Membandingkan Perjalanan Karier Barasuara dan Elephant Kind

4 April 2019 18:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Elephant Kind dan Barasuara Foto: Graphic: Putri Sarah Arifira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Elephant Kind dan Barasuara Foto: Graphic: Putri Sarah Arifira/kumparan
ADVERTISEMENT
Barasuara dan Elephant Kind merupakan dua band yang saat ini sangat digemari oleh kaum milenial. Keduanya pun telah berhasil memenangkan berbagai penghargaan di ajang bergengsi.
ADVERTISEMENT
Di bawah ini kumparan membandingkan perjalanan karier Barasuara dan Elephant Kind.
1. Awal karier
Mulanya Iga Massardi tertarik untuk bersolo karier pada 2012. Sebelum proyek solonya terealisasi, Iga justru bertemu TJ Kusuma dan berkeinginan membuat band bersama.
Akhirnya, terbentuklah grup musik Barasuara dengan formasi pertama Iga Massardi (vokal, gitar), TJ Kusuma (gitar), Marco (drum), Asteriska (vokal) dan Pandu Fuzztoni (bas gitar).
Barasuara saat di kumparan. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
Pandu yang awalnya mengisi posisi sebagai bas gitar, ternyata disibukkan dengan band utamanya, Morfem. Akhirnya posisi bas gitar pun digantikan oleh Gerald Situmorang.
Gerald Situmorang Barasuara saat di kumparan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Saat masih belum menelurkan album, Barasuara sudah coba untuk manggung di acara pertamanya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Di saat itulah Puti ikut memperkuat Barasuara sebagai vokalis menemani Iga dan Asteriska.
Puti Chitara Barasuara saat di kumparan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Barasuara kemudian menelurkan album perdana bertajuk 'Taifun' pada 2015. Nuansa rock experimental di album itu, membuat nama Barasuara kian melejit dan kini fanbase mereka, Penunggang Badai, sudah cukup besar dan tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Elephant Kind Foto: Dok. Whistle Media Indonesia
Elephant Kind sendiri terbentuk pada 2013 sebagai proyek musik untuk tugas akhir Bam Mastro yang berkuliah di Western Australian Academy of Performing Arts.
ADVERTISEMENT
Setelah tak bisa lagi tinggal di Australia karena kehabisan visa, Bam pun melanjutkan Elephant Kind di Jakarta.
Di Jakarta, Elephant Kind berlanjut dengan formasi baru, yakni Bam Mastro (vokal, gitar) Dewa Pratama (gitar, synthesizer), Bayu Adisapoetra (drum) dan John Paul 'Coki' Patton (bas gitar).
Formasi ini sukses melahirkan dua mini-album berisikan 8 lagu, 'Scenarios: A Short Film by Elephant Kind' (2014) dan 'Promenades: A Short Film By Elephant Kind' (2015).
Selain Elephant Kind, Coki juga merupakan pemain bas gitar, dan vokalis dari grup musik Kelompok Penerbang Roket. Ingin fokus bersama satu band saja, Coki akhirnya hengkang pada 2015.
Album perdana Elephant Kind yang bertajuk 'City J' rilis pada 2016. Nuansa pop hybrid yang ditawarkan Elephant Kind sangat segar bagi industri musik Indonesia, dan mereka pun sukses mendulang banyak penggemar.
ADVERTISEMENT
2. Penghargaan
Meski baru berdiri sejak 2012, Barasuara sudah memenangkan banyak penghargaan musik.
Di Anugerah Musik Indonesia 2016, Barasuara sukses memenangkan kategori 'Karya Produksi Alternatif Terbaik', dan masuk sebagai nominasi di kategori 'Pendatang Baru Terbaik'.
Barasuara saat di kumparan. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
Barasuara pun mendapat nominasi di dua kategori, 'Album of the Year' dan 'Breakthrough of the Year' di Indonesian Choice Awards 2016. Mereka juga memenangkan 'Best Live Act' di Rolling Stone Editors' Choice Awards 2016.
Satu tahun lebih muda dari Barasuara, Elephant Kind pun punya prestasi yang sama banyaknya.
Di ajang Indonesia Cutting-Edge Music Awards 2014, Elephant Kind mendapat total empat nominasi dan memenangkan salah satu diantaranya, yakni 'Favorite Newcomer'.
Elephant Kind Foto: Munady Widjaja
Elephant Kind juga memperoleh dua nominasi di ajang Anugerah Musik Indonesia 2017, yakni 'Pendatang Baru Terbaik' dan 'Karya Produksi Alternatif Terbaik'. Di ajang Indonesian Choice Awards 2017, Elephant Kind memperoleh nominasi di kategori 'Breakthrough Artist of the Year'.
ADVERTISEMENT
3. Proyek solo
Para personel Barasuara terkenal memiliki kualitas dan kemampuan bermusik yang amat baik. Karena itu, beberapa personelnya pun memiliki proyek solo.
Gerald Situmorang diketahui aktif membuat album solo gitar instrumental. Pada 2016, ia menelurkan album 'Solitude' yang sangat apik, dan diapresiasi dengan baik oleh kritikus serta pecinta musik Indonesia.
Satu tahun berselang, Gerald menelurkan album 'Dimensions' dan tahun ini, ia merampungkan album 'Meta' bersama pianis Sri Hanuraga.
Ia dan kekasihnya, Ify Alyssa, juga pernah menelurkan single kolaborasi berjudul 'Gitar'.
Asteriska juga sangat aktif membuat album solo. Diketahui, ia memiliki total dua album bertajuk 'Distance' (2015) dan 'Past Possesions' (2018).
Puti juga merupakan solois dan tahun lalu ia telah merilis sebuah album bertajuk 'Goodnight' (2018). Marco sang drummer pun terkenal sebagai produser yang melambungkan nama Raisa.
ADVERTISEMENT
Layaknya Barasuara, personel Elephant Kind pun aktif bersolo karier. Bam Mastro sang vokalis bahkan telah menelurkan dua mini album, yakni 'I Bleach My Skin (2017) dan I'm An Albino Polar Bear Living in Captivity and I Know Aliens Don't Exist' (2018).
Di ajang Anugerah Musik Indonesia 2018, Bam bahkan memperoleh empat nominasi sebagai solois. Hal itu membuktikan bahwa Bam bisa berkarya dengan baik sebagai solois dan personel band.
Bayu Adisapoetra sang drummer juga memiliki sebuah band bernama SoftAnimal yang telah menelurkan satu EP pada 2018, bertajuk 'Nanook'. Berbeda dari Elephant Kind yang bergendre pop hybrid, SoftAnimal bergenre punk rock ala Ramones.
4. Proyek saat ini
Barasuara sempat berkolaborasi dengan Scaller untuk menelurkan single 'Barat' pada 2018. Nyatanya, lagu itu memang menjadi salah satu jembatan yang manis menuju album kedua Barasuara.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Barsuara akhirnya menelurkan album kedua bertajuk 'Pikiran dan Perjalanan' dibawah naungan Darlin Records dari Ismaya Live. Album itu baru rilis pada Maret lalu.
Barasuara banyak melakukan eksplorasi musik di album 'Pikiran dan Perjalanan' yang berisikan total 9 lagu.
Banyak penggemar yang menganggap album 'Pikiran dan Perjalanan' tidak sehebat 'Taifun'. Namun, album ini memiliki banyak lagu dengan lirik kritis yang cocok dengan tahun politik 2019.
Showcase dari album 'Pikiran dan Perjalanan' telah dibuat beberapa waktu lalu dan terlihat banyak pula penonton yang hadir. Barasuara pun akan melangsungkan tur untuk promo album 'Pikiran dan Perjalanan'.
Sama seperti Barasuara, Elephant Kind pun berkolaborasi dengan Rock n Roll Mafia untuk menelurkan single 'Thrill Pills' dan 'Us Vs' pada 2017.
ADVERTISEMENT
Dua single itu pun menjadi karya terakhir Elephant Kind bersama sang pemain synthesizer dan gitar, Dewa Pratama yang hengkang pada 2018.
Tahun ini, Elephant Kind pun merilis album kedua bertajuk 'The Greatest Ever'. Ini adalah album pertama Elephant Kind tanpa Dewa yang selama ini berfungsi sebagai pencipta notasi.
Untuk album ini, Elephant Kind pun secara resmi memperkenalkan Kevin, pemain bas gitar yang menggantikan Coki. Kevin pun memang sebenarnya sudah cukup lama memperkuat Elephant Kind sejak kepergian Coki.