Marcell Siahaan Enggan Paksa Anak untuk Ikuti Jejaknya Jadi Mualaf

17 April 2024 16:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marcell siahaan rilis single Akhir Cinta. Foto: VMC Musik Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Marcell siahaan rilis single Akhir Cinta. Foto: VMC Musik Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyanyi Marcell Siahaan telah menjadi mualaf sejak 12 tahun lalu. Kendati demikian, tak semua anak-anak Marcell memeluk agama yang sama sepertinya.
ADVERTISEMENT
Putra sulung Marcell, Keenan, masih memeluk agama Buddha. Marcell menghargai pilihan anaknya itu dan tak ingin memaksa Keenan menjadi mualaf sepertinya.
"Saat ini gue enggak berpikir itu (anak-anak punya agama sama sepertinya). Gue pengin mereka jadi diri mereka sendiri," ucap Marcell Siahaan saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube Daniel Tetangga Kamu milik Daniel Mananta.
Kebersamaan Marcell Siahaan dan Reza Gunawan Foto: Instagram/@marcellsiahaans
Pelantun lagu Semusim itu hanya memberi contoh lewat tindakan yang dilakukannya. Sebab, ia sadar, hanya dengan menasihati lewat kata-kata tak cukup untuk memberi bekal ke anak-anaknya.
"Password untuk hidup di dunia adalah berbuat baik harus dilakukan, dan mereka tahu itu," ujarnya.
Suami Rima Melati Adams itu tak menampik dirinya ingin anak-anak memeluk agama yang sama sepertinya. Namun, ia mengembalikan keputusan tersebut pada anak-anak.
ADVERTISEMENT
"Bohong kalau gue enggak pengin anak-anak menjalani seperti apa yang gue jalani. Adalah pasti. Tapi kembali lagi karena gue sudah menjalani konsep pertengahan dari kecil, buat gue yang penting awareness itu," jelas Marcell.
Meski Keenan beragama Buddha, dua anak Marcell yang lainnya menganut agama Islam. Akan tetapi, jika di kemudian hari mereka memilih jalan sendiri untuk menganut agama lain, Marcell tak akan menentangnya.
"Gue diskusi sama Rima, 'Tapi kalau suatu saat dia menemukan sesuatu di jalan yang lain?' Dia harus jadi manusia yang baik, sudah, simpel. Karena tugas kita hanya menjadi contoh, kita tidak bisa paksa siapa-siapa untuk menjadi begini. Mereka kan titipan, kita jadi jembatan saja," tutupnya.