Maudy Koesnaedi Terharu Ingat Perjalanan Keluarga 'Si Doel'

11 Juni 2019 21:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cinema Visit Si Doel The Movie Part 2. Foto: Giovanni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cinema Visit Si Doel The Movie Part 2. Foto: Giovanni/kumparan
ADVERTISEMENT
Aktris Maudy Koesnaedi merasa terharu melihat antusiasme dari para penggemar 'Si Doel'. Dukungan dari para penggemar membuatnya teringat kembali perjalanannya selama puluhan tahun bersama keluarga 'Si Doel'.
ADVERTISEMENT
“Perjalanan kita selama 27 tahun itu membangun chemistry, menjaga kekeluargaan, kita berkarya dari hati. Inilah apresiasi yang kita jalani selama ini,” kata Maudy ketika ditemui di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (11/6).
Cinema Visit Si Doel The Movie Part 2. Foto: Giovanni/kumparan
Menjaga kekompakan selama puluhan tahun tidaklah mudah. Tentu ada saja hambatan yang menghadang. Namun, apresiasi dari para penggemar menjadi kekuatan tersendiri buat keluarga 'Si Doel'.
“Memang enggak mudah kita berjalan dengan segala proses, ada waktu yang juga break dulu, menjalin kerja sama lagi. Apresiasi (penggemar) jadi energi buat berkarya, terus kerja bareng, " ucap Maudy.
Cornelia Agatha. Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
Hal senada disampaikan oleh Cornelia Agatha. Ia merasa senang karena masyarakat terus mengapresiasi 'Si Doel' hingga kini.
Cornelia tidak mau menyia-nyiakan dukungan dari para penggemar. Itu sebabnya, ia bersama keluarga besar 'Si Doel' lainnya berusaha memberikan yang terbaik bagi para penggemar.
ADVERTISEMENT
“Buat kita karya tuh ada pride, ya. Senang bisa diapresiasi, itu bentuk kecintaan kita pada pecinta 'Si Doel' sendiri,” tutur Cornelia di tempat yang sama.
Open house pemain film Si Doel di kediaman Rano Karno, Karang Tengah, Cinere, Depok, (6/6). Foto: Ronny/kumparan
Cornelia meminta Rano Karno selaku penulis, pemain, serta sutradara 'Si Doel The Movie' untuk terus menjaga 'Si Doel'. Sehingga 'Si Doel' bisa menjadi warisan di masa depan.
“Harus dijaga sebagai warisan budaya, sebagai sebuah legacy,” tutup Cornelia.