Konser An EMOrchestra: Ketika Musik dan Emosi Berdistorsi

27 April 2025 13:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konser An EMOrchestra: Welcome to The Black Symphony digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2025). Foto: Vincentius Mario/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konser An EMOrchestra: Welcome to The Black Symphony digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2025). Foto: Vincentius Mario/kumparan
ADVERTISEMENT
Para penonton konser An EMOrchestra: Welcome to The Black Symphony datang dengan sangat antusias. Mereka memadati Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4), bahkan sejak pukul 17.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Mereka datang mengenakan berbagai atribut dan busana band favorit, yang didominasi dengan warna hitam. Konser digelar pukul 19.30 WIB, sebuah pertemuan tak terduga antara musik dan emosi pun dimulai.
Avip Priatna tampil sebagai konduktor yang punya misi besar menaklukkan lagu-lagu EMO yang belum pernah dibawakan oleh satu pun grup orkestra di Indonesia.
An EMOrchestra: Welcome to The Black Symphony dibuka dengan gegap gempita lewat sentuhan lagu-lagu populer Linkin Park dalam format medley.
Konser An EMOrchestra: Welcome to The Black Symphony digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2025). Foto: Vincentius Mario/kumparan
Antusias penonton pun terbayarkan. Lagu Linkin Park yang dikenal berdistorsi keras, dibalut dengan sangat cathcy dalam alunan indah simfoni orkestra. Lagu-lagu Linkin Park seperti In The End, Heavy In The Crown, Numb, Faint, hingga Crawling, mengalir dalam getar yang dinamis.
ADVERTISEMENT
Renardi Effendi sebagai arranger tak main-main dalam mengatur naik turun dan keluar masuknya nada. 10 menit tak terasa, lagu-lagu itu berhasil mengundang tepuk tangan meriah dari penonton.
Jakarta Concert Orchestra (JCO) berlanjut ke nomor lagu legendaris EMO lainnya, yaitu You're Not Alone dari Saosin, disusul dengan I Write Sins Not Tragedies dari Panic! At The Disco. Tentunya dua lagu itu menciptakan sensasi berbeda, betapa pertemuan antara musik rock dan simfoni khas opera terasa sangat berkelas dan elegan.
Konser An EMOrchestra: Welcome to The Black Symphony digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2025). Foto: Vincentius Mario/kumparan
Beberapa lagu penyanyi wanita di zaman keemasan EMO juga dibawakan, yaitu A Thousand Year karya Christina Perri, serta Girlfriend dan When You're Gone dari Avril Lavigne.
"Ini adalah tema musik yang agaknya luput. Ada beberapa band datang ke Jakarta, kayak Linkin Park. Musik EMO kini bangkit kembali. Kayaknya juga belum ada grup musik orkestra di Indonesia yang mengangkat musik ini," kata Avip kepada kumparan seusai konser.
ADVERTISEMENT

Pesona Evanescene dalam Balutan Orkestra

Salah satu band yang tidak boleh luput dalam genre keemasan EMO adalah Evanescene. Di konser An EMOrchestra: Welcome to The Black Symphony, lagu Amy Lee dan kawan-kawan itu hadir seperti seorang wanita yang tampil dengan gaun pernikahan. Indah dan mempesona.
Salah satu yang patut disorot adalah penyanyi Stefani Yang. My Immortal dan Bring Me To Life sukses ditaklukkannya dengan cara yang terlihat mudah.
Konser An EMOrchestra: Welcome to The Black Symphony digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2025). Foto: Vincentius Mario/kumparan
Saya rasa, apabila Emy Lee ikut menonton konser ini, dia akan memeluk Stefani Yang dengan erat di backstage dan keduanya bakal sepakat merilis duet.
Tak hanya di nomor lagu Evanescene, Stefani Yang bahkan bisa saya sebut berubah wujud menjadi Emily Armstrong saat membunyikan lagu What I've Done - Linkin Park.
ADVERTISEMENT
Suaranya begitu otentik dan mudah beradaptasi dengan warna lagu. Penonton tetap bisa membayangkan lagu asli, agar tak jauh dari makna dan emosi yang sebenarnya.

Ajak Penonton Nyanyi Bareng Lagu Fall For You dan The Reason

Konser An EMOrchestra: Welcome to The Black Symphony semakin interaktif berkat Farman Purnama, Stefani Yang, dan Ery Kumendong. Mereka mengajak penonton bernyanyi bersama lewat lagu Fall For You milik Secondhand Serenade dan The Reason milik Hoobastank.
Bahkan lirik lagu ditampilkan di layar besar agar penonton bisa bernyanyi bersama. Suasana pun semakin meriah. Penonton terlihat sangat antusias, melagukan lirik lagu emosional diiringi dengan orkestra berkelas dari JCO.
Konser An EMOrchestra: Welcome to The Black Symphony digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2025). Foto: Vincentius Mario/kumparan
Pengalaman yang hampir tak pernah dirasakan di konser mana pun. Musik dan emosi berdistorsi, melahirkan nostalgia tentang luka, kehilangan, dan badai yang datang di masa-masa tersebut. Di mana lagu-lagu EMO mungkin pernah menemani para penonton saat pertama kali jatuh cinta dan patah hati.
ADVERTISEMENT
Konser ini semakin melengkapi nostalgia penonton dengan sajian lagu-lagu zaman "warnet" seperti Wake Me Up When September Ends - Green Day, Jet Lag - Simple Plan, Mr.Brightside - The Killers, hingga Dear God - Avenged Sevenfold.

Sajian My Chemical Romance

ADVERTISEMENT
Sebagai encore, karya My Chemical Romance pun muncul. Welcome To The Black Parade dan Helena hadir seperti klimaks antara distorsi musik dan emosi yang disajikan JCO selama 1,5 jam.
Tanpa ditemani orkestra, Welcome To The Black Parade memang sudah punya orkestrasi. Namun di konser ini, lagu tersebut semakin terlihat megah.
"Setelah kami dengar dua lagu itu, kami pikir bisa ditaruh sebagai 'gong' di konser. Lagu-lagu itu dibikin dengan penuh drama. Ada kepahitan, kesenangan, emosinya. Secara emosi, kita bisa taruh itu di puncaknya," ujar Avip Priatna.
Konser An EMOrchestra: Welcome to The Black Symphony digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2025). Foto: Vincentius Mario/kumparan
Avip merasa bahwa para personel JCO dimudahkan dengan lagu yang versi aslinya sudah bagus, seperti Helena.
ADVERTISEMENT
"Saat kita bikin karya yang kami pilih sendiri, kami percaya enggak sesusah itu banget. Apalagi memang sudah bagus kan, kita tinggal seasoning aja," jelas Avip.
Dua lagu encore itu juga terdengar sangat menghibur berkat grup paduan suara berbakat, Batavia Madrigal Singer. Suara mereka membuat elemen orkestra semakin hidup dan meriah.
"Bukan sok, tapi memang seperti itu. Jadi memang mereka senang kalau ada tantangan. Kalau lagu-lagu ini, buat mereka, seperti makanan sehari-hari," ungkap Avip.
Bagi saya, lagu Welcome To The Black Parade di konser An EMOrchestra seperti sebuah istana yang lama mati, dan kini dihidupkan lagi lampunya.
Di kolom komentar, banyak penonton ketagihan dan juga penasaran merasakan pengalaman distorsi antara emosi dan musik. Avip pun punya jawaban yang diplomatis.
ADVERTISEMENT
"Tergantung sponsor. Kami cek ombak dulu. Bagaimana tema ini, kira-kira antusias enggak. Jadi mungkin kalau ada kesempatan, waktu, dan juga ada sponsor, dengan senang hati kami bikin lagi," tutup Avip.