Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kisah Perkenalan Personel Trisouls: Jesse Dianggap Sombong
11 Maret 2019 15:36 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
ADVERTISEMENT
Grup vokal trio Trisouls baru saja merilis sebuah single berjudul 'Menarilah' pada 8 Februari lalu. Ketiga personel Trisouls, yakni Damien Jonathans, Jesse Thomasmore, dan Yerry Ririassa, bertandang ke kantor kumparan belum lama ini untuk memperkenalkan lagu tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan itu, ketiganya menceritakan awal mula pertemuan mereka sebelum pada akhirnya membentuk Trisouls. Ternyata, mereka sesungguhnya berencana untuk berkarier di industri musik sebagai solois.
"Awalnya, di sebuah konser, kami perform sebagai solois. Kebetulan, ada satu lagu yang konsepnya kolaborasi dan kami bertiga digabungin. Setelah konser itu, kami bikin grup, terus sering bikin cover di YouTube dan perform di kafe," ungkap Jesse.
Sebelum menjadi berkarya bersama sebagai personel Trisouls , mereka tentu melalui masa-masa perkenalan dan penjajakan. Pada masa itu, Yerry sempat menganggap Jesse sombong lantaran diam saja saat diajak bicara.
"Kan, gue mau cari teman dan gue pikir dia (Jesse) suaranya bagus. Gue tanya, 'Halo, Bang. Dari mana, Bang?' Dia enggak mau jawab, cuma senyum doang. Gue pikir, 'Wah gila, sombong nih, orang,'" ungkap Yerry.
ADVERTISEMENT
"Ternyata, dia takut berbahasa Indonesia karena dulu dia logatnya Manado banget," sambungnya yang kemudian tertawa terbahak-bahak.
"Iya, betul. Geli gue dulu kalau pakai logat Jakarta. Sumpah, demi apa pun," timpal Jesse.
Selain bercerita tentang perkenalan mereka, para personel Trisouls juga membocorkan hal-hal lain yang tak banyak diketahui publik. Salah satunya terkait Jesse yang hampir ditahbiskan sebagai pastor atau romo sebelum banting setir menjadi penyanyi.
"Sebelum jadi penyanyi, gue sempat sekolah romo. Selama lima tahun gue di biara," ujarnya.
Jesse mengenyam pendidikan untuk menjadi romo sejak 2008. Ketika sudah hampir lulus dari seminari, ia justru mengundurkan diri pada 2013.
Ketika ia berhenti melanjutkan pendidikan untuk menjadi romo, pihak keluarga menentangnya. Lantas, apakah saat ini keluarga Jesse mendukung kariernya bersama Trisouls ?
ADVERTISEMENT
"Pasti orang tua kecewa, ya, cuma mereka berusaha tidak tunjukkan itu. Mereka dukung terus keputusan gue. Mereka bahkan dukung materi juga untuk sekolah musik dan selalu bilang yang penting gue tanggung jawab," tuturnya.
Seperti Jesse, Damien rupanya juga sempat bersekolah untuk menjadi romo atau menjadi siswa seminari selama satu setengah tahun di Blitar, Jawa Timur. Damien akhirnya keluar karena bosan dengan kehidupan di biara.
"Awalnya Mama kecewa, ya, karena dia yang mau gue masuk ke sana. Tapi, ya, kalau sudah enggak mau, enggak bisa dipaksain, kan?" ujar Damien.
Membentuk Trisouls bersama dua orang yang hampir menjadi petinggi agama menjadi pengalaman unik bagi Yerry. Berkat semangat yang sama dan rasa cinta pada industri musik, ketiganya tidak pernah mengalami cek-cok selama berkarier bersama.
ADVERTISEMENT
"Karena sekolah misionaris, gue jadi tahu tempat. Pendidikan itu membuat gue bisa berpikir dewasa. Kedewasaan gue pada akhirnya juga tertular pada Jesse dan Yerry," tandas Damian, salah satu personel Trisouls .