Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Pesinetron Tsania Marwa akhirnya bertemu dengan kedua anaknya, Syarif Muhammad Fajri dan Aisyah Shabira. Pertemuan itu terjadi dalam proses eksekusi yang digelar pada Kamis (29/4) di rumah mantan suami Marwa, Atalarik Syach. Buah hati Marwa selama ini tinggal bersama Atalarik.
ADVERTISEMENT
Eksekusi dilakukan berdasarkan putusan dari Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat. Putusan itu menyatakan bahwa hak asuh anak jatuh ke tangan Marwa. Momen pertemuan Marwa dengan anak-anaknya diwarnai dengan lika-liku.
Kedua anak Marwa berada di dalam kamar yang terkunci. Saat itu, perempuan 30 tahun ini berusaha untuk merayu buah hatinya supaya mau keluar dari kamar. Namun rayuan Marwa tidak berhasil. Dia malah dibuat kaget dengan pernyataan dari anaknya.
“Anak saya enggak mau keluar, katanya, ‘Umi mau ngapain? Umi mau nyulik aku, ya?’ Kata Shabira,” kata Marwa di kawasan Jakarta Barat, Kamis (29/4).
Tsania Marwa merasa bingung bagaimana anak-anaknya yang masih kecil bisa berpikir bahwa mereka akan diculik. Menurutnya, tidak logis apabila pemikiran tersebut datang dari buah hatinya sendiri. Namun, Marwa mengaku tidak mau berburuk sangka atau menuduh tanpa bukti.
ADVERTISEMENT
Setelah mendengar perkataan anaknya, Marwa kembali berusaha untuk merayu buah hatinya. Ia mengatakan tujuan kedatangannya untuk main bersama dengan mereka. Namun, usahanya tersebut kembali tidak membuahkan hasil.
“’Enggak, umi jangan bohong, aku enggak mau keluar, karena umi mau bawa aku, kan? Umi mau culik aku, kan?’” ucap Marwa meniru perkataan sang anak.
Marwa bingung mau berbuat apalagi. Terlebih, ia sudah setahun lebih tidak bertemu dengan anak-anaknya. Dia merasa selama ini tidak pernah berbuat kesalahan terhadap buah hatinya. Marwa terluka ketika melihat reaksi anaknya saat bertemu dengannya.
“Saya sampai di depan pintu, itu, kan, posisinya terkunci. Saya ngetok terus, ‘Syarif, Bhira, ini umi, umi kangen, mau ketemu,’” tutur Marwa. Namun, anak-anaknya memberikan respons negatif terhadapnya. “Mereka responsnya, ‘Enggak, ah, enggak mau.’ Itu sudah momen saya sudah lemas, ya, saya lemas banget.’
ADVERTISEMENT
Saat itu, Marwa hanya bisa pasrah. Dia berdoa kepada Tuhan supaya anaknya bersedia untuk menemuinya. “Saya duduk depan pintu, saya cuma ngetokin doang, sampai saya zikir. Saya berharap ada keajaiban Allah,” ujarnya.
Keajaiban itu datang. Marwa mendapat kabar anak-anaknya mulai mengintip ke luar dari balik jendela. Ia kemudian mencoba berkomunikasi dengan buah hatinya tersebut. Marwa merasa hati anak-anaknya mulai luluh. Saat itu, kata dia, kedua anaknya memperlihatkan hasil mewarnai.
Ke anak-anaknya, Marwa mengatakan bahwa dirinya ingin ikut mewarnai bersama mereka. Mendengar permintaan itu, salah seorang buah hatinya, ujar Marwa, memintanya berjanji untuk tidak membawanya pergi dari rumah. Dia menuruti apa kata sang anak. “Iya, nak, umi cuma mau ketemu, kok, kangen mau peluk,” kata Marwa.
ADVERTISEMENT
Anaknya membuka pintu kamar. Perasaan Marwa campur aduk saat itu. Di satu sisi, ia merasa harus bersikap tenang. Di sisi lain, Marwa sebetulnya ingin meluapkan perasaannya setelah setahun lebih tidak bertemu buah hatinya. Dalam momen pertemuan itu, Marwa memeluk Syarif dan Shabira. “Seketika itu anak saya luluh,” ucapnya.
Marwa sempat menyuapi Shabira saat menyantap makanan. Syarif, kata dia, juga sudah mulai dekat dengannya. Itu berlangsung sekitar 10-15 menit. Namun, kondisi itu berubah setelah pengacara Atalarik, Junaedi, menerima telepon. Marwa menyatakan Junaedi bicara dengan nada kencang dan keras. Hal itu membuat buah hati Marwa langsung berdiri dan masuk ke kamar lagi karena ketakutan.
Padahal, Marwa sudah susah payah merayu anak-anaknya untuk bisa keluar dari kamar. Saat bertemu, Shabira sempat mengungkapkan rasa rindunya terhadap sang ibu. Sementara, Syarif mengatakan bahwa dirinya menyayangi ibunya. Namun, pada akhirnya, Marwa gagal membawa pulang anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
“Anak saya masuk kamar dan enggak mau buka pintu. Sampai akhirnya, mereka mau buka pintu karena saya bilang, saya mau peluk doang sebelum saya pulang,” kata Tsania Marwa.