Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8

ADVERTISEMENT
Omas meninggal dunia pada Kamis (16/7) malam. Dia sudah dimakamkan di TPU Cisalak Pasar, Jumat (17/7).
ADVERTISEMENT
Anak-anak Omas turut menghadiri pemakaman. Mereka sudah merelakan kepergian ibunya.
Kepergian Omas meninggalkan kenangan bagi anak-anaknya. Dio Ambiya, putra kedua Omas, mengungkapkan kenangan yang paling ia ingat mengenai ibundanya.
“Kenangan sama ibu, ya, banyak. Terutama dia, tuh, galak. Tapi, lucu. Absurd, enggak ketebak," kata Dio, Jumat (17/7).
Dio mengatakan sikap Omas tersebutlah yang tak bakal mudah ia lupakan. "Dia orangnya enggak ketebak, tuh, tergantung suasana hatinya aja. Itu yang bikin kangen," ucapnya.
Selain itu, Dio mengungkapkan, sang ibu suka memberikan pernyataan yang menyakitkan saat memberikan nasihat. Namun, sebagai anak, ia menerimanya.
Sebab, ia yakin pasti ibunya ingin memberikan yang terbaik buat dirinya dan dua saudara kandungnya. "Pedas tapi tegas, tapi untuk kebaikan," ucap Dio.
Kini, setelah Omas tiada, Dio dan dua saudara kandungnya berusaha untuk bisa hidup sendiri. Dio meminta keluarga besarnya supaya tidak mengkhawatirkan mereka.
ADVERTISEMENT
“Kita enggak mau nanti jadi pikiran, takutnya malah jadi sakit atau kenapa-kenapa. Saya enggak mau menyusahkan mereka,” tutur Dio.
Omas meninggal dunia usai melawan penyakit komplikasi dalam tubuhnya. Dio mengatakan ibunya mengidap beberapa penyakit.
“Sakitnya, kan, ada tiga, nih. Diabetes, lambung sama asma. Empat hari terakhir, tuh, kayaknya tiga penyakit itu kambuh semua sampai badannya abis. Badannya panas tiba-tiba, lemas pas hari terakhir itu,” tutup Dio.