Lukman Sardi Ungkap Puisi Favorit Karya Chairil Anwar: Derai-derai Cemara

30 April 2023 12:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukman Sardi saat ditemui di Sarinah Thamrin. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lukman Sardi saat ditemui di Sarinah Thamrin. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Aktor Lukman Sardi mengaku tak begitu familiar dengan karya seni berbentuk puisi. Meski membaca setiap puisi karya penyair tanah air, namun Lukman menyebut tak semua puisi itu ia ingat apalagi hafal.
ADVERTISEMENT
Khusus untuk puisi karya Chairil Anwar, Derai-derai Cemara diakui pria 51 tahun itu sebagai karya yang sangat digemarinya. Karya puisi itu juga yang ia bacakan dalam serial antologi seni video berjudul, Aku Chairil! karya Miles Films.
"Jujur juga sampai kemarin saya begitu baca derai-derai cemara wah itu salah satu favorit saya," ujar Lukman dalam konferensi pers perilisan serial antologi seni video 'Aku, Chairil di Artina:Matrajiva di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (28/4).
Berbeda dengan puisi karya Chairil lainnya, menurutnya Derai-derai Cemara mampu menghadirkan rasa yang berbeda dengan puisi pada umumnya.
Puisi tersebut, menurut Lukman, mengangkat soal rasa sakit dan kelemahan seseorang. Tetapi diungkapkan dengan kata dan kalimat yang menurutnya sangat elok dan powerful.
ADVERTISEMENT
Perilisan Serial Antologi Seni Video, 'Aku, Chairil!" di Sarinah, Thamrin. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
"Penggabungan ini yang saya rasakan sampai sekarang. Jadi saya ada merasa terpuruk, ingin menangis tapi di balik itu ada semangat optimisme yang entah bisa dicapai atau enggak. Itu yang saya rasain, saya belum nemuin aja yang kayak gitu. Saya pikir kalau sekarang ini puisi favorit saya," ucap Lukman.
Agar dapat membawakannya dengan suasana emosi yang tepat pada masa Chairil menciptakannya, Lukman mengaku banyak melakukan riset. Riset yang dilakukannya termasuk soal bagaimana kondisi Chairil saat karya itu diciptakan.
"Ini sebenarnya, kalimat ini sungguh bisa diinterpretasikan dengan berbagai makna, cuma itu yang saya implementasikan. Apalagi waktu itu kondisi Chairil sangat tidak baik," kata Lukman.
"Jadi itu masuk di kepala saya. Saya kayak melihat sesuatu, seseorang dengan sesuatu yang selalu dibawa, tapi at some point ini tinggal nunggu kalah aja. Di mana kita gak bisa apa-apa," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Derai-derai Cemara adalah puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar pada tahun 1949, beberapa bulan sebelum ia meninggal dunia. Chairil Anwar sendiri adalah penyair garda depan yang memiliki pengaruh besar bagi dunia seni Indonesia.