Kolaborasi Apik Ring of Fire Project Bersama Para Musisi di Jazz Gunung Bromo

12 Desember 2020 23:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster Jazz Gunung 2020. Foto: Jazz Gunung Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Poster Jazz Gunung 2020. Foto: Jazz Gunung Indonesia
ADVERTISEMENT
Jazz Gunung Ijen dihelat secara langsung pada Sabtu (12/12) pagi, yang kemudian dilanjutkan dengan Jazz Gunung Bromo yang digelar secara virtual melalui kanal YouTube Jazz Gunung
ADVERTISEMENT
Usai penonton disuguhi penampilan dari Bintang Indrianto feat. Sruti Respati di Jazz Gunung Ijen, giliran Ring of Fire Project yang menghibur para penonton dalam gelaran Jazz Gunung Bromo.
“Selamat malam Indonesia bertemu lagi dengan Ring of Project. Ini kesempatan luar biasa untuk saya. Tahun ini panitia menyiapkan dengan berdarah-darah, senang sekali kita jadi bagian di project ini,” tutur Pur salah satu personel grup tersebut.
Ricad Hutapea kemudian menjadi nama pertama yang berkolaborasi dengan grup musik besutan mendiang Djaduk Ferianto tersebut. Lagu pertama yang dibawakan berjudul Bromo karya Djaduk.
Penampilan Ring of Fire Project bersama Tohpati. Foto: YouTube
Alunan flute Ricad berpadu apik dengan karya instrumental tersebut. Menuju lagu kedua, Silir Wangi masuk dan bernyanyi dalam lagu berjudul Pesisir. Ricad pun mengiringi lagu tersebut dengan tiupan saxophone-nya.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, giliran Tohpati yang dipanggil untuk berkolaborasi. Tohpati yang awalnya mengenakan masker, meminta izin untuk melepas maskernya di atas panggung.
Di kesempatan itu, dia tampil di lagu berjudul Dua Benua dan Tari Rakyat. Petikan gitar Tohpati tampak berpadu apik dengan musik etnik yang ditonjolkan di kedua lagu tersebut.
Setelah asyik berlenggak-lenggok bersama Tohpati, Ring of Fire Project kembali memanggil Ricad Hutapea. Ricad diminta untuk menambah 'nyawa' di lagu instrumental berjudul Kembang Boreh.
“Ini membongkar lagu lama yang flat gitu, saya pengin ada nyawa di sana, saya pengin penampilan mas Ricad bisa memberikan energi, lagunya judulnya Kembang Boreh,” ungkapnya.
Penggagas Jazz Gunung Indonesia, Sigit Pramono. Foto: Jazz Gunung 2020
Di sela-sela acara, Sigit Pramono selaku penggagas Jazz Gunung Indonesia dihubungi secara virtual. Di momen itu, Sigit memberikan penghargaan pada Djaduk Ferianto.
ADVERTISEMENT
Penghargaan itu diterima langsung oleh istri Djaduk, Bernadette Ratna Ika Sari atau yang akrab dipanggil Petra. Petra tampak terharu saat menerima penghargaan itu.
“Setiap tahun kita memberikan penghargaan pada tokoh musik yang memiliki jasa besar pada musik jazz Indonesia. Malam ini kami memberikan penghargaan pada mas Djaduk yang memberikan kontribusi pada musik di Tanah Air,” ungkap Sigit
Istri mendiang Djaduk Ferianto, Bernadette Ratna Ika Sari. Foto: YouTube
“Saya enggak menyangka karena tahun lalu dia masih menjadi tim yang mengkurasi award ini, sekarang dia mendapatkannya. Jika bicara tentang Jazz Gunung, penghargaan ini bukan cuma buat pak Djaduk tapi buat semua,” tutur Petra dengan haru sambil memegang penghargaan untuk mendiang Djaduk.
Penampilan Tashoora di Jazz Gunung Bromo. Foto: YouTube
Setelahnya sorotan layar kembali ke venue. Tashoora sudah siap untuk berkolaborasi dengan Ring of Fire Project. Sintas dan Tatap menjadi lagu yang mereka bawakan malam itu.
ADVERTISEMENT
“Ini lagu pamungkas, mas Ricad, Mas Tohpati silakan masuk lagi, kita rame-rame lagi. Lagu terakhir judulnya Festival,” ungkap Pur.
Tohpati dan Ricad pun kembali naik ke atas panggung. Seluruh pengisi acara berkolaborasi apik dalam lagu berjudul Festival.
“Terima kasih penonton jazz Indonesia, selamat malam sampai bertemu tahun depan,” pungkasnya.