Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kilas Balik Titi Qadarsih, Artis Multitalenta
22 Oktober 2018 14:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Dunia hiburan Tanah Air kembali berduka. Aktris senior Titi Qadarsih dikabarkan mengembuskan napas terakhirnya di usia 73 tahun. Kabar tersebut diumumkan sang anak, keyboardist grup band BIP Indra Qadarsih, melalui Instagram, Senin (22/10).
ADVERTISEMENT
Mengilas balik, Titi yang sejak kecil telah memperlihatkan kecintaannya pada dunia seni itu mengawali kariernya di kancah hiburan bersama dua saudaranya melalui grup vokal Salanti (Sally, Anne, Titi) Bersaudara pada 1964. Setelah kerap muncul di layar kaca, salah satunya dalam acara 'Gerak dan Irama', mereka merilis sebuah LP--album dengan format rekaman vinil.
Album tersebut berisi 12 lagu. Sebagian di antaranya telah kerap mereka sajikan ketika tampil di televisi, yakni 'Pitik Tjilik', 'Tjandrane Adikku', 'Hadiah Ulang Tahun Untuk Ibu', dan 'O Kasihan'.
Salanti Bersaudara sukses menjerat hati publik dengan suara mereka yang halus merayu. Meski demikian, keberuntungan Titi nyatanya lebih besar dibandingkan dengan Sally dan Anne.
Ya, Titi Qadarsih kemudian melebarkan sayap ke dunia akting. Ia meniti karier keaktorannya melalui peran kecil dalam film 'Hantjurnya Petualang' dan 'Di Balik Tjahaja Gemerlapan' pada 1966.
ADVERTISEMENT
Sepak terjangnya di dunia perfilman terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya. Film-film yang ia bintangi, yakni 'Wadjah Seorang Laki-laki' (1971), 'Wulan di Sarang Penculik' (1975), 'Bula-bulu Cendrawasih' (1978), 'Pacar Seorang Perjaka' (1978), 'Buah Terlarang' (1979), 'Jangan Kirimi Aku Bunga' (1986), dan 'Jangan Ambil Nyawaku' (1982).
Kemampuan aktingnya pun diakui. Titi berhasil dinominasikan sebagai 'Pemeran Pendukung Wanita Terbaik' dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1982 melalui perannya dalam 'Jangan Ambil Nyawaku'.
Sembari berkecimpung di dunia akting, Titi masih menekuni dunia musik. Ia sempat meluncurkan sejumlah karya, baik solo maupun kolaborasi. Salah satunya ialah album solo berjudul 'Oom Yance' yang dirilis pada 1976.
Tak sampai di situ, Titi Qadarsih juga berteater, menekuni karier sebagai peragawati dan foto model, serta pernah menjadi pengisi suara alias dubber dengan bayaran termahal.
ADVERTISEMENT
Titi menyalurkan pula bakatnya dengan aktif dalam kegiatan senam sejak 1974. Sebagai instruktur senam, ia bahkan menelurkan sejumlah kaset 'Senam Sehat Bahagia'.
Kembali ke dunia akting, Titi tetap eksis di industri perfilman pada abad 20. Hingga empat tahun yang lalu, ia muncul dalam sejumlah film layar lebar--yang kebanyakan bergenre horor.
Film-film yang dibintanginya, yaitu 'Panggil Namaku Tiga Kali' (2005), 'Rumah Pondok Indah' (2006), 'Suster N' (2007), 'Terowongan Casablanca' (2007), 'Tapi Bukan Aku' (2008), 'Mupeng (Muka Pengen)' (2008), 'Kembang Perawan' (2009), 'Madre' (2013), dan 'Main Dukun' (2014).
Kini, Titi Qadarsih telah berpulang. Namun, kiprahnya di dunia hiburan tetap akan terkenang selamanya.