Lagunya Viral, The Lantis "Disidang" dalam Program Pengadilan Musik

30 April 2025 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
The Lantis rilis lagu Ambang Rindu. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
The Lantis rilis lagu Ambang Rindu. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Program DCDC Pengadilan Musik Edisi Ke-63 menghadirkan band The Lantis untuk memberikan keterangan atas sejumlah karya lagu mereka yang viral di media sosial dan juga berbagai platform musik.
ADVERTISEMENT
Band yang baru saja merilis single terbarunya yang berjudul Ambang Rindu itu pun mendapat sambutan yang meriah dari para penggemarnya, Lantis Family.
The Lantis 'disidang' di DCDC Pengadilan Musik oleh kedua jaksa penuntut umum, yaitu Pidi Baiq dan Budi Dalton. The Lantis didampingi dua pengacara kompeten di bidang musik, yakni Yoga PHB dan Rully Cikapundung.
The Lantis di program acara Pengadilan Musik. Foto: Istimewa
Agus Danny Hartono selaku Perwakilan DCDC mengatakan band beranggotakan Giri Virandi (vokal dan bass), Ravi Rinaldy (gitar dan vokal), dan Rifki Dzaky Fauzan (gitar) itu memiliki karakter kuat dalam industri musik melalui warna retro pop khas.
The Lantis juga dinilai punya sederet materi lagu yang memiliki makna mendalam dan relate dengan pendengar.
“Edisi 63 ini kami ‘mengadili’ The Lantis karena mereka adalah musisi muda yang kreatif dan punya warnanya tersendiri. Di tengah arus pop alternative maupun banyaknya solois yang mendominasi, band asal Jakarta ini punya tempat tersendiri di hati penikmat musik Tanah Air,” ujar Danny dalam keterangan resminya.
ADVERTISEMENT
Pengadilan Musik dipimpin oleh hakim ketua Man Jasad. Sedangkan jalannya proses persidangan tetap menjadi kendali Eddi Brokoli selaku panitera.
The Lantis Band. Foto: Dok. Istimewa
The Lantis juga disaksikan langsung oleh ratusan Coklat Friends yang turut hadir secara langsung di Yess Coffee & Eatery, Bandung Jawa Barat pada 27 April lalu.
Sebelumnya, The Lantis meroket usai tembang berjudul Lampu Merah viral di TikTok pada tahun 2023 dan kerap menjadi backsound video yang diunggah netizen.
Lagu ini ternyata ditulis dari pengalaman pribadi Giri Virandi yang yang merasa insecure dan stuck, karena tugas skripsi tak kunjung usai.
“The Lantis awalnya terbentuk karena gue sama Ravi sepupuan, sama-sama suka musik dan bikin lagu. Lampu Merah jadi lagu pertama kita tapi baru upload di Soundcloud awalnya. Nah di tahun 2023 kita coba promoin di TikTok ngikutin tren saat itu, dan ternyata viral,” ujar Giri dalam keterangan yang sama.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma Lampu Merah, lagu dalam debut album bertajuk Pilot (2021), The Lantis juga sukses mencuri hati pendengar lewat hit Bunga Maaf (2024) yang sampai saat ini sudah diputar sebanyak lebih dari 120 juta kali di Spotify.
The Lantis di program acara Pengadilan Musik. Foto: Istimewa
Di tahun 2024, mereka juga menelurkan album kedua Pancarona yang menjadi wadah mereka untuk eksplorasi beragam warna musik. Terbaru, mereka merilis single berjudul Ambang Rindu.
Giri melanjutkan, Ambang Rindu menceritakan tentang seseorang yang memiliki satu sosok yang tidak bisa dilupakan dalam hidup. Kembali berdasarkan pengalaman pribadi. Kisah itu menceritakan dirinya dengan mantan kekasih semasa remaja yang kini menjadi tunangannya.
Di akhir acara Pengadilan Musik, The Lantis juga menyajikan secara live performance single Ambang Rindu dan Bunga Maaf yang sukses membius Coklat Friends yang hadir.
ADVERTISEMENT
“Dari awal dibentuk hingga kini lagunya sering diputar di mana-mana. Banyak rintangan yang dilalui namun hal itu tidak membuat The Lantis goyah, bahkan mereka terus melanjutkan karier bermusiknya hingga saat ini. Dengan viralnya lagu-lagu yang mereka ciptakan sudah cukup membuktikan The Lantis merupakan pria jenius yang dapat menciptakan musik mudah didengar. Dan lagu Ambang Rindu kami akui sangat patut untuk didengarkan,” ujar Eddi Brokoli membaca konklusi sidang.
DCDC Pengadilan Musik adalah program yang digelar dalam rangka mengkaji karya-karya para pelaku musik yang berkembang di industri musik Indonesia. DCDC Pengadilan Musik juga menjadi wadah apresiasi karya-karya dari para musisi tanah air, yang dikemas dengan konsep persidangan.