Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
LPSK Nilai Finalis MUID Korban Pelecehan Seksual Alami Stres Berat
29 Agustus 2023 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami finalis Miss Universe Indonesia telah naik ke tahap penyidikan. Polda Metro Jaya pun sudah memanggil beberapa korban untuk kembali diperiksa.
ADVERTISEMENT
Para korban yang ditemani oleh Mellisa Anggraini sebagai pengacara menyambangi Polda Metro Jaya pada Selasa (29/8). Menurut Mellisa ada beberapa korban yang hari ini diperiksa oleh polisi.
"Ada 3 atau 4 korban hari ini, ada inisial L, R, R, P. Nanti kita sampaikan pihak mana yang sudah memberikan keterangan," ungkap Mellisa saat ditemui di Polda Metro Jaya, Selasa (29/8).
"Tapi, dalam dua hari ini seluruh korban yang menyampaikan keterangan saat proses penyelidikan hari ini dan besok akan memberikan keterangan," sambungnya.
Para Finalis yang Jadi Korban Pelecehan Seksual Mendapat Pendampingan Psikologis dari LPSK
Di momen ini, Mellisa juga jelaskan bahwa para korban telah mendapat pendampingan psikologis dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK ). Mellisa bahkan mengungkap LPSK telah menyampaikan hasil terkait pemeriksaan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pendampingan psikologis sudah dilakukan oleh LPSK dan sudah ada hasilnya, bahkan di salah satu klien kami ada yang stres, turun berat badan drastis, juga mengalami sulit makan dan lain sebagainya. Itu dampak, ya, dan itu akan diserahkan oleh LPSK sebagai bukti," tuturnya.
Di sisi lain, Mellisa juga tahu bahwa banyak korban yang masih trauma hingga sekarang. Mereka pun merasa, pihak Miss Universe Indonesia sama sekali tidak berempati atas kasus ini.
"Sampai saat ini yang kita lihat di media Instagram resmi Miss Universe Indonesia, termasuk Poppy Capella dan orang-orang di sekitaran, mereka hanya memposting yang terkait dengan mereka-mereka yang bukan korban, tetapi kepada korban sendiri kita lihat sampai hari ini tidak ada klarifikasi, tidak ada permohonan maaf, investigasi atau apa pun," kata Mellisa.
ADVERTISEMENT
Hal itu yang membuat para korban menjadi stres. Bahkan, acap kali korban menghubungi Mellisa, karena sedang merasa sedih atas kasus ini.
"Saya juga beberapa kali malam-malam di telepon oleh klien, mereka sempat nangis, sedih, karena merasa kok begitu amat ya padahal mereka ikuti proses karantina itu karena percaya kepada penyelenggara. Tetapi ketika peristiwa ini terjadi, tidak ada sama sekali bentuk empati," ujar Mellisa.