Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kritik Juri KDI Terhadap Remaja 16 Tahun yang Tuai Kontroversi
19 Juli 2018 19:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Acara Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 2018 yang ditayangkan di MNC TV menuai polemik. Hal itu lantaran sebuah episode yang menampilkan seorang peserta audisi yang masih remaja 16 tahun mendapat perlakuan tak mengenakkan dari dewan juri. Tiga orang juri yang terdiri dari Iis Dahlia , Trie Utami, dan Benigno meminta anak tersebut keluar dari ruang audisi karena tak berdandan.
ADVERTISEMENT
Terang saja, video tersebut ramai dibicarakan warganet di media sosial. Tak sedikit yang menyebut tindakan para juri itu keterlaluan karena dianggap melecehkan. Banyak pula yang menyoroti bahwa KDI merupakan audisi tarik suara, bukan audisi bagi para model.
Anak yang diminta keluar dari ruang audisi itu bernama Waode Sofia. Dia merupakan seorang anak yang berasal dari Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Dia datang ke Jakarta demi mengejar mimpi menjadi bintang dangdut KDI 2018.
Namun apa mau dikata, baru melangkahkan kaki di depan para juri dan mengenalkan diri, dewan juri justru sibuk menghujani Waode dengan berbagai pertanyaan mengenai penampilannya pada saat itu.
Tentu saja, suasana audisi yang ditayangkan di MNC pada Senin (18/7) itu berubah menjadi sangat tak mengenakkan. Audisi yang biasanya diawali dengan canda tawa berubah menjadi begitu menegangkan. Ya, Waode hanya tertunduk lemas menerima celotehan dewan juri yang menyalahkannya karena tak berdandan.
ADVERTISEMENT
"Kamu tadi ketemu sama teman-teman kamu enggak di luar?" ujar Iis Dahlia memulai percakapan.
"Ketemu," jawab Waode lemas
"Mereka kayak apa mau audisi? Pakai bedak enggak? pakai lipstik enggak? pakai baju yang benar enggak?" tambah penyanyi dangdut berusia 46 tahun tersebut.
"Terus kenapa Waode enggak berusaha untuk seperti mereka?" timpal Benigno.
"Bajunya ketinggalan di kampung," jawab Waode pasrah.
"Serius mau ikut KDI? Cari baju lain. Enggak tahu bagaimana mungkin temanmu bawa," ujar Trie Utami
"Sofie, sofie. Nanti aja audisinya. Kamu make Up-an dulu, rapih dulu," tambah Benigno.
"Yang suaranya jelong (jelek) aja, uh manja dandanan," tegas Iih Dahlia.
Memang, saat itu Waode hanya memakai jaket denim untuk penampilannya. Soal berdandan, Waode jelas tak melakukannya. Penampilannya serba natural. Rambutnya pun dibiarkan diikat ke belakang.
ADVERTISEMENT
Lantas, apakah Waode benar-benar dikeluarkan dari audisi tersebut? Jawabannya tidak.
Di media sosial, video yang beredar hanyah satu penggalan dari audisi lengkap yang berdurasi sekitar 6 menit. Tentu sangat tidak utuh.
Jika menyaksikan tayangan episode itu secara tuntas, para penonton akan menyaksikan bahwa Waode sesungguhnya tidak benar-benar dikeluarkan. Sebab, usai Waode diceramahi oleh dewan juri, Evi Masamba datang dan membantu mencarikan kostum yang pas untuk Waode.
Penyanyi dangdut berusia 27 tahun itu dengan telaten mendandani Waode agar sesuai dengan ekspektasi dewan juri. Sebuah gaun berwarna hitam pun dikenakan Waode, lengkap dengan berbagai aksesorisnya.
Jika sebelumnya bibir Waode tak tersentuh lipstik, kini bibirnya berwarna merah merekah. Wajahnya yang kecoklatan itu pun ditambal dengan bedak, tampak putih. Dewan juri puas dengan perubahan besar tersebut. Waode pun dipersilakan menyanyikan lagu Mata Hati yang dipopulerkan Iis.
ADVERTISEMENT
Momen itu sekadar gimmick? Bisa jadi. Yang jelas hingga saat ini kumparan belum dapat megkonfirmasi persoalan ini ke jajaran manajemen MNC TV.
Meski begitu, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait tetap mempersoalkan tayangan tersebut. Dia tak habis pikir dengan apa yang dilakukan dewan juri. Terlebih, kata dia, Waode hanyalah seorang anak kecil yang belum pantas untuk dipaksa berdandan seperti itu.
"Dalam perspekti perlindungan anak, itu adalah merendahkan martabat. Karena dipaksakan seolah-olah harus berpenampilan sesuai dengan kebutuhan dari audiens atau pemirsa dan juri itu sendiri," kata Arist, Kamis (19/7).
Arist menjelaskan, pertumbuhan seorang anak itu idealnya harus alami. Soal menggunakan make up atau tidak itu merupakan pilihan si anak. Tak boleh ada seorang pun yang memaksakan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Itu akan berdampak pada beban psikologis pada anak," imbuhnya.
Selain itu, Arist juga menyoroti soal esensi dari kontes dangdut tersebut. Sebab, kata dia, pada dasarnya KDI merupakan kompetisi tarik suara. Oleh sebab itu hal-hal yang berada di luar dari dunia tarik suara tak sepatutnya diumbar begitu saja di layar kaca.
"Yang harus diuji juri kan seharusnya suara. Penampilan itu hanya melengkapi saja. Penilaiannya ada pada juri dan tidak boleh disampaikan kepada publik," tandasnya.
Ramai-ramai soal polemik penjurian itu rupanya sampai di telinga Iis Dahlia. Melalui unggahan di akun Instagram-nya, Iis mengklarifikasi apa yang sebetulnya terjadi pada saat auidi itu berlangung.
Menurut Iis, apa yang dilakukan oleh dewan juri, termasuk dirinya kepada Waode masih dalam tahap yang wajar. Dia menyebut bahwa hal itu dilakukan demi mendidik Waode menjadi pribadi yang kuat.
ADVERTISEMENT
"Calon Bintang KDI yang kuat mentalnya ya. Kalian akan menghadapi hujatan netizen yang lebih jahanam dibandingin juri yang punya niat membuat kalian bisa menjadi penyanyi yang hebat. Harus siap mental kayak Mama nih, santai macam lagi di pantai," tulis Iis, Rabu (18/7).
Klarifikasi itu dia unggah bersama tiga buah foto dirinya bersama sang suami, Satrio Dewandono, serta bersama dua orang anaknya. Menariknya, meski Iis sudah menjelaskan bahwa hal itu dilakukan demi kebaikan Laode, tetap saja unggahan itu dibanjiri komentar yang tak sepakat dengan Iis.
Mereka masih tak bisa menerima atas perlakuan tak mengenakan yang menimpa anak dari belahan Indonesia timur tersebut. Ya, hingga Kamis (19/7) pukul 18:13 WIB, warganet masih setia sahut-menyahut di kolom komentar unggahan Iis tersebut.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurut Anda? Silakan menyampaikan pendapat di kolom komentar.