Marissa Anita Harap Penulis dan Sutradara Perempuan di Indonesia Bisa Bertambah

24 Maret 2022 21:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Perempuan Tanah Jahanam, Marissa Anita. Foto: M. Haikal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Perempuan Tanah Jahanam, Marissa Anita. Foto: M. Haikal/kumparan
ADVERTISEMENT
Marissa Anita menyampaikan harapannya terkait peran perempuan di industri film saat ia menjadi narasumber dalam diskusi bertajuk Women Who Rule The Screen yang digelar Netflix.
ADVERTISEMENT
Marissa Anita berharap jumlah penulis dan sutradara perempuan di Indonesia bisa terus bertambah.
“Jadi sebagai seorang aktris yang juga sedang belajar untuk menulis screenplay, saya berharap bahwa jumlah penulis dan film director perempuan di Indonesia itu semakin bertambah,” kata Marissa Anita.

Cara yang Bisa Dilakukan Supaya Jumlah Penulis dan Sutradara Perempuan Bertambah Versi Marissa Anita

Marissa Anita di Kumparan. Foto: Eny Immanuella Gloria
Agar jumlah penulis dan sutradara perempuan bertambah, Marissa Anita mengatakan, bisa dilakukan salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada mereka.
Pemain film Perempuan Tanah Jahanam itu sendiri mengikuti pelatihan dengan bimbingan sutradara Joko Anwar.
“Ini merupakan workshop yang informal, tapi saya yakin bahwa nanti penulis lainnya juga bisa turut serta. Jadi, saya sangat antusias dan kita perlu terus memberdayakan perempuan di industri perfilman,” tuturnya.
Marissa Anita. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Marissa Anita pernah terlibat dalam film Yuni garapan sutradara Kamila Andini. Kisah dalam film itu ditulis oleh Kamila bersama Prima Rusdi.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi tersebut, perempuan 38 tahun itu menceritakan sekilas mengenai film Yuni.
“Ini tentang kisah dari seorang perempuan yang bernama Yuni yang hidup di masyarakat yang masih menjunjung tinggi patriarki,” ucap Marissa.
Marissa Anita di Playfest 2019, Parkir Selatan GBK, Jakarta, Minggu (25/8). Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan
Menurut Marissa, kisah dalam film Yuni sangat relevan dengan banyak perempuan Indonesia.
“Dalam hal ini memang perempuan dan laki-laki itu memiliki sudut pandang yang berbeda-beda,” ujarnya.
Marissa mengatakan perempuan juga bisa mengembangkan potensi yang mereka miliki, termasuk di industri film.
“Agar perempuan merasa bahwa mereka itu sebetulnya tidak terbatas oleh gender mereka,” kata Marissa.
Reporter: Karina Savitri