Kilas Balik Perjalanan Ahmad Albar yang Sedang Ulang Tahun ke-72

16 Juli 2018 12:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musisi Ahmad Albar (Foto: Instagram @aialbar, @adibhidayat, @godblessrocks)
zoom-in-whitePerbesar
Musisi Ahmad Albar (Foto: Instagram @aialbar, @adibhidayat, @godblessrocks)
ADVERTISEMENT
Musisi senior Ahmad tepat menginjak usia 72 tahun, pada Senin (16/7). Di usianya yang menjelang uzur, pria yang akrab disapa Iyek itu telah memiliki segudang prestasi dan mampu menjadi salah satu musisi legenda di industri hiburan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, kesuksesan Iyek sempat tercoreng lantaran kasus narkotika yang membelitnya. Belum lagi, kisah rumah tangganya yang penuh kontroversi.
Karena itu, kumparan sudah merangkum kisah perjalanan karier dan kehidupan Iyek sejak kecil bermain di film 'Jendral Kantjil' hingga dewasa bersama grup musik God Bless.
1. Bintang Remaja hingga Clover Leaf
Ahmad Albar memulai karier bermusiknya sejak muda. Di usia 12 tahun, pria yang akrab disapa Iyek itu membentuk band Bintang Remaja yang tampil mengikuti Festival Band Bocah di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Di usia 14 tahun, Bintang Remaja pun bubar dan Iyek membentuk grup musik Kuarta Nada bersama Titi Qadarsih yang tak bertahan lama. Hal itu terjadi lantaran Iyek harus bertolak ke Belanda.
ADVERTISEMENT
Di Belanda, Iyek remaja mulai terus fokus dalam mengasah bakat bermusiknya dan kerap ikut dalam festival-festival musik. Iyek diketahui pernah mengikuti Talenten Yacht Grand Gala, kontes pencarian bakat untuk anak muda di salah satu stasiun televisi Belanda, dan menjadi penyanyi tamu untuk band The Tee Set.
Pada 1966, grup musik bernama Take Five menggaet Iyek sebagai vokalis setelah Willy 'de butter' Malakusea, mengundurkan diri. Dengan formasi baru, Take Five menjadi semakin solid dan bisa tampil secara rutin di Bar Dancing DE AAP di Markt, Belanda.
Sayangnya, pada 1967 Take Five membubarkan diri setelah Rob Joling masuk ke grup musik Fanny Hill dan Ruud Koeasi bergabung dengan band The Hilltops.
ADVERTISEMENT
Iyek yang masih ingin berkarya di industri musik Belanda, akhirnya masuk ke grup musik Clover Leaf yang sudah diperkuat oleh Eugène den Hoed (guitar), Ludwig Lemans (gitar), Jack Verburgt (bas gitar), dan Roy Stubbs (drum) pada 1968.
Bersama Iyek, Clover Leaf menelurkan banyak single, termasuk 'Grey Clouds', 'What Kind of Man', dan 'Don't Spoil My Day'. Sejumlah single tersebut sukses melambungkan nama Clover Leaf di tanah Eropa. Namun, Iyek harus hengkang dari Clover Leaf pada 1972 dan mengajak serta sang gitaris, Ludwig Lemans, untuk membentuk God Bless.
2. God Bless dan Duo Kribo
God Bless (Foto: Facebook @godblessrocks)
zoom-in-whitePerbesar
God Bless (Foto: Facebook @godblessrocks)
Pada 1973, Iyek dan Ludwig membentuk grup musik bernama God Bless yang saat itu juga diperkuat oleh Fuad Hassan (drum), Donny Fattah (bass), Yockie Suryoprayogo (keyboard). Membawakan musik progressive rock ala Eropa, Iyek bersama God Bless pertama kali menggelar konser di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada 5 Mei 1973.
ADVERTISEMENT
Dengan musik yang sangat jauh melampaui zaman, grup musik asal Inggris Deep Purple mempercayakan God Bless untuk tampil sebagai pembuka di konser perdana mereka di Indonesia pada 1975. Sejak saat itulah nama Iyek kian dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu, God Bless mengalami berbagai kendala. Selain kematian Fuad Hassan pada 1974, Yockie pun kerap berseteru dengan Iyek, hingga karya-karya God Bless sempat tersendat setelah tampil membuka konser Deep Purple.
Enggan berhenti berkarya, Iyek membentuk grup Duo Kribo bersama ujung tombak grup musik AKA Band, Ucok Harahap. Duo Kribo diketahui hanya memiliki 3 album, 'Neraka Jahanam' (1977), 'Pelacur Tua' (1978), dan 'Panggung Sandiwara' (1979) dan dibuatkan sebuah film drama aksi bertajuk 'Duo Kribo' pada 1978.
ADVERTISEMENT
Pada 1980, Iyek kembali berkarya dengan God Bless yang saat itu juga digawangi oleh Ian Antono (gitar), Donny Fatah (bas gitar), Teddy Sujaya (drum), dan Abadi Soesman (keyboard) dan menelurkan sebuah album bertajuk 'Cermin'. Sebelum bergabung ke God Bless, Ian Antono terlebih dahulu bekerja sama dengan Iyek menelurkan single dangdut pertamanya bertajuk 'Zakia' pada 1979.
Musik God Bless pada mulanya sulit diterima oleh masyarakat Indonesia. Hal itu lantaran pada era 80an masyarakat sedang gemar mendengarkan musik-musik pop sendu dan rock disko. Memasuki tahun 1988, God Bless baru berhasil menarik perhatian publik melalui album 'Semut Hitam' yang meledak dipasaran.
Alhasil, God Bless pun memanfaatkan kesempatan itu untuk menelurkan album 'Raksasa' (1989) dan ''The Story of God Bless' (1990). Kendati Teddy Sunjaya harus digantikan oleh drummer Edane, Fajar Satritama, God Bless bisa dikatakan memiliki formasi paling solid sejak 1989 hingga kini.
ADVERTISEMENT
Selain bersama God Bless dan Duo Kribo, Iyek juga mengeluarkan beberapa album solo, seperti 'Bis Kota' (1990), 'Rini Tomboy' (1991), dan 'Kendali Dendam' (1995). Ketika tampil di atas panggung, God Bless pun kerap membawakan karya-karya solo ciptaan Iyek tersebut.
3. Karier sebagai pemain film
Ahmad Albar. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Albar. (Foto: Munady Widjaja)
Selain piawai dalam bernyanyi dan bermusik, Iyek juga dikenal sebagai aktor yang hebat sedari muda. Ia pertama kali dipercaya untuk berperan di film 'Jendral Kantjil' saat usianya baru 12 tahun.
Setelah pulang dari Belanda dan membentuk God Bless di Indonesia, Iyek pun masih aktif bermain film-film dengan berbagai genre. Iyek diketahui pernah dua kali berduet dengan Rano Karno di film 'Perawan Malam' (1974) dan 'Si Doel Anak Modern' (1976).
ADVERTISEMENT
Selain itu, Iyek juga akhirnya bertemu dengan sosok Rini S Bono di film 'Laila Majenun' (1975) yang kemudian menjalin kisah asmara dengannya dan menikah pada 1978.
Di masa tua, Iyek masih dipercaya untuk beradu peran dengan aktris muda, Aurelie Moeremans di film 'D'Love' dan tampil di film 'Jendral Kancil the Movie' yang rilis pada 2012.
4. Kehidupan pribadi dan kasus narkoba
Ahmad albar (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad albar (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
Iyek pertama kali menikah dengan Rini S Bono yang dikenalnya dari film 'Laila Majenun' pada 1978. Dari pernikahan tersebut, Iyek mendapat tiga buah cinta, Fauzi Albar, Fachri Albar, dan Fadli Albar.
Sayangnya, Iyek dan Rini bercerai pada 1994. Setelahnya, Iyek diketahui menjalin hubungan asmara dengan artis Cut Keke yang kemudian harus kandas ditengah jalan.
ADVERTISEMENT
Pada 2009, di usia 63 tahun Iyek akhirnya secara mengejutkan mempersunting seorang gadis bernama Dewi Sri Astuti. Lebih mengejutkan lagi, pada 2017 Iyek mendapat seorang putri bernama Malayeka Shezan Albar di usia 70 tahun.
Ahmad Albar dan Istri (Foto: Munady Widjaja/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Albar dan Istri (Foto: Munady Widjaja/kumparan)
Selain kontroversi rumah tangga, Iyek juga diketahui pernah terbelit kasus narkoba pada 2007 di usia 61 tahun. Ia ditangkap di rumahnya karena diduga terlibat kasus penemuan 490 ribu butie ekstasi di Apartemen Taman Anggrek, Jakarta Barat.
Ia kemudian dijatuhi pasal bsrlapis karena diduga bersekongkol dengan buronan kasus narkoba, memiliki serta menggunakan narkoba. Ia pun dituduh menyembunyikan Jenny, seorang buronan narkoba di kediamannya di Cinere, Depok.
Kasus ini juga menyeret Fachri Albar yang sempat menjadj DPO setelah ditemukan 1,2 gram kokain di kamarnya. Namun, Fachri akhirnya menyerahkan diri secara sukarela pada 30 November 2007.
ADVERTISEMENT
Iyek akhirnya dijatuhi hukuman 8 bulan penjara dengan potongan tahanan 7 bulan dan denda 6 juta rupiah. Iyek baru dibebaskan pada 11 Juli 2008.
Kini, Iyek tak bisa merayakan hari ulang tahunnya yang ke-72 bersama Fachri, lantaran anak keduanya itu terbelit kasus narkotika dan masih harus menjalani masa rehabilitasi di RSKO Cibubur.