Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Membandingkan Perjalanan Karier Yockie Suryo Prayogo dan Dian Pramana
30 Desember 2018 19:52 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
ADVERTISEMENT
Musisi Yockie Suryo Prayogo dan Dian Pramana Poetra memang telah berpulang ke hadapan Yang Maha Kuasa. Namun, keduanya selalu dikenang dan karya mereka tetap dinikmati oleh para penggemar.
ADVERTISEMENT
Yockie meninggal dunia di usia 63 tahun pada 5 Februari lalu akibat penyakit komplikasi yang sudah diidap selama lebih dari 15 tahun. Sementara itu, Dian berpulang pada Kamis (27/12) di usia 57 tahun akibat leukemia.
Mereka dikenal sebagai musisi yang telah puluhan tahun malang melintang di dunia hiburan Tanah Air. Dian dikenal berkat duetnya dengan Deddy Dhukun, sedangkan Yockie dikenal melalui karya-karyanya bersama grup band God Bless.
Berikut ini kumparan merangkum perjalanan karier keduanya serta bagaimana sisa-sisa kisah kehidupan mereka menjelang ajal menjemput.
1. Perjalanan Karier
Yockie Suryo Prayogo dilahirkan di Demak, Jawa Tengah, 14 September 1954. Ia mulai memperlihatkan bakat bermusiknya sejak duduk di bangku SMP. Yockie, yang kala itu mengikuti jejak sang ayah, pindah dari Jawa ke Kalimantan dan membentuk sebuah grup band sekolah bernama Safira.
ADVERTISEMENT
Selain mempelajari berbagai alat musik secara autodidak, Yockie juga pernah menimba ilmu pada ayah Lukman Sardi, Idris Sardi, demi memperdalam ilmu bermusiknya. Namanya kemudian mulai melejit ketika bergabung dengan God Bless pada 1973.
Berkat kecerdasan bermusiknya, Yockie sukses menciptakan warna musik progressive rock yang rumit di tubuh God Bless. Namun, akibat perbedaan visi dan misi, Yockie akhirnya hengkang dan digantikan oleh Soman Lubis.
Tak lama kemudian, tepatnya pada 1975, Yockie kembali dipercaya untuk mengisi posisi keyboard di God Bless. Mereka akhirnya sukses menelurkan album ‘Huma Di Atas Bukit’ yang digadang-gadang sebagai album progressive rock pertama Indonesia. Berkat kesuksesan album itu, God Bless mendapat kehormatan untuk menjadi pembuka konser band rock asal Amerika Serikat, Deep Purple, pada 1975, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Beberapa tahun berselang, Yockie sempat terjerat belenggu narkoba. Ia lalu memutuskan untuk sekali lagi hengkang dari God Bless dan pergi ke Bandung, Jawa Barat. Meski posisi keyboard telah digantikan oleh Abadi Soesman dan God Bless kembali menelurkan album, yakni ‘Cermin’ pada 1980, nyatanya musik mereka saat itu kurang sukses di pasaran. Alhasil, God Bless pun terpaksa vakum untuk sementara waktu.
ADVERTISEMENT
Yockie kembali kembali ditarik oleh Ahmad Albar pada 1987 ke dalam formasi God Bless. Ia pun ikut andil dalam menggarap album 'Semut Hitam'.
Setelah melalui berbagai diskusi dan pertimbangan panjang, album tersebut akhirnya rilis pada 1988. ‘Semut Hitam’ ternyata laku keras di pasaran.
Selain menjadi favorit para pecinta musik rock di era itu, lagu-lagu di album 'Semut Hitam' juga menjadi lagu wajib di berbagai festival musik Indonesia. Sayangnya, kembalinya Yockie ke God Bless tak bertahan lama. Karena berbagai perbedaan dari sisi musik, ia kembali hengkang dari God Bless pada 2003.
Sementara itu, popularitas Dian Pramana Poetra naik dengan begitu pesat di blantika musik Tanah Air pada tahun 1980-an. Sebelumnya, lelaki kelahiran Medan, Sumatera Utara, 2 April 1961, tersebut mendapatkan bakat bermusiknya dari sang ayah yang merupakan pemusik jazz.
ADVERTISEMENT
Sejak remaja, Dian sudah aktif bermusik. Ia menjadi juara ketiga di ajang festival Lomba Cipta Lagu Remaja 1980 lewat lagu 'Pengabdian'. Nama Dian semakin terkenal sejak berduet dengan Deddy Dhukun dalam grup musik 2D lewat lagu 'Keraguan'. Dian juga pernah tergabung dalam trio Kelompok 3 Suara (K3S) bersama Deddy Dhukun dan Bagus A. Ariyanto.
Sepanjang hidupnya, Dian pernah bekerja sama dengan berbagai musisi maupun penyanyi, seperti Fariz RM, Sandhy Sondoro, Fatin Shidqia, Angel Pieters, 3 Composer, Citra Scholastika.
Sebelum Dian mengembuskan napas terakhirnya, 2D sesungguhnya hendak merilis album terbaru dalam waktu dekat. Selain itu, karier 2D yang akan memasuki usia 35 tahun akan dirayakan Dian dan Deddy dengan mengadakan konser.
"Kami berencana mau bikin konser 35 tahun 2D tahun depan. Rencananya, pas ulang tahun dia (Dian). Cuma, enggak kesampaian,” ungkap Deddy ketika ditemui baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Menurut Deddy, konser tersebut akan dihelat cukup meriah. 2D juga berencana melibatkan para penyanyi mau pun musisi yang pernah membawakan lagu-lagu mereka. "Afgan pernah, Isyana juga pernah, tapi enggak kesampaian," ucapnya.
Tak hanya itu, mereka juga sudah berencana untuk merilis album terbaru 2D. Album yang digarap sejak 2015 tersebut berisi karya-karya terbaru Deddy dan almarhum Dian Pramana Poetra.
"Sudah ada, tinggal diedarkan. Rencananya, pada saat 2D 35 tahunan akan diedarkan, tapi sekarang Om Dian sudah enggak ada. Mudah-mudahan bisa terwujud," tutur Deddy.
2. Kisah Hidup Jelang Meninggal Dunia
Menjelang kepulangannya pada 5 Februari lalu, Yockie Suryo Prayogo dirawat secara intensif di rumah sakit akibat penyakit komplikasi yang dideritanya sejak November 2017. Ia sempat diperbolehkan untuk menjalani rawat jalan di rumah. Namun, kondisi Yockie kembali menurun beberapa hari sebelum ajal menjemputnya.
ADVERTISEMENT
Kesehatan Yockie mulai memburuk kala dirinya divonis mengidap diabetes 15 tahun lalu. Selain diabetes, dalam beberapa tahun terakhir, ia diketahui mengidap penyakit pengerasan hati dan stroke. Walau telah mengidap berbagai penyakit, istri Yockie, Pratiwi Puspitasari, mengungkapkan bahwa sang suami sudah tak lagi menjalani perawatan di rumah sakit selama tiga bulan terakhir sebelum meninggal.
Menurut perempuan yang akrab disapa Tiwi tersebut, sejak sang suami dirawat di rumah, kondisi kesehatannya justru semakin membaik. Berbagai alat penopang kesehatan pun sudah tak lagi digunakan.
Sebelumnya, dalam jumpa pers konser ‘Pagelaran Sang Bahaduri’, Tiwi sempat menyampaikan perkembangan Yockie setelah tak lagi mengandalkan ventilator. Meski masih harus makan melalui selang, kala itu sang suami sudah bisa melakukan banyak aktivitas.
Pengamat musik Bens Leo menambahkan, menjelang wafat, lelaki yang dikenal karena permainan keyboard-nya yang mengagumkan itu mengalami pendarahan yang cukup parah. “Mas Yockie mengalami pendarahan. Saya enggak tahu muntah darah atau apa. Tapi, yang saya dengar, katanya keluar dari dubur,” ungkap Bens.
ADVERTISEMENT
Meski tetap punya semangat juang yang tinggi, kondisi tubuh Yockie memang sudah sangat renta. Dengan berbagai penyakit yang dideritanya, keluarga Yockie, termasuk Tiwi, akhirnya tak mengizinkan operasi penyedotan darah di kepala Yockie dilakukan.
“Walaupun lemas, (dia) masih salaman. Tapi kemarin, HB-nya turun. Sudah ditransfusi, tapi enggak ngangkat. Dia pendarahan lagi. Untuk dibedah kepala juga sudah enggak mungkin. Saya juga enggak ngizinin karena kondisinya kompleks. Saya enggak mau dia menderita. Tadinya mau dioperasi, saya menolak. Saya sudah trauma," kata Tiwi sembari terisak.
Setelah meninggal dunia, Yockie dimakamkan satu liang dengan sang kakek, Raden Iskak. Pemakamannya dihadiri oleh beberapa artis senior, seperti Ian Antono, Indro 'Warkop', Lilo 'Kla Project', dan Helmi Yahya.
ADVERTISEMENT
“Banyak (penyakit yang diderita). Tapi, dia enggak mau berobat ke dokter. Ada sakit lambung, ginjal, macam-macamlah,” ungkap Deddy.
Salah satu penyakit yang diderita Dian adalah leukemia stadium 4. Menurut Deddy, Dian meminta agar ia dipulangkan ke rumah saat tengah berada di rumah sakit.
"Tadi dia minta pulang ke rumah. Harusnya, enggak boleh pulang kan, masih diinfus. Akhirnya, keluarganya mengiyakan dia pulang. Sampai rumah, pukul 20.05 WIB, meninggal. Ternyata, dia memang jalannya begitu," tutur Deddy.
Lelaki berusia 57 tahun itu juga sempat menangis di pundak rekan duetnya dalam 2D itu sebelum berpulang. “Tadi, waktu saya besuk dia, saya peluk dia, dia nangis. Dia bilang, ‘Terima kasih, Om Deddy banyak bantu saya.' Nangis dia,” ujar Deddy saat dihubungi kumparan via telepon pada Kamis (27/12).
ADVERTISEMENT
Jenazah Dian dimakamkan pada Jumat (28/12) siang di di Masjid Ibaddaruchman, Kelapa Dua, Ciracas, Jakarta Timur.