Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ketakutan Daniel Mananta Ketika Perankan Sosok Ahok
5 November 2018 19:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Film ‘A Man Called Ahok ’ akan segera tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 8 November mendatang. Meski terilhami dari buku karya Rudi Valinka, yakni 'A Man Called Ahok', yang menyoroti kehidupan sosok Basuki Tjahja Purnama atau Ahok sejak masih kecil hingga menikah, dan menjadi gubernur, sutradara Purnama Tuta mengaku agak melencengkan fokus cerita di film.
ADVERTISEMENT
“Memang dari awal, saya mau fokus ke hubungan Ahok dan ayahnya. Kalau masukin sosok Veronica, takutnya nanti fokus terpecah. Ini cerita tentang bagaimana ayah Ahok mendidik anak-anaknya, itu saja,” ungkap Tuta ketika ditemui di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (5/11).
Rudi Valinka selaku penulis buku mengaku tidak masalah saat Tuta mengubah fokus cerita menjadi kisah Ahok dengan ayahnya, Indra Tjahaja Purnama (Tjoeng Kiem Nam). Namun, memang jadi banyak fakta baru yang tidak ada di buku dan hanya bisa ditemukan dalam film.
“Dulu saya memang bikin buku hanya soal Ahok, tapi saya simpan juga tulisan tentang Pak Kiem Nam. Nah, film ini benar-benar menerjemahkan tokoh Kiem Nam dengan baik," tutur Rudi.
"Tapi kan kalau judul filmnya ‘A Man Called Kiem Nam’, orang akan tanya, siapa Kiem Nam? Kalau Ahok kan terkenal. Padahal di Belitung itu, ya Kiem Nam jauh lebih terkenal dibanding Ahok,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Karena cerita di film banyak menyoroti tentang hubungan Kiem Nam dan Ahok, Daniel Mananta yang menjadi pemeran utama sempat memiliki ketakutan. Ia takut salah ketika harus melakukan adegan kedekatan antara Ahok dan ayahnya. Apalagi selama ini Daniel tidak pernah melihat interaksi antara Ahok dan ayahnya.
Untuk itu, mantan VJ MTV itu mengaku perlu untuk menyambangi Ahok di penjara Mako Brimob, Depok, untuk mempertanyakan beberapa hal.
“Memang ada pertanyaan yang saya tanyakan langsung, gimana perlakuan ayah Ahok pada beliau dan bagaimana seorang Ahok menanggapi ayahnya. Karena di budaya orang Tionghoa tuh, ngomong balik ke ayah itu tabu banget. Tapi, di film ini kelihatan memang ayah dan Ahok, mereka itu adu argumennya banyak banget,”kata Daniel.
Dari perbincangannnya bersama Ahok, Daniel pun akhirnya menemukan titik terang untuk berperan di film ‘A Man Called Ahok’. Menurutnya, pernyataan langsung dari Ahok adalah bagian terpenting dalam proses produksi film secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
“Ya, Pak Ahok bilang, ‘Saya kalau di rumah tuh kalau mau ngomong balik ya ngomong saja. Yang penting, yang mau disampaikan itu kita yakin benar’. Jadi, di keluarga Pak Ahok itu memang selalu ada adu argumen, tapi positif. Setelah gue dengar itu, itu mempengaruhi akting gue di film ini secara keseluruhan,” ujarnya.
Selain hubungan ayah dan anak dari Kiem Nam dan Ahok, tutur kata keluarga Ahok yang juga berdarah Tionghoa dipelajari Daniel. Ia berlatih menguasai bahasa hakka alias khek, karena dirinya takut salah dalam mengucapan.
Sehingga, presenter Indonesia Idol itu sampai bertemu dengan sosok bernama Aliong, salah satu sahabat Ahok di kampung halamannya.
“Jadi, ceritanya saya sempat berteduh di toko dia karena hujan. Pas saat itu ya, saya sekalian saja ngobrol sama dia, tanya Ahok orang yang seperti apa. Saya tanya juga bahasa khek saya benar apa enggak,” ucap Daniel Mananta .
ADVERTISEMENT