Ketika Musisi Zaman Old Bicara Soal Musisi Zaman Now

22 Januari 2018 0:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dian Permana, Atiek CB, Dedi Dhukun (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Dian Permana, Atiek CB, Dedi Dhukun (Foto: Munady Widjaja)
ADVERTISEMENT
Musik telah mengalami banyak perkembangan. Hal ini terjadi juga di industri musik Tanah Air. Seiring berjalannya waktu, industri musik Tanah Air juga terus berevolusi. Evolusi tersebut diikuti juga dengan munculnya berbagai karya.
ADVERTISEMENT
Berbagai perkembangan musik Tanah Air juga menjadi perhatian dari grup yang melejit pada tahun 80-an. Grup yang digawangi Dian Pramana Putra dan Deddy Dhukun ini fokus pada hal penggarapan yang saat ini kian semakin praktis.
“Kebanyakan mereka enggak berkumpul bersama, hanya sebatas pengiriman data. Misalkan, aku seorang arranger butuh pemain gitar pasti aku kirim data ke pemain gitar,” kata Dian ketika ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Dian Pramana Poetra (Foto: Instagram/ dianppoetra)
zoom-in-whitePerbesar
Dian Pramana Poetra (Foto: Instagram/ dianppoetra)
Hal ini tentu jauh berbeda dengan penggarapan musik zaman dulu yang menuntut setiap personelnya harus berkumpul dalam satu tempat. Sehingga, setiap personel mempunyai kebebasan yang sama untuk mengubah dan memberikan idenya dalam sebuah lagu.
“Kalau kita di studio pada masa lalu kan ada kebebasan di mana player juga memiliki kebebasan, sehingga kita juga ada batasan main indahnya gimana, bagusnya gimana,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Deddy Dhukun, personel 2D lainnya, juga punya pendapat soal penggarapan musik praktis era ini. Menurutnya, penggarapan musik praktis era ini jauh berbeda dengan penggarapan musik zaman dulu menurutnya lebih manusiawi.
Dedi Dhukun di jumpa pers back story (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Dedi Dhukun di jumpa pers back story (Foto: Munady Widjaja)
“Lebih manusiawi dalam arti karena kita garapnya tuh sama-sama bareng semua, ketemu semua di studio,” kata Deddy
Mengenai karya musik, menurut Deddy, tetap bagus hanya pada hal penggarapan saja yang kian berbeda. Deddy sendiri mengaku lebih menyukai proses pengarapan pada eranya, yang dinilai Deddy lebih manusiawi.
“Senangnya yang zaman dulu karena dulu, kita garapnya seperti itu dan sampai sekarang pun kalau kita rekaman umunya seperti itu, kita kumpulin temen-temen di studio, kita coba try out, kita rekaman,” ungkap Deddy.
Atiek CB jumpa pers back story (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Atiek CB jumpa pers back story (Foto: Munady Widjaja)
Tak hanya 2D, Atiek CB yang lama tinggal di AS juga turut memperhatikan perkembangan musik di Indonesia. Namun, dia mengaku agak bingung dengan beberapa kesamaan yang dihadirkan oleh musisi masa kini. Baik dari segi skill, style, dan improve-nya.
ADVERTISEMENT
“Kalu dulu tuh kan, kita dengarnya Dian Pramana Putra, Fariz RM, Vina (Panduwinata). Kita dengernya langsung tahu gitu, suara mereka yang khas itu mudah dikenali gitu dan kita menyanyi enggak sama satu sama lain,” jelas Atiek ketika ditemui dalam kesempatan yang sama.
Meskipun begitu, Atiek memuji kerja keras yang dilakukan musisi muda masa kini. Menurut Atiek, musisi muda punya skill dan motivasi yang baik, hal ini ditunjang dengan berbagai media yang dapat mereka gunakan dalam mengekspos karyanya.
“Lebih mudah untuk memulai karer mereka dibanding kita dulu yang harus ketemu langsung sama produser, kalau sekarang mereka bisa ‘very independent’,” pungkasnya.