Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kiat Sukses Raffi Ahmad Sebagai Content Creator: Adaptasi dan Konsistensi
15 Desember 2020 22:02 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Raffi Ahmad menceritakan bagaimana perjalanan kariernya, dari model hingga aktor, penyanyi, dan kini menjadi RANS Entertainment. Menurut Raffi, rasa penasaran adalah sesuatu yang ia jaga di setiap langkah kariernya.
"Aku, tuh, di setiap pijakan di situ, misal jadi presenter di TV A atau B, sinetron A atau B, biar pun aku aktor atau di depan layar, tapi aku pengin belajar, gimana, sih, kalau ada di belakang layar," ungkap Raffi Ahmad dalam acara ICON 2020 hari ke-2, Selasa (15/12).
Rasa penasaran itu pun memaksanya untuk terus mempelajari berbagai hal di industri hiburan Indonesia. Hingga akhirnya, pembelajaran itu membuat Raffi semakin mudah untuk beradaptasi.
"Aku biasa jadi bunglon, sih, akhirnya. Maksudnya, aku belajar untuk terus beradaptasi. Jadi, setiap perubahan yang ada, gue sikapinya dengan positif. Kunci utamanya adalah mau dan mampu beradaptasi dengan kondisi dan situasi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Raffi menceritakan, RANS Entertainment sendiri mulanya hanya channel yang ia buat untuk mendokumentasikan momen-momen sang anak, Rafathar, saat kecil. Namun, saat banyak orang tertarik pada konten RANS Entertainment, Raffi pun mulai memanfaatkan kekuatannya dalam beradaptasi.
"Ternyata, tanpa kita sadar, banyak yang suka konten Rafathar itu. Saat itu, sebenarnya kita enggak tahu YouTube bisa jadi uang. Tapi, seiring berjalannya waktu, followers naik, subscriber naik, aku dan Gigi sadar, asyik juga, nih, bikin konten family. Makanya itu yang gue bilang adaptasi. Ternyata bisa dapat uang dengan cara ini," kata Raffi Ahmad.
Namun, kemampuan beradaptasi saja tidak cukup untuk membuat seseorang sukses menjadi pembuat konten digital. Raffi Ahmad menuturkan, ada hal lain yang harus juga dimiliki oleh orang-orang.
ADVERTISEMENT
"Yang pasti dan paling penting juga adalah harus konsisten. Contoh buat yang baru mulai di digital, ada yang upload itu sekali per 2 atau 3 bulan. Kalau mau iseng-iseng enggak apa-apa. Tapi, kalau mau menggeluti dunia ini, ya, harus konsisten. Sehari satu video atau satu video dua hari, enggak apa-apa. Yang penting volumenya cukup untuk mengikat orang," ujarnya.
Namun, konsistensi memang tidak secara instan membuat orang sukses di dunia digital. Kadang, seseorang harus dengan sabar menunggu hingga akhirnya berhasil menggaet orang-orang.
"Jangan kecil hati, misalnya saat viewer enggak banyak. Ya, harus terus bikin. Aku juga sering naik turun views-nya. Tapi, itu enggak mengurangi kekonsistenan aku. Kalau sudah konsisten, nanti pasti ada konten yang jadi hook dan bisa jadi batu loncatan," terang Raffi.
Tak henti sampai sana, banyak orang juga tentu penasaran dengan bagaimana Raffi Ahmad bisa menarik bagi brand untuk memberi endorsement. Sebab, menarik penonton mungkin mudah, tapi mendatangkan brand bukanlah hal yang sederhana.
ADVERTISEMENT
Menurut Raffi, memang ada cara main yang harus terlebih dahulu dimengerti oleh orang-orang jika menginginkan endorsement. Hal-hal ini krusial untuk mendapatkan kepercayaan dari brand.
"Misal, tiap bikin konten RANS itu kita akan bikin proposal yang baik dengan insight yang benar. Kita kasih tahu market yang kita tuju, dengan insight yang akan jadi target goals-nya juga. Jadi harus ajak ngobrol mereka (brand) juga gitu," kata Raffi Ahmad.
Raffi pun mencontohkan ketika ia harus cuti dari dunia hiburan, karena pita suara yang rusak. Di saat itu, ia bisa tetap berjalan-jalan keliling dunia sambil membuat vlog yang mendapat keuntungan dari berbagai endorsement.
"Itu tuh aku purpose ke beberapa brand. Gue bilang, gue mau pergi, nih, sambil mau vlog sama family juga. 'Kan berpromo di vlog itu, enggak hard sale juga bisa, enggak kayak di TV gitu. Contoh, aku lagi wawancara sambil minum, enggak harus disebut, tapi orang notice kan brand-nya," ungkap Raffi.
ADVERTISEMENT
"Jadi, enggak kayak, 'Eh ini gue mau pergi nih, ini harga gue nih kalau mau masuk'. Enggak gitu juga," sambungnya.