Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
'Mau Jadi Apa?' Dibuat untuk Anak Zaman Now yang Masih Galau
30 November 2017 12:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Hari ini, Kamis (30/11), film yang menceritakan tentang pencarian jati diri Soleh Solihun saat ia masih duduk di bangku kuliah, 'Mau Jadi Apa?', tayang serentak di bioskop Indonesia. Sebelum filmnya tayang, para pemainnya mengunjungi kantor kumparan (kumparan.com), mereka adalah Anggika Bolsterli, Aci Resti, Jeff Smith, Yusril Fahriza, dan Soleh sendiri.
ADVERTISEMENT
Di kantor kumparan (kumparan.com), para pemain film yang disutradarai oleh Soleh dan Monty Tiwa ini mengungkapkan alasan mereka kenapa film 'Mau Jadi Apa?' layak untuk dinikmati. Jeff adalah orang pertama yang menuturkan alasannya.
"Especially untuk anak-anak remaja, anak kuliahan, SMA, SMP, yang masih bingung kayak, 'Gue kerjanya apa, ya? Gue mau jadi apa, ya? Gua harus ngapain, ya?', lo harus nonton ini. Kita berbagi pegalaman juga, kayak zaman dulu tuh banyak orang yang susah nyari jalannya bagaimana. Mungkin setelah nonton ini, mereka bisa nemuin, 'Oh, gini toh caranya untuk menemukan passion gue'," ucapnya dengan mantap.
Menurut Anggika, 'Mau Jadi Apa?' tidak hanya menyajikan cerita yang inspiratif, tapi juga edukatif.
"Karena ini setting-nya di tahun 90-an dan anak muda zaman sekarang bisa tahu gimana sih, caranya hang out tanpa handphone. Bagaimana sih, caranya cari tahu sesuatu tanpa handphone. Ada pager, lah, wartel, pokoknya terus gaya-gayanya serba 90-an. Penonton itu bakal dikasih lihat dunia era 90-an seperti apa," jelasnya.

Aci punya pandangan lain. Aci yang saat ini usianya masih 20 tahun mengatakan bahwa film 'Mau Jadi Apa?' memberikan pengetahuan tentang keadaan di era 90-an.
ADVERTISEMENT
"Yang masih seusia Aci biar pada tahu, 'Oh, begini ya tahun 90-an?'. Aci 'kan baru lahir tahun 1997," ujarnya. "Oh, tahun 1997 tuh begini ya, anak-anak mahasiswanya, kehidupannya. Kehidupan Kang Soleh juga, ternyata kayak gini, ya. Sama harus ngelihat Aci di film ini karena kayaknya, cuma Aci doang yang pake celana cutbray kelelep gitu."
Sedangkan untuk Yusril, ia melihat film ini bercerita tentang mencari kepribadian dan jati diri.
"Sebenarnya 'kan, banyak dari kita yang masuk kuliah itu kepengin kuliah di negeri. Terus pilihannya juga tiga, dan kadang kita terjebak di pilihan ke-3 di mana sebenernya kita enggak terlalu milih hal itu tapi kita terjebak di situ dan sudah (terlanjur) bilang ke orang tua kita akan kuliah di negeri," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Aku berharapnya penonton akan menangkap film ini nanti hampir mirip seperti '3 Idiots'. Jadi film-film yang kamu harusnya melakukan apa yang kamu mau, bukan apa yang mereka inginkan, begitu," lanjutnya.

Kini, giliran Soleh untuk menyampaikan pendapatnya. Menurut pria jebolan Stand Up Comedy Indonesia ini, 'Mau Jadi Apa?' adalah sebuah cerita yang ia dan kawan-kawannya pernah alami, bahwa Soleh juga pernah tersesat dan bingung ingin menjadi orang yang seperti apa.
"Seperti tagline film ini, 'Enggak ada rumus atau teori untuk menjawab pertanyaan ini', orang-orang yang merasakan atau yang pernah merasakan bahwa mereka enggak tahu kemana arah hidupnya atau tujuan hidupnya, mau jadi apa, bisa dapat sesuatu dari film ini. Ya, minimal terhibur karena ini memang film komedi," terangnya.
ADVERTISEMENT
"Selain menghibur, harapannya ada sesuatu yang didapat penonton, sisi inspirasinya, sisi nostalgianya buat orang-orang yang seumuran saya," tutupnya.