Kesulitan Koutaro Kakimoto dalam Film 'Hujan Bulan Juni'

5 November 2017 16:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koutaro Kakimoto (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Koutaro Kakimoto (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aktor pendatang baru Koutaro Kakimoto menjadi muka baru di kancah perfilman Indonesia. Saat ini dia disibukkan menjadi bintang utama dalam film 'Hujan Bulan Juni' yang juga dibintangi oleh Adipati Dolken dan Velove Vexia.
ADVERTISEMENT
Agar dapat kerja sama dengan tim produksi Indonesia, Koutaro mau tidak mau mesti belajar bahasa Indonesia. Walaupun sudah bisa mengucapkan bahasa Indonesia yang sederhana, pria berusia 23 tahun ini mengaku masih mengalami kendala dengan bahasa untuk keperluan sehari-hari.
Pemain film 'Hujan Bulan Juni', Koutaro Kakimoto (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain film 'Hujan Bulan Juni', Koutaro Kakimoto (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Apalagi, Koutaro harus membaca novel 'Hujan Bulan Juni' karya Sapardi Djoko Damono yang kemudian diadaptasi menjadi film arahan sutradara, Hestu Saputra. Menurutnya, bahasa dalam novel tersebut sulit untuk dicernanya.
"Baca (novelnya), tapi susah. Kata-katanya, belajar dan baca. Bagus, semuanya baca," kata Koutaro terbata-bata saat menyambangi kantor kumparan (kumparan.com), pada Senin (30/10).
Hal yang sama juga dialami Koutaro dalam membaca skenario film 'Hujan Bulan Juni'. Menurut penuturannya, skenario film tersebut menggunakan bahasa yang 'cantik'. Sehingga sulit untuk dia mengerti.
ADVERTISEMENT
"Kesulitan, susah bahasa. Aku coba (belajar) lama bahasa Indonesia. Ini bahasa 'cantik'," ujarnya lagi dengan kemampuan bahasa Indonesia yang terbatas.
Pemain Hujan Bulan Juni (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Hujan Bulan Juni (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Jurang pemisah antara dua bahasa ini tentu menjadi kendala bagi Hestu Saputra selaku sutradara dalam mengarahkan Koutaro dalam berakting. Hestu mengutarakan, tidak bisa menyampaikan arahannya kepada Koutaro menggunakan bahasa lisan.
Jika apa yang diinginkan Hestu tidak tersampaikan dengan jelas melalui penerjemah Koutaro, sutradara berusia 32 tahun ini akan menempuh komunikasinya lewat gestur.
"Saya harus (menirukan emosi) buat dia bisa menangkap gestur, dan ekspresi yang saya mau seperti apa," ujar Hestu di kesempatan yang sama.
"Yang pertama, sama Dinda (penerjemah Koutaro) itu dikasih tahu wacananya, deskripsinya. Tapi emosional yang ingin saya (dapatkan) porsinya seberapa itu yang saya coba mengekspresikan diri saya sendiri, untuk komunikasi sama dia. Itunya yang agak susah," sambungnya.
ADVERTISEMENT