Konflik Mencekam di Trailer Film 'Night Bus'

8 Februari 2017 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Film Night Bus (Foto: Dok: Youtube Night Bus Film)
Perjalanan biasa menggunakan bus malam berubah menjadi sebuah pengalaman yang penuh teror dan mencekam. Trailer film terbaru 'Night Bus' telah dirilis.
ADVERTISEMENT
Setelah sebelumnya mengeluarkan teaser, film ini telah merilis trailer resminya yang menggambarkan perjalanan panjang selama 12 jam dengan menggunakan bus malam menuju Sampar, sebuah daerah yang kaya akan sumber daya alam namun hancur berantakan dilanda konflik berkepanjangan.
Film yang diproduseri oleh Darius Sinathrya dan Teuku Rifnu Wikana ini mengisahkan tentang sekelompok warga sipil yang naik bus malam menuju Sampar. Sebuah daerah konflik yang kaya akan sumber daya alam. Daerah ini dijaga oleh tentara negara yang berjuang melawan milisi pemberontak, yang menginginkan kebebasan pada daerah mereka.
Awalnya semua para penumpang berpikir perjalanan akan berlangsung seperti biasa. Tak ada satupun yang menyadari bahwa ada penumpang gelap yang memegang sebuah pesan rahasia. Dia sedang dicari pihak yang bertikai. Perintahnya jelas: tangkap hidup atau mati!
ADVERTISEMENT
Perjalanan di bus itu pun berubah menjadi teror mencekam. Situasi menjadi tegang saat penumpang bus harus bertahan sepanjang malam menghindari desingan peluru. Tak ada yang pernah tahu siapa yang akan mati atau siapa yang bertahan hidup. Mereka hanya ingin pulang. Mereka hanya ingin selamat.
Film ini sempat disebut-sebut sebagai film yang diadaptasi dari kisah nyata aktor sekaligus produser, Teuku Rifnu. Benarkah?
"Terinspirasi mungkin. Tapi kita nggak mau mengkaitkan itu secara langsung karena akan sensitif. Makanya kita pilih nama daerahnya juga fiksi. Kita juga nggak menyinggung salah satu pihak yang ada di kehidupan nyata. Karena pada akhrinya orang yang nantinya nonton, mereka akan teringat pada daerah yang penuh rawan konflik ya begini. Kita penginnya universal dan kasih tahu kalau yang tersisa dari konflik itu cuma kehancuran dan kehilangan," ungkap Darius kepada kumparan, Rabu (8/2).
ADVERTISEMENT
Film yang memulai produksi sejak 13 September 2015 ini sempat mengalami penundaan tayang. Menurut Darius itu dikarenakan beberapa hal yang harus dibuat secara matang selama proses produksi.
"Kita itu ada sekitar 500 shoot yang berkaitan dengan visual effect dan CGI, bahkan kita ada yang full generated animation yang dibangun. Karena memang dengan dana untuk syuting yang terbatas, nggak memungkinkan kita buat syuting secara real gitu. Misalnya, kota yang hancur, kan nggak mungkin dilakukan di Indonesia. Kalaupun nge-set pasti mahal banget. Nah, butuh waktu yang panjang untuk menyelesaikan semuanya," ujarnya.
"Tadinya kita mau rilis akhir tahun tapi ternyata dapat kesempatan tayang baru di 2017. Tapi kita senang sih jalanin prosesnya, meskipun harus mengeluarkan banyak energi, waktu, tenaga, dan pikiran. Hampir 2 tahun jalani project ini," lanjut Darius.
ADVERTISEMENT
Film yang mengambil lokasi di Jakarta dan Jawa Barat ini juga menggandeng sejumlah pemain seperti Edward Akbar, Hana Prinantina, Rahael Ketzia, Toro Margens, Alex Abbad, Donny Alamsyah serta Lukman Sardi.