Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Suhu udara menunjukkan angka 26 derajat di kawasan Garuda Wisnu, Kencana, Badung, Bali, Sabtu (7/9) sore, tapi matahari tak malu-malu bersinar.
ADVERTISEMENT
“Damn it’s so hot,” kata Ralph Lawrence Reyes, musisi muda asal Filipina, yang terkenal dengan proyek musiknya Mellow Fellow.
Polo yang memakai celana pendek putih dan kemeja lengan pendek biru, membuka dua kancing baju teratas. Rambutnya dibelah tengah seperti Charlie ‘ST 12’.
Sesuai dengan namanya, Mellow Fellow membawakan lagu yang mendayu-dayu, bernuansa dreamy pop dengan sedikit sentuhan jazz. Ia mengajak serta dua gitaris, satu bassis dan seorang pemain keyboard.
Dalam lagu ‘Dance’, Mellow Fellow tak mengajak penontonnya menari, tetapi tetap bisa memberikan perasaan ‘chill’ ketika alunan musik dan suara rendahnya masuk telinga sekitar seratusan penonton yang hadir.
Pemilik album ‘Jazzie Robbinson’ kedapatan tampil di All Time Stage, yang memiliki kapasitas 400-an penonton seperti amplitheater.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah wawancara, Polo mengatakan bahwa Mellow Fellow adalah proyek yang dikhususkan untuk mengeluarkan lagu-lagu sendu. Liriknya mengandung beragam kegelisahan remaja yang sedang beranjak dewasa. Permasalahan di sekolah, keluarga, sampai ditolak cinta oleh perempuan.
“Aku jarang menulis hal yang happy-happy,” kata penyanyi yang manggung di Jakarta akhir tahun lalu itu.
Sekilas, para penonton Soundrenaline 2019 yang menyaksikan Mellow Fellow tampak terpaku. Tapi bukan karena mereka tak menikmati alunan musik untuk bergoyang, tetapi sepertinya penonton lebih senang meresapi liriknya. Lagu ‘How Was Your Day’ dipilih sebagai penutup.
Satu hal yang menarik, panggung All Time Stage memiliki dekorasi yang bernilai seni dari anyaman bambu.
Di panggung lainnya, Creators Stage, tempat The Dissland memainkan musik yang berisik, dihias dengan sentuhan pop art. di sebelah kiri terdapat instalasi sepasang sneakers Nike Air Jordan berujuran 4x1 meter karya seniman Muklay.
ADVERTISEMENT
“Logonya saya hilangin sedikit biar enggak iklan,” kata Muklay sambil terkekeh saat ditemui di press room.
Di panggung lainnya yang enggak kalah berisik, Pee Wee Gaskins ngegas dengan lagu ‘Salah’ milik Potret yang diberi sentuhan punk rock. Penampilan Dochi, Sansan, Ai, Omo, dan Aldy di panggung utama, menarik sekitar seribuan penonton.
Sekitar 200 meter dari panggung Pee Wee Gaskins, band pop/folk asal Yogyakarta, Tashoora, juga memainkan lagu-lagunya. Musik cadas Pee Wee Gaskins bersahutan dengan alunan lagu ‘Terang’ dari grup yang karyanya banyak terinspirasi dari musik asal Mongol dan Eropa Timur itu.
ADVERTISEMENT
Saleh Husein, Art Director Soundrenaline 2019, mengaplikasikan tema festival ini dengan karya yang tak lekang waktu. Ia membaginya dengan beberapa ruang; industrial dengan patung bermaterial besi, new media art dengan susunan LED seperti di panggung Celebration Stage, hingga urban street culture.
Selain itu akan ada juga penampilan seni dari Bali Project yang melibatkan alat musik gamelan serta drum.
Matahari sudah mulai ke peraduan. Tapi Soundrenaline 2019 baru dimulai. Saat ini Adhitia Sofyan sedang naik ke atas panggung, disaksikan lebih dari 400 penonton yang memenuhi All Time Stage. Bahkan masih banyak penonton yang tidak bisa masuk ke area.