Membandingkan Grup Musik Ungu dan Nidji

1 Mei 2018 18:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nidji dan Ungu. (Foto: Munady Widjaja dan Instagram/@ungu_band)
zoom-in-whitePerbesar
Nidji dan Ungu. (Foto: Munady Widjaja dan Instagram/@ungu_band)
ADVERTISEMENT
Grup musik Ungu dan Nidji pernah merasakan puncak kesuksesan selama berkarier di industri musik Indonesia. Saat ini, vokalis dari masing-masing grup musik tersebut tak lagi aktif sebagai personel lantaran tengah menjajal peruntungan di dunia politik.
ADVERTISEMENT
Sigit Purnomo Syamsuddin Said atau yang lebih akrab disapa Pasha 'Ungu' kini tengah disibukkan dengan rutinitas sebagai Wakil Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah, sejak Februari 2016.
Sementara itu, Giring Ganesha atau yang lebih dikenal dengan sapaan Giring 'Nidji' memutuskan rehat untuk sementara sebagai seorang vokalis. Ia tengah terjun ke dunia politik dengan menjadi kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Berikut ini kumparan (kumparan.com) menyandingkan kedua grup musik tersebut dan membandingkannya berdasarkan awal karier, karya, prestasi, dan nasib usai vokalis masing-masing terjun ke dunia politik.
1. Awal karier
Makki Omar Parikesit (bass), Eky (gitar), Gatot (keyboard), Michael (vokal), dan Muhammad Nur Rochman alias Rowman (drum) membentuk grup musik bernama Ungu pada 1995 lalu. Hanya saja, mereka mengalami pergantian personel sebelum merilis album perdana.
ADVERTISEMENT
Pasha sendiri baru bergabung pada 1998. Ia menggantikan Michael yang kala itu hengkang lantaran kesibukan yang lain.
Ungu mengawali kesuksesan setelah dipertemukan oleh Anang Hermansyah dengan produser Musik Handi Santoso yang saat itu menjabat sebagai Managing Director PT Warner Music Indonesia.
Sementara itu, Nidji dibentuk pada Februari 2002 serta beranggotakan Giring Ganesha (vokal), Andi Ariel Harsya (gitar), Ramadhista Akbar (gitar), Andro Regantoro (bass), dan Adri Prakarsa (drum).
Nidji diambil dari kata "niji", yang dalam bahasa Jepang berarti 'pelangi'. Nama tersebut dipilih sebagai representasi dari konsep lagu-lagu mereka, yakni mempunyai aliran musik yang beragam tetapi dapat disinergikan dalam satu warna musik.
Nidji menambah seorang personel pada April 2005. Saat itu, Randy Danistha bergabung dan mengisi posisi keyboard.
ADVERTISEMENT
2. Karya
Selama berkiprah di dunia musik, Ungu telah menghibur masyarakat Indonesia dengan mengeluarkan 13 album. 'Laguku' menjadi album perdana mereka yang dirilis pada 2002.
Setelahnya, Ungu rutin merilis album. Sebut saja 'Tempat Terindah' (2003), 'Melayang' (2005), 'Untukmu Selamanya' (2007), 'Penguasa Hati' (2009), '1000 Kisah Hati' (2010), dan 'Mozaik' (2015).
Ungu juga meluncurkan sejumlah album religi, yakni 'SurgaMu' (2006), 'Para PencariMu' (2007), 'Aku dan Tuhanku' (2008), 'Maha Besar' (2009), dan 'Ruang Hati' (2013). Tak hanya itu, Ungu juga membuat album soundtrack untuk beberapa film, seperti 'Coklat Stroberi' (2007), 'Ayat-ayat Cinta' (2008), 'Sang Pemimpi' (2009), 'Sang Kiai' (2013), dan 'Bima Satria Muda' (2013).
Selama berkiprah di dunia musik Tanah Air, Nidji telah menelurkan sembilan album. Sebut saja 'Breakthru' (2005), 'Breakthru (English Version)' (2007), 'Top Up' (2007), 'Let's Play' (2009), 'Liberty' (2011), 'Liberty Victory' (2012), 'King of Soundtrack' (2014), hingga 'Love, Fake & Friendship' (2017).
ADVERTISEMENT
Selain mengeluarkan album, Nidji juga mengisi beberapa soundtrack film, antara lain pada 'Laskar Pelangi' (2008), '5 cm' (2013), 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' (2013), 'Street Society' (2014), 'Yasmine' (2014), dan 'Supernova' (2015).
3. Prestasi
Selama berkecimpung di dunia hiburan, Ungu maupun Nidji sama-sama pernah meraih sejumlah penghargaan.
Album kedua Ungu, 'Tempat Terindah', mencapai angka penjualan sebesar 80 ribu kopi dalam empat bulan sejak perilisannya pada Desember 2003. Kesuksesan berlanjut melalui album ketiga mereka, 'Melayang', yang mendapatkan double platinum. Single 'Demi Waktu' dalam album tersebut juga bergaung hingga ke Malaysia.
Ungu meraih empat penghargaan dalam ajang SCTV Music Awards 2007. 'SurgaMu' dianugerahi penghargaan sebagai Album Religi Terbaik, sementara lagu 'Andai Kutahu' dinobatkan sebagai Lagu Paling Ngetop dan Video Klip Paling Ngetop.
ADVERTISEMENT
Masih dalam ajang yang sama, album 'Melayang' menyabet penghargaan Album Pop Rock Duo/Grup. Selain itu, Ungu juga didapuk sebagai Band Ngetop.
Dalam ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI), album 'Top Up' milik Nidji meraih penghargaan Album Rock Terbaik pada 2008. Di tahun berikutnya, pada ajang yang sama, lagu 'Laskar Pelangi' diberi penghargaan sebagai Lagu Pop Terbaik dan Karya Produksi Terbaik. Lagu tersebut juga dinobatkan sebagai Lagu Terbaik dalam Anugerah Planet Muzik 2009
Nidji memenangkan penghargaan sebagai Aksi Panggung Terdahsyat di Dahsyatnya Awards 2010. Selain itu, mereka juga didapuk sebagai Most Favourite Group, Band or Duo dan Most Favourite New Artist dalam MTV Indonesia Awards 2006.
4. Nasib setelah ditinggal vokalis
Semenjak ditinggalkan oleh masing-masing vokalisnya, Ungu dan Nidji tetap berkarya di industri musik Indonesia. Terlebih, mereka memiliki barisan penggemar--Cliquers untuk Ungu dan Nidjiholic untuk Nidji--yang terus menanti karya mereka hingga kini.
ADVERTISEMENT
Ketika Pasha terjun ke dunia politik dan menjabat sebagai Wakil Wali Kota Palu, banyak orang mengira Ungu terancam bubar. Terlebih, pada 2016 lalu mereka merilis single 'Tanpa Hadirmu' tanpa Pasha.
Meski demikian, setelah sempat vakum selama setahun, Pasha kembali manggung bersama Ungu dalam 'Ungu 20th Anniversary Concert Live in Singapore 2017'. Hanya saja, keputusan Pasha untuk beraksi tersebut sempat menuai kontroversi dari para pejabat negara.
Bersama Pasha, pada tahun yang sama, mereka juga merilis single terbaru berjudul 'Setengah Gila'. Selain dalam rangka Ungu kembali memulai karier dengan kehadiran Pasha, single itu juga merupakan selebrasi mereka yang telah berkarya di industri hiburan Tanah Air selama 20 tahun.
Setelah Giring resmi vakum dari Nidji demi terjun ke dunia politik, personel lainnya tak lantas turut berhenti menghibur para penggemar mereka. Dengan komposisi lima personel selain Giring, mereka terus berkarya melalui Nidji Electronic Version Plus (NEV+).
ADVERTISEMENT
NEV+ kini mendapuk Dea Dalila, mantan vokalis grup musik HiVi, sebagai vokalis mereka. Sebelumnya, Dea pernah berkolaborasi dengan Nidji dalam single 'Hancur Aku'.
Sebelum Giring vakum, Nidji pernah mengusung NEV dalam sejumlah penampilan mereka. Alhasil, kini diwujudkanlah NEV+ yang diartikan sebagai Nidji versi lain dengan tambahan vokalis baru.
Beberapa waktu lalu, Nev+ dengan Dea sebagai vokalis meluncurkan single berjudul 'Cinta 99%'. Single tersebut ialah lagu milik Dea yang di-remix oleh Nev+.