Membandingkan Liam Gallagher Selama di Oasis dan Setelah Bubar

15 Januari 2018 10:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liam Gallagher (Foto: Reuters/Alexander Natruskin , Facebook @LiamGallagherOfficial)
zoom-in-whitePerbesar
Liam Gallagher (Foto: Reuters/Alexander Natruskin , Facebook @LiamGallagherOfficial)
ADVERTISEMENT
Liam Gallagher merupakan mantan vokalis Oasis. Grup musik itu dibentuk oleh pria berusia 45 tahun tersebut bersama dengan sang kakak, Noel Gallagher.
ADVERTISEMENT
Liam dianggap sebagai salah satu musisi paling berpengaruh di industri musik dunia. Banyak hal dari dirinya yang menginspirasi musisi lain, seperti karya, prestasi, penampilan dan aksi panggungnya.
Pada Minggu (14/1), Liam baru saja menggelar konser di Ecovention Ancol, Jakarta Utara. Penampilannya selama 1 jam 15 menit berhasil memuaskan hasrat para penggemarnya di Indonesia.
Berikut ini, kumparan (kumparan.com) akan membandingkan karya, prestasi, penampilan dan aksi panggung Liam saat masih di Oasis dan sesudahnya.
1. Karya
Oasis (Foto: Facebook @OasisOfficial)
zoom-in-whitePerbesar
Oasis (Foto: Facebook @OasisOfficial)
Oasis berdiri pada tahun 1991. Mereka eksis berkarier di dunia musik selama 18 tahun, hingga akhirnya bubar pada tahun 2009 lalu.
Bersama Oasis, Liam sukses menelurkan tujuh buah album, yaitu ‘Definitely Maybe’ (1994), ‘(What’s The Story) Morning Glory?’ (1995), ‘Be Here Now’ (1997), ‘Standing on the Shoulder of a Giants’ (2000), ‘Heathen Chemistry’ (2002), ‘Don’t Believe the Truth’ (2005), dan ‘Dig Out Your Soul’ (2008).
ADVERTISEMENT
Namun, karena mayoritas lagu-lagu di Oasis merupakan karya Noel Gallagher, maka dari tujuh album mereka, Liam hanya menciptakan 14 lagu. Lagu pertama yang ia ciptakan untuk Oasis berjudul ‘Songbird‘ dan terdapat di album ‘Heathen Chemistry’.
Setelah Oasis bubar, Liam membuat sebuah band bernama Beady Eye pada tahun 2011. Grup band itu beranggotakan tiga mantan personel Oasis, Gem Archer, Andy Bell, dan Chris Sharrock, serta satu mantan personil band Kasabian, Jay Mehler.
Semua personel Beady Eye turut andil dalam menciptakan musik dan lirik lagu. Sebelum bubar pada tahun 2014, Beady Eye menelurkan satu buah album bertajuk ‘Different Gear, Still Speeding’ (2011), dan satu album mini bertajuk ‘BE’ (2013).
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Liam memutuskan bersolo karier. Ia menelurkan sebuah album solo berisikan 12 lagu yang bertajuk ‘As You Were’ pada Oktober 2017.
Dari Beady Eye dan solo kariernya, Liam sudah menciptakan 28 lagu. Ia membuktikan bisa lepas dari bayang-bayang Noel dan lebih produktif bermusik daripada semasa masih tergabung di Oasis.
2. Prestasi
Liam Gallagher 'Oasis'. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Liam Gallagher 'Oasis'. (Foto: Wikimedia Commons)
Bersama Oasis, Liam telah sukses memenangkan 45 dari 90 nominasi penghargaan musik yang mereka terima, termasuk enam Brit Awards, empat MTV Europe Music Awards, dan 17 NME Awards.
Album kedua Oasis, ‘(What's the Story) Morning Glory’ (1995), yang semua lagunya ditulis oleh Noel merupakan album terlaris mereka dan telah berhasil terjual lebih dari 22 juta kopi di seluruh dunia. Album ini juga masuk sebagai nominasi Album Terbaik selama 30 Tahun versi Brit Awards 2010.
ADVERTISEMENT
Di album '(What's the Story) Morning Glory’ juga pertama kalinya publik mulai sadar pada penampilan nyentrik Liam di atas panggung yang selalu membawa tamborin.
Lagu pertama Liam yang berjudul ‘Songbird’ di album ‘Heathen Chemistry’ (2002) juga sukses bertengger di posisi ketiga di tangga lagu Inggris pada tahun itu. Di video klip lagu ballad ini, Liam yang biasanya hanya bernyanyi sambil bermain tamborin terlihat bernyanyi dan memainkan sebuah gitar.
Setelah Oasis bubar dan membentuk Beady Eye, Liam hanya berhasil mendapat satu nominasi di penghargaan musik NME Awards 2011. Single berjudul ‘The Roller’ menjadi satu-satunya lagu terbaik Beady Eye. Pada tahun 2011, lagu itu dinobatkan sebagai lagu terbaik di Inggris.
ADVERTISEMENT
Selain penghargaan musik, pada 3 April 2011, Beady Eye turut serta dalam konser amal membantu korban tsunami Jepang di Brixton Academy. Liam berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 2,7 miliar untuk membantu jutaan korban tsunami di Negeri Sakura itu.
Liam Gallagher dari masa ke masa. (Foto: AFP/Andrew Cowie)
zoom-in-whitePerbesar
Liam Gallagher dari masa ke masa. (Foto: AFP/Andrew Cowie)
Saat single pertama dari album solonya ‘As You Were’ yang berjudul ‘Wall of Glass’ dirilis pada Mei 2017, Liam turut andil dalam konser amal untuk menghibur para korban teror Manchester. Di konser itu ia membawakan sebuah hits Oasis berjudul ‘Live Forever’ berkolaborasi dengan band kenamaan Inggris lainnya, Coldplay.
Saat dirilis pada 6 Oktober 2017, album ‘As You Were’ sukses menjadi terjual sebanyak 103 ribu kopi. Dengan kesuksesannya itu, Liam memecahkan rekor sebagai album dengan pendapatan terbaik di minggu pertama perilisannya selama 20 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dipekan pertamanya album ‘As You Were’ juga sukses memuncaki tangga lagu di beberapa negara, termasuk Inggris, Irlandia, Skotlandia, dan Korea Selatan. Di akhir tahun, album ini juga bertengger di posisi sembilan tangga lagu Inggris, mengalahkan album ‘Reputation’ milik Taylor Swift yang hanya berada di posisi 15 dan ‘25’ milik Adele di posisi 18.
Selain kesuksesan dalam bermusik, tahun 2009, tepat saat Oasis membubarkan diri, Liam membuat clothing line-nya sendiri yang bernama Pretty Green. Clothing line ini menjual berbagai pakaian yang biasa Liam kenakan, seperti kaus, jaket parka, dan topi memancing.
3. Penampilan
Liam Gallagher dari masa ke masa. (Foto: AFP/Rafa Rivas)
zoom-in-whitePerbesar
Liam Gallagher dari masa ke masa. (Foto: AFP/Rafa Rivas)
Selama masih menggawangi Oasis, Liam kerap tampil mengenakan berbagai pakaian, mulai dari jaket parka, scarf, topi memancing, sepatu adidas, sampai jersey klub sepakbola favoritnya, Manchester City FC.
ADVERTISEMENT
Selain itu, rambut gondrong berponi Liam juga sukses menjadi trend dan menginspirasi gaya dari banyak artis di seluruh dunia, termasuk vokalis dari band D’MASSIV, Rian Ekky Pradipta, yang hadir menonton konser Liam Gallagher pada Minggu (14/1).
Gayanya yang kerap tampil membawa tamborin juga menjadi ciri khas Liam. Banyak penyanyi di Indonesia yang mengikuti gaya Liam ini, termasuk vokalis Noah, Ariel, dan vokalis Gigi, Armand Maulana.
Liam Gallagher (Foto: Instagram @liamgallagher)
zoom-in-whitePerbesar
Liam Gallagher (Foto: Instagram @liamgallagher)
Setelah tak lagi memperkuat Oasis, ia masih kerap tampil dengan jaket parka, scarf, dan sepatu adidas. Namun, sejak membubarkan Beady Eye pada tahun 2014, Liam memotong rambut gondrongnya.
Liam kini kerap membawa maracas saat tampil di atas panggung sebagai teman dari tamborin yang selalu ia lemparkan pada penonton di setiap akhir penampilannya.
ADVERTISEMENT
4. Aksi panggung
Aksi Liam Gallagher di atas panggung (Foto: kumparan/Garin Gustavian)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Liam Gallagher di atas panggung (Foto: kumparan/Garin Gustavian)
Melipat tangan di belakang punggung dengan kepala mendongak ke atas merupakan gaya utama yang kerap Liam pertontonkan saat manggung bersama Oasis. Selain itu, ia kerap terlihat mabuk berat saat bernyanyi di atas panggung.
Saat di Oasis, Liam berbagi suara dengan Noel yang kadang ikut bernyanyi sambil bermain gitar. Jika Noel menyanyikan satu lagu secara penuh, maka Liam akan menghilang dari atas panggung. Ia biasanya akan duduk di pinggir atau kabur ke belakang panggung.
Meski tetap dengan gaya andalannya, Liam kini tampil lebih kalem. Karena sekarang ia harus menyanyi seorang diri, Liam tak pernah lagi terlihat kabur dari panggung sebelum konser usai.
Namun, Liam terkadang terlihat kehabisan nafas saat tengah bernyanyi. Mungkin usia juga menjadi faktor utama menurunnya performa dia di atas panggung.
ADVERTISEMENT