya di Tanjung Lesung Beach Resort, Anyer, Banten. Tsunami menerjang ketika Seventeen membawakan lagu kedua.
Terjangan tsunami menyebabkan panggung luluh lantah. Besi-besi panggung berjatuhan dan sound system berserakan. Tiga personel Seventeen, yakni Bani (Bassist), Herman (gitaris), dan Andi (drummer), meninggal dunia. Begitu juga dengan Dylan Sahara. Sebelum menikah dengan Citra Monica pada 2021, Ifan membina biduk rumah tangga bersama Dylan.
“Dalam air gue mikir, ‘Apa (ini) kiamat?’ Mutar-mutar (di dalam air) sambil mikir gue harus naik ke atas, instinc-nya gue harus naik ke atas, gue harus ngambang, harus napas. Tapi, di badan gue ada kabel,” kata Ifan Seventeen seperti dikutip dari kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo.
ADVERTISEMENT

Ifan Seventeen Sempat Menangis saat Berusaha Bertahan Hidup ketika Tsunami

Ifan Seventeen saat peluncuran Teaser Film Dokumenter Seventeen ‘Kemarin’ . Foto: Giovanni/kumparan
Ifan saat itu berusaha untuk menenangkan diri. Penyanyi berusia 39 tahun ini bilang ke diri sendiri bahwa dia tidak boleh panik. Ifan menahan napas selama berada di dalam air.
Hingga akhirnya, Ifan berhasil naik ke permukaan dan mendengar orang-orang berteriak tsunami. Dari situ, ia menyadari peristiwa yang terjadi. Setelah itu Ifan menangis.
“Nangis gue, ‘Ini apaan, sih,’ gitu. Bukan nangis kejer, nangis mengeluh, tahu enggak, sih, lo nangis mengeluh. Sambil nyelametin diri sambil nangis, kayak (bilang), ‘Ini apaan, sih?’ Karena gue pikir itu mimpi,” tutur Ifan.
Setelah itu arus berhenti. Air laut yang ada di daratan surut dan membawa Ifan ke tengah laut. Saat itu, banyak orang di sekelilingnya. Ifan mengatakan ada orang yang menarik dirinya. Ia mencoba bertahan dan tetap mengapung di permukaan.
ADVERTISEMENT
Kemudian ada satu orang yang memegang tangan Ifan. Ia meminta orang tersebut untuk melepaskan pegangannya. Ifan menuturkan tiba-tiba ada sebuah meja.
“Dia pegang, gue pegang. Masih ngapung. Dari depan ada bapak-bapak datang. (Meja) enggak kuat, tenggelam lagi,” ucap Ifan.
Ifan 'Seventeen'. Foto: Instagram/@ifanseventeen
Ifan pasrah setelah kembali tenggelam. Dia berserah kepada Tuhan karena sudah merasa lelah. Ifan mengaku tidak memiliki tenaga lagi.
Di tengah kondisi itu, Ifan tanpa sengaja menyentuh sebuah kotak hardcase. Semangat yang sempat redup kembali terpompa. Ia berenang ke permukaan.
Begitu sampai permukaan, Ifan mengatakan ada empat orang lain yang berenang sambil berpegangan di kotak itu. Mereka memegangnya dengan menggunakan ujung jari.
Ifan terombang-ambing di tengah laut sekitar dua jam. Dia mengikuti arus sambil berpegangan di kotak tersebut. Entah ke mana tujuannya. Saat itu, Ifan hanya bisa memanjatkan doa.
ADVERTISEMENT
Kaki salah satu orang yang ada bersama Ifan menyentuh karang. Namun, kaki orang itu tidak bisa menapak di karang tersebut. Sementara itu, Ifan yang lebih tinggi berhasil. Ia membantu memegang orang tersebut.
Dua orang lainnya masih bertahan di kotak. Mereka menangis dan berteriak minta tolong. Namun, Ifan tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa memberikan semangat kepada mereka.
Kemudian kotak yang menjadi tempat dua orang itu bertahan menjauh karena terbawa arus. Ifan sendiri berusaha mengikuti arus menuju pantai. Hingga akhirnya, ia sampai ke daratan. Ifan lantas mencari informasi mengenai Dylan Sahara, keluarganya, dan personel Seventeen lainnya.
Ifan sempat dibawa ke klinik. Saat itu, Ifan melihat orang-orang yang kondisinya jauh lebih parah dibanding dirinya. Dia akhirnya meminta untuk menumpang di rumah warga.
ADVERTISEMENT
Setelah bersih-bersih, Ifan kembali lagi ke pantai untuk mencari rekan dan anggota keluarganya. Saat itu, ia menemukan jenazah bassist Seventeen.
“Gue pingsan, dibawa ke klinik. Gue bilang, ‘Daripada gue penuh-penuhin tempat di sini, mendingan gue minta numpang di rumah warga, cariin gue rumah warga.’ Gue numpang mandi, gue pinjam baju, gue pinjam celana, pakai sendal jepit, gue kembali lagi ke pantai,” ujar Ifan.
Menurut Ifan, masih bisa diberikan keselamatan usai diterjang tsunami merupakan sebuah mukjizat untuknya.
Ifan sudah menikah lagi. Dia membina biduk rumah tangga dengan Citra Monica sejak Mei 2021.