Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Membandingkan Film Marvel Versi Disney dan 20th Century Fox
8 Desember 2017 19:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Sebenarnya karakter-karakter seperti Captain America, Ironman, Fantastic Four, X-Men, dan Punisher, memang akan selamanya menjadi milik Marvel Comics. Namun, untuk mengembangkan bisnis ke layar televisi dan layar lebar, Marvel Comics butuh bantuan dari banyak pihak.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2009, Disney membeli hak penyiaran di televisi untuk semua karakter Marvel. Namun, hak penayangan untuk versi layar lebar karakter-karakter milik Marvel dimiliki oleh beberapa perusahaan seperti Columbia Pictures, Paramount Pictures, Sony Pictures, 20th Century Fox, termasuk Walt Disney Studios.
Sejak 2017, hanya tersisa dua perusahaan yang memiliki hak untuk menampilkan karakter-karakter Marvel di layar lebar, yaitu 20th Century Fox ('Fantastic Four', 'X-Men', 'Deadpool'), dan Marvel Studios untuk Walt Disney Studios (semua karakter Avengers dan Guardians of the Galaxy).
Pada 7 Desember lalu, berhembus kabar bahwa Disney sedang melakukan negosiasi dengan 20th Century Fox untuk memboyong hak tayang 'Fantastic Four', 'X-Men', dan 'Deadpool' di layar lebar.
Belum ada kabar lanjutan perihal negosiasi tersebut, namun tidak ada salahnya jika kumparan (kumparan.com) memberi perbandingan antara film Marvel besutan Disney dan Fox.

Film Marvel pertama yang diproduksi oleh 20th Century Fox adalah 'X-Men' yang tayang tahun 2000. Film ini dibintangi oleh Hugh Jackman (Wolverine), Patrick Stewart (Professor X), Ian McKellen (Magneto), Halle Berry (Storm), dan bintang-bintang Hollywood lainnya. Film ini juga membesarkan nama Hugh Jackman dan membuatnya menjadi satu-satunya orang yang berhasil memerankan Wolverine, karakter Marvel asal Kanada, selama 17 tahun.
ADVERTISEMENT
Film ini berkisah tentang perseteruan para X-Men yang dipimpin oleh Professor X dan Brotherhood of Mutants yang dipimpin oleh Magneto. Magneto merasa dunia selalu berlaku tidak adil kepada para mutan. Ia pun berniat untuk membalas dengan cara memutasi para pemimpin dunia dengan mesin yang ia buat. Hal ini jelas ditentang oleh Professor X karena ia tahu mesin itu tak akan memutasi mereka, namun justru bisa membunuh mereka.
Sebelum film ini dirilis, sudah ada berbagai film bertemakan superhero Marvel yang diangkat ke layar lebar, seperti 'Howard the Duck' (1986), 'The Punisher' (1989), dan 'Blade' (1998). Namun, baru film 'X-Men' saja yang berhasil meraup keuntungan sampai USD 269 juta atau Rp 3,6 triliun di seluruh dunia dan mendapat rating 7.4/10 di IMDb.

Dari kesuksesan film 'X-Men', 20th Century Fox akhirnya terus memproduksi film yang didasari kisah dari para superhero Marvel. Sejak tahun 2000 sampai 2007, ada 7 film Marvel yang diproduksi oleh 20th Century Fox dan semuanya sukses di pasaran. Melihat kesuksesan tersebut, Marvels Studios untuk Disney akhirnya tertarik memulai Marvel Cinematic Universe mereka sendiri pada tahun 2008 dengan film 'Ironman'.
ADVERTISEMENT
'Ironman' adalah tokoh superhero Marvel yang bernama asli Tony Stark. Di film 'Ironman' yang rilis tahun 2008, Robert Downey Jr. adalah aktor yang ditunjuk untuk memerankan superhero kaya raya berkostum baja itu.
Proses produksi film ini memakan waktu sampai 8 tahun. Namun, berkat proses yang panjang itu juga, film ini berhasil mendapat keuntungan 2 kali lipat melebihi film 'X-Men', yaitu USD 585 atau sekitar Rp 7,9 triliun. Meski rating film ini dan X-Men tidak jauh berbeda, film ini terpilih sebagai 1 dari 10 film terbaik di 2008 menurut American Film Institute. Film ini juga mendapat 2 nominasi Academy Awards untuk Best Sound Editing dan Best Visual Effects.

Seakan tidak mau kalah, pada tahun 2009, 20th Century Fox memproduksi film 'X-Men Origins: Wolverine'. Berharap bisa mengalahkan kesuksesan 'Ironman', 2 bulan sebelum resmi dirilis, film ini justru bocor ke pasaran. Alur cerita yang kurang matang juga membuat film ini justru menjadi lelucon bagi para pecinta film superhero.
ADVERTISEMENT
Yang paling aneh adalah saat Wolverine bertarung dengan Weapon XI yang botak dengan mulut dijahit menyatu. Padahal, semua fans Marvel tahu kalau Weapon XI adalah Deadpool yang terkenal dengan aksi konyol dan mulutnya yang sembarangan itu.
Ini jelas berbanding terbalik dengan pencapaian film Marvel yang di produksi oleh Disney, Marvel Studios. Sebut saja 2 film 'Avengers' dan 2 film 'Guardians of the Galaxy' yang semuanya mendapat rating bagus dan keuntungan besar.
Selain itu, film Marvel besutan Disney-Marvel Studios juga sukses menjadi nominasi atau memenangkan berbagai ajang penghargaan film dunia, seperti Academy Awards, BAFTA Awards, BMI Film & TV Awards, dan Golden Schmoes Awards.
Meski 'X-Men Origins: Wolverine' dan reboot 'Fantastic Four' dinilai gagal total, namun 20th Century Fox mendulang kesuksesan besar dari beberapa produksi film Marvel mereka.
ADVERTISEMENT
Film 'Deadpool' yang diluncurkan tahun 2015 berhasil membayar kesalahan 20th Century Fox dalam menggambarkan dirinya di film 'X-Men Origins: Wolverine'. Film ini sukses meraup keuntungan hingga USD 783 juta atau setara dengan Rp 10,6 triliun di seluruh dunia dan menjadikannya film rated R terbaik di seluruh dunia.
Selain itu, penampilan Ryan Reynolds yang kocak membuat 'Deadpool' sangat digilai oleh masyarakat dunia. Tak heran jika di tahun 2018, antisipasi penikmat film akan 'Deadpool 2' bisa dibilang 'membara'.

Film 'Logan' yang dirilis 20th Century Fox pada awal 2017, sukses menjadi kado perpisahan yang manis bagi para fans dengan Hugh Jackman sebagai Wolverine. Film yang mengisahkan tentang masa tua Wolverine ini berhasil meraup keuntungan sebesar USD 616 juta atau Rp 8,3 triliun. Jalan cerita yang bagus, penggambaran karakter yang sesuai, dan konflik yang kompleks membuat film ini menjadi film Marvel ter-epic yang diproduksi oleh 20th Century Fox.
ADVERTISEMENT
Meski kelihatannya tak pernah mengalami kecacatan, Disney-Marvel Studios pun pernah mengalami kegagalan beberapa kali.
Film 'Captain America: The First Avenger' dianggap fans sebagai film yang buruk. Plot yang terlalu bertele-tele dan konflik yang terlalu biasa membuat film ini hanya meraih rating sebesar 6.7/10 di IMDb. Film ini pun hanya meraup keuntungan sebesar USD 370 juta atau sekitar Rp 5 triliun di seluruh dunia.
Lalu, 'Thor' juga dinilai kurang berhasil mengeksplor dunia putra Asgard tersebut. Situs Indiewire menilai koreografi pertarungan Thor dan Loki di film ini sangat buruk. Terlalu bergetar, terlalu dekat, sehingga penonton tidak bisa melihat apa yang sebenarnya mereka lakukan. Dan, sebagian besar pertarungan antar keduanya berlangsung terlalu cepat.

Di balik semua itu, tokoh-tokoh Marvel Comics terbukti sangat familiar dan dicintai oleh kaum milenial. Suka tidak suka, Marvel memang berhasil mengalahkan popularitas DC Comics yang dahulu terkenal jauh lebih keren dibandingkan Marvel.
ADVERTISEMENT