Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Komedi dan Horor Hadir Seimbang di ‘Insidious: The Last Key’
5 Januari 2018 13:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Setelah tiga tahun, film ‘Insidious’ kembali hadir di layar lebar dengan judul ‘Insidious: The Last Key’. Film bergenre horror ini masih berhubungan dengan film-film sebelumnya, yakni ‘Insidious’ (2010), ‘Insidious: Chapter 2’ (2013), dan ‘Insidious: Chapter 3’ (2015).
ADVERTISEMENT
‘Insidious: The Last Key’ bercerita tentang sebuah keluarga yang diusik oleh roh jahat yang terus mengganggu dan memberi teror. Mereka pun meminta bantuan seseorang yang disebut-sebut bisa mengusir kekuatan roh jahat. Dia adalah seorang cenayang bernama Elise.
Diproduseri oleh James Wan, ‘Insidious: The Last Key’ dibuka dengan latar belakang tahun 1954 di Five Keys, New Mexico, yang memperlihatkan masa kecil Elise. Elise tinggal bersama keluarganya dan mulai memperlihatkan bahwa ia memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan roh.
Kembali ke latar tahun 2010 di California, AS, Elise menerima telpon dari kliennya yang bernama Ted Garza. Ted meminta bantuan untuk mengusir roh jahat yang ada di rumahnya. Setelah menyebutkan lokasinya, ternyata permintaan tersebut menuntun Elise kembali ke rumah lamanya.
ADVERTISEMENT
Selama berada di rumah itu, Elise hanya mendapat kenangan pahit. Ia pun sempat berpikir untuk tidak menolong Ted. Namun, ia berubah pikiran dan pergi untuk menyelamatkan kliennya. Elise pun dibantu oleh Specs dan Tucker sebagai asistennya yang memiliki peralatan unik untuk mengusir roh jahat.
Saat akan pergi menuju ke lokasi pengusiran roh, Elise kembali bercerita kepada Specs dan Tucker tentang masa lalunya di rumah tersebut. Hal ini dirasa tidak diperlukan karena bagian ini sudah diceritakan di awal film, menghadirkan kesan 'tak peduli pada durasi'.
Kehadiran Specs dan Tucker pada film ini pun mampu mengocok perut penonton dengan tingkah konyol mereka. Padahal, ‘Insidious: The Last Key’ adalah film yang mencekam.
Setelah merasa tegang dengan kemunculan para iblis dan teror, tingkah dua partner Elise itu seperti mencairkan suasana. Di beberapa film ‘Insidous’ sebelumnya, bagian mereka tidak sebanyak di film yang disutradari oleh Adam Robitel itu.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di rumah tersebut, Elise kembali mengalami flashback ketika masuk ke kamarnya saat masih tinggal di sana. Tingkat ketegangan sudah cukup tinggi dari sini, apalagi saat Elise mulai berbicara sendiri ke arah lemari pakaian.
Iblis yang bermunculan di film ini tak tanggung-tanggung akan membuat orang yang melihatnya merasa ngeri. Selain memang terlihat menyeramkan, kehadiran mereka juga didukung dengan efek suara yang mengejutkan secara tiba-tiba. Ditambah lagi, kehadiran iblis baru dengan jari-jari berupa kunci.
Ketegangan dan tawa akan terus bermunculan secara seimbang selama film berlangsung. Akan ada banyak fakta yang terungkap tentang kehidupan seorang Elise. Ceritanya pun mudah dimengerti dan mampu menjawab rasa penasaran penonton ketika menyaksikan film ini.
Saat berada di alam yang disebut The Further-- ketika akan mengusir roh jahat yang selama ini telah memberi teror di dunia nyata-- rasanya terlalu mudah untuk mengalahkan sebuah roh jahat. Tapi, perlu diingat bahwa ‘Insidious: The Last Key’ sudah dikenal sebagai film horor yang menghadirkan berbagai bentuk iblis. Jadi, ketegangan dan momen terkejutnya seseorang adalah alasan kenapa orang-orang menikmati keempat film ‘Insidious’. Ya, itu yang mereka cari sebagai bentuk dari uji nyali dan adrenalin.
ADVERTISEMENT
Buat kamu yang ingin menonton ‘Insidious: The Last Key’, kumparan (kumparan.com) menyarankan agar kamu menonton tiga film sebelumnya terlebih dahulu. Tapi, jika kamu hanya ingin berteriak-teriak di dalam bioskop dan menontonnya untuk bersenang-senang, tentu tidak masalah. Asal, jangan sampai terbawa mimpi, ya.