Kepayahan di Amerika, Film ‘The Mummy’ Malah Laris Manis di Indonesia

20 Juni 2017 10:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahmanet bangkit setelah 5 ribu tahun (Foto: Universal Pictures)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmanet bangkit setelah 5 ribu tahun (Foto: Universal Pictures)
ADVERTISEMENT
Untuk film berbujet besar dan awal dari Dark Universe, film ‘The Mummy’ bisa dibilang kepayahan dalam debutnya di box office Amerika Serikat. Film ini tak sanggup menggeser ‘Wonder Woman’ di pekan pertama, dan melorot ke peringkat 4 box office di pekan kedua.
ADVERTISEMENT
‘The Mummy’ juga kalah dari ‘Cars 3’ dan film biopik Tupac Shakur ‘All Eyez On Me.’ Total selama dua pekan dirilis di bioskop AS, film ini ‘cuma’ meraup US$ 56,5 juta atau sekitar Rp 751 miliar.
Bandingkan dengan ‘Wonder Woman’ yang memiliki pendapatan domestik US$ 274,6 juta setelah tiga pekan diputar.
‘The Mummy’ dihujani kritik karena penggarapan skenario yang kurang baik. Mungkin tak sedikit penonton yang merasa film arahan Alex Kurtzman itu hanyalah ‘film action tipikal Tom Cruise dengan tambahan zombie.’
Meski demikian, ‘The Mummy’ cukup menghasilkan di pasar internasional. Film produksi Universal Pictures ini sudah mendapatkan pemasukan sementara US$ 239,1 juta.
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi salah satu negara yang paling banyak menyumbang pendapatan ‘The Mummy’. Menurut data Box Office Mojo, dalam debut pemutaran pada 9-11 Juni lalu, penonton Indonesia telah menyumbang US$ 4.912.984 atau sekitar Rp 65,3 miliar.
Pendapatan itu tentu sangat besar dalam industri film di Indonesia. ‘The Mummy’ ditaksir memiliki lebih dari satu juta penonton hanya dalam tiga hari.
Angka pendapatan ‘The Mummy’ di Indonesia dalam masa tayang yang sama, lebih besar dari raihan penonton di Australia, Brasil, bahkan Inggris.