Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Maudy Koesnaedi Keluhkan Minimnya Panggung untuk Seni Pertunjukan
4 Oktober 2017 20:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Bagi aktris sekaliber Maudy Koesnaedi berperan dari satu panggung ke panggung lainnya tentu bukanlah hal yang asing. Bahkan menurutnya hal tersebut telah dilakukannya usai dirinya selesai mengemban tugas sebagai none Jakarta di tahun 1994.
ADVERTISEMENT
"Setelah tugas jadi Abnon di 1994 slesai lalu saya masuk ke keluarga si doel dan semuanya itu orang betawi disitu saya merasa saya kurang apalagi dalam dunia seni peran, saya dalami dan saya gunakan kesempatan disitu," kata wanita berumur 42 tahun tersebut.
Pemeran Zaenab di serial si Doel Anak Sekolahan itu bahkan terus melebarkan pengalamannya dalam dunia lakon dengan mengumpulkan para jebolan abang none untuk membuat kegiatan yang nantinya dapat memberikan sebuah andil penting bagi pengenalan budaya betawi.
"Lalu pada tahun 2009 saya mengumpulkan para abnon, saya pikirkan apa ya yang akan kita buat ke depan yang nantinya berguna bagi pengenalan budaya betawi," ujarnya.
Maudy yang ditemui usai menjadi pembicara dalam acara 'Ruang Kreatif: Bincang Seni Pertunjukan Indonesia' yang digagas oleh Bakti Budaya Djarum Foundation dan Garin Nugroho di gedung Djarum Oasis Kretek Factory, Kudus, mengeluhkan soal sulitnya menemukan panggung yang layak di ibu kota Jakarta bagi para sineas muda untuk menuangkan ide mereka dalam bentuk seni pertunjukan.
ADVERTISEMENT
"Di Jakarta yang kesannya ibu kota pun saya masih kesulitan menemukan panggung untuk setidaknya berlatih atau sekedar membuat pementasan kecil," kata Maudy.
Perempuan berdarah Sunda tersebut pun turut menyayangkan keputusan beberapa pihak yang justru memilih untuk memberikan panggung kepada musisi luar negeri, ketimbang memberikannya kepada sineas muda untuk setidaknya berkembang dan merasakan atmosfer seni pertunjukan.
"Kita 'kan mau jadi tuan rumah di negara sendiri tapi malah di luar negeri yang lebih welcome dengan karya seni kita, di rumah sendiri juatru banyak yang tidak mendapatkan panggung mereka," ucapnya.
Menurutnya di daerah ibu kota seperti Jakarta minimal para pelaku seni khususnya seni pertunjukan setidaknya memperoleh lahan bagi mereka untuk bereskpresi.
"Kita perlu ruang kecil lah, atau panggung yang mediumlah yang mereka perlu untuk kembangkan passion mereka," tutupnya.
ADVERTISEMENT