Ketegaran Istri Saat Dampingi Proses Pemakaman Tino Saroengallo

27 Juli 2018 16:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pemakaman Tino Saroengallo. (Foto: Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pemakaman Tino Saroengallo. (Foto: Giovanni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aktor senior Tino Saroengallo meninggal dunia pagi ini, Jumat (27/7) setelah berjuang melawan penyakit kanker kandung kemih yang menggerogoti tubuhnya selama 2 tahun belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Setelah disemayamkan di rumah duka, jenazah Tino disalatkan di Masjid Al Karim, Bumi Bintaro Permai, Jakarta Selatan. Usai disalatkan, jenazah Tino langsung dibawa ke TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Jenazah Tino tiba sekitar pukul 16.07 WIB dengan diiringi oleh puluhan mobil dan motor. Para pelayat seketika langsung memadati sekeliling makam pemain film 'Arisan' tersebut.
Tiga orang rekan Tino terlihat masuk ke dalam liang lahat, satu di antaranya mengumandangkan azan di telinga penulis buku 'Ayah Anak, Beda Warna! Anak Toraja Kota Menggugat' tersebut. Sementara itu, sang istri, Dyah Ayu Dwi Dhamayanti, berada di sisi makam, dan terlihat sendu ketika azan dan iqamah dikumandangkan. Dia terlihat tegar walau sesekali air mata jatuh membasahi pipinya.
Prisia Nasution di pemakaman Tino Saroengallo (Foto: Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prisia Nasution di pemakaman Tino Saroengallo (Foto: Giovanni/kumparan)
Beberapa rekan artis turut hadir mengantarkan jenazah Tino ke tempat peristirahatan terakhirnya. Salah satunya adalah bintang film Prisia Nasution. Dia mengenakan busana serba hitam, dilengkapi dengan syal dan kacamata berwarna senada. Selain itu, ada pula Rifnu Wikana yang mengenakan kemeja berwarna biru dongker.
ADVERTISEMENT
Doa-doa terus berkumandang seiring tertutupnya makam Tino Saroengallo yang kini telah rata oleh tanah. Sang istri tak mampu membendung air matanya lagi di penghujung lantunan doa yang dipanjatkan.
Setelah makam tertutup tanah, salah satu kerabat terdekat Tino, Ipang Wahid, diminta untuk mewakili pihak keluarga dalam menyampaikan sepatah dua patah kata.
Ipang, kerabat Tino Saroengallo. (Foto: Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ipang, kerabat Tino Saroengallo. (Foto: Giovanni/kumparan)
"Inalillahi, telah berpulang saudara kita, sahabat kita, abang, Om Tino Saroengallo, pagi hari tadi jam 9 lewat 10 menit setelah melewati 2 tahun perjuangan. Hingga tadi pagi kita menyaksikan luar niasa perjuangannya," kata Ipang yang saat pemakaman mengenakan busana serba hitam.
Ipang kemudian menjelaskan jika selama berjuang melawan penyakitnya, Tino tetap memperhatikan orang-orang penting yang ada di sekelilingnya. Dia juga bersaksi kalau Tino adalah sosok yang baik di mata keluarga dan teman-temannya.
Teuku Rifnu Wikana di pemakaman Tino Saroengallo. (Foto: Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Teuku Rifnu Wikana di pemakaman Tino Saroengallo. (Foto: Giovanni/kumparan)
"3 bulan terakhir, saya dan teman-teman ketemu lebih intens, 2 malam yang lalu, dia bilang, 'Saya siap, saya siap'. Hingga dua malam dan tadi malam, dia masih sibuk memikirkan teman-temannya, buku-bukunya, yang diluar penyakit Om Tino," kata Ipang.
ADVERTISEMENT
"Saya meminta kesaksian dari semua bahwa Tino adalah orang baik, kita tahu sedekahnya, Tino adalah guru kita, semoga diterima oleh Allah SWT dan dimasukan dalam barisan Rasulullah," imbuhnya.
Tino Saroengallo meninggal dunia di usia 60 tahun. Dia meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak. Selama hidupnya, Tino dikenal sebagai manajer produksi maupun production supervisor. Beberapa film yang digarapnya, yakni 'Victory' (1995), 'Last to Surrender' (1999), 'Pasir Berbisik' (2001), 'The Fall' (2006), 'Eat, Pray, Love' (2010), dan 'The Philosophers' (2013).