Masih Meramu, Efek Rumah Kaca Belum Berani Rilis Album Baru

14 Januari 2020 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Efek Rumah Kaca. Dok: Instagram @sebelahmata_erk
zoom-in-whitePerbesar
Efek Rumah Kaca. Dok: Instagram @sebelahmata_erk
ADVERTISEMENT
Serunya skena musik indie di Indonesia seperti belum akan berakhir. Pada pertengahan tahun 2019, band Efek Rumah Kaca merilis single baru bertajuk 'Tiba-Tiba Batu' yang terasa lebih groovy dan bright ala musik post-punk era '70-an.
ADVERTISEMENT
Cholil Mahmud, vokalis Efek Rumah Kaca, sangat mengerti bahwa lagu 'Tiba-Tiba Batu' terasa begitu berbeda dari karya-karya lama di album self-titled (2007), 'Kamar Gelap' (2008), atau pun 'Sinestesia' (2015). Namun, ia memang sengaja melakukan hal tersebut untuk beberapa alasan.
Penampilan Pesonel Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud. Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan
"Ya, sebenarnya, lagu itu ada karena kita merasa belum pernah saja main yang kayak gitu. Kalau sebelumnya 'kan, secara nuansa lebih gelaplah, ya. Selain itu, ini ajang menghindari kebosanan juga, sih. Mungkin rasanya aneh, karena kita enggak identik dengan jenis musik itu. Penonton juga mungkin masih banyak yang bingung gitu, ya," ungkap Cholil ketika ditemui kumparan di Kios Ojo Keos, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apa kelanjutan dari single 'Tiba-Tiba Batu'? Sejak tahun lalu, Efek Rumah Kaca sudah berniat merilis album mini. Namun, sudah sampai manakah perkembangannya?
Penampilan Efek Rumah Kaca di Faculty Club, Depok Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan
"Mini album mungkin akan rilis bulan ini atau bulan depan. Sebentar lagilah. Karena, proses rekaman sudah selesai semua, tinggal proses produksi saja. Cuma empat lagu saja, termasuk 'Tiba-Tiba Batu'," kata Cholil.
ADVERTISEMENT
Pria berusia 43 tahun itu mengatakan bahwa tidak semua lagu di album mini akan bernuansa seperti 'Tiba-Tiba Batu'. Walaupun ingin terlihat berbeda, Efek Rumah Kaca tetap tidak mau meninggalkan warna dasar yang telah dikenal oleh publik selama ini.
"Nada-nada yang dark tentunya masih nempel-lah, ya, sama kita. Nada-nada minor itu masihlah. Dalam satu album, lagu dengan nada-nada mayor memang enggak banyak juga. Jadi, ya, keidentikan kita tetap suram, tapi 'kan dengan adanya nada baru, kita bisa lebih banyak kombinasi aransemen," ujarnya.
Penampilan Efek Rumah Kaca di Faculty Club, Depok Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan
Setelah merilis album mini, Efek Rumah Kaca tidak akan langsung merilis album penuh. Cholil dan kawan-kawan masih ingin meramu berbagai materi serta melihat respons orang-orang terhadap album mini yang sudah siap diluncurkan.
ADVERTISEMENT
"Kami mau lihat dulu dampaknya setelah mini album rilis. Apakah itu mendorong kita untuk ke arah yang itu, atau justru menarik kita ke tempat lain? Gitu. Kita bisa merencanakan seperti apa full length album yang diinginkan, tapi saat mini album rilis, pasti dia akan kasih dampak lagi ke kami, 'Waduh, ternyata enakan begini kali, ya, cocokan begini' gitu," ucap Cholil 'Efek Rumah Kaca'.
"Ya, kita kan enggak hidup di ruang hampa, ya. Walaupun kita mengatakan bahwa kita steril, independen, tapi kita tuh banyak dapat pengaruh dari di mana tempat kita hidup, inter-dependen," imbuhnya.