Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menafsirkan Puisi Yudhistira ANM Massardi di ‘Pentas Puisi Nge-Rock'
18 Februari 2018 20:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
‘Pentas Puisi Nge-Rock’ yang diadakan di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (18/2), dimulai tepat pada pukul 15.30 WIB. Acara tersebut diadakan oleh Yudhistira ANM Massardi untuk memperkenalkan buku kumpulan puisi terbarunya yang bertajuk ‘Luka Cinta Jakarta’.
ADVERTISEMENT
“Acara ini bertepatan dengan peluncuran buku kumpulan puisi saya ‘Luka Cinta Jakarta’ yang berisikan 100 puisi tentang Jakarta. Semua puisi di buku ini berjudul Jakarta. Saya menulis ini semua sejak Maret tahun lalu sampai pilkada usai dan melewati Lebaran. (Selesai) Sekitar bulan September,” tutur Yudhistira.
Konsep ‘Pentas Puisi Ngerock’ bermula dari pentas puisi Yudhistira di Solo. Di sana ia menyuruh sang anak yang juga gitaris dan vokalis dari Barasuara, Iga Massardi, untuk mencarikan musisi yang bisa memusikalisasi puisi karya-karya ciptaanya dengan nuansa rock yang gahar. Akhirnya ditemukanlah sosok Gema Isyak, gitaris dan vokalis Soloensis, yang juga terpilih menjadi pemusik utama di pentas ketiganya di Galeri Indonesia Kaya hari ini.
“Saya minta Iga untuk mencarikan saya musisi rock yang agak gila saat di Solo dan akhirnya bertemu dengan Gema ini yang memang ‘gila’,” tutur Yudhistira seraya bercanda.
Yudhistira membuka acara dengan melantunkan 5 puisi karyanya, 'Jakarta #3', 'Jakarta #14', 'Jakarta #22', 'Jakarta #12', dan 'Jakarta #29'. Sastrawan berusia 63 tahun itu seolah ingin bercerita tentang keluh kesah yang ia rasakan di kala Jakarta melaksanakan pilkada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Setelah penampilan Yudhistira usai, ia mengundang Gema Isyak dan Gandhi untuk naik ke atas panggung dan membawakan 3 puisi dari buku ‘Luka Cinta Jakarta’. Bermodalkan gitar Fender yang telah dicat ulang dengan nuansa batik, Gema melantunkan puisi dengan irama psychedelic rock yang selama ini telah menjadi ciri khasnya bersama Soloensis.
“Perkenalkan dia ini Gema Isyak dari Soloensis dan Gandhi. Grup mereka ini namanya Uniloka. Saya bentuk grup ini untuk memusikalisasikan puisi-puisi saya,” ungkap Yudhistira seusai penampilan Uniloka, sebelum ia mengundang Renny Djajoesman untuk naik ke atas panggung.
Bersama Uniloka, lady rocker legendaris Indonesia itu melantunkan dengan lantang puisi berjudul 'Jakarta #69' yang bertemakan tentang konyolnya politisi di masa Pilkada DKI Jakarta tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Menuju ke puisi kedua yang berjudul 'Jakarta #96', Renny sempat menyapa dan mengutarakan apresiasinya pada semua penonton yang hadir. Ia pun mengaku amat bangga bisa tampil dengan persiapan yang terhitung minim.
“Saya sebenarnya baru bertemu sama Gema dan grup ini kemarin. Semoga kolaborasinya menghasilkan sesuatu yang baik. Amin,” tutur Renny sebelum melantunkan puisi 'Jakarta #96'.
Waktu menunjukkan pukul 16.30 WIB dan penampil lainnya, Yuka, telah berhasil dengan apik melantunkan puisi 'Jakarta #64' dan Jakarta #59. Yuka tampil seorang diri tanpa bantuan Uniloka.
Ingin mengenang karya terdahulu milik Yudhistira, Isyak kemudian naik ke atas panggung dan melantunkan puisi berjudul ‘Sajak 9 Macam’. Namun, sebelum memulai penampilannya, ia menyampaikan sedikit klarifikasi.
ADVERTISEMENT
“Tadi sama Pak Yudhis saya disebut gila. Memang kalau sastrawan sering mengulik berbagai hal akhirnya perbedaan antara gila dan tidak itu tipis. Tapi tidak apa, enjoy saja,” ungkapnya disambut tawa dari penonton.
Tiba giliran anak kandung Yudhistira, Iga Massardi, untuk mengambil alih panggung. Ia mengajak serta Fauzan Lubis, vokalis Sisitipsi dan Kartika Jahja untuk memusikalisasi dua puisi yang masih bertemakan seputar ruwetnya kondisi Jakarta.
“Bagi saya pribadi, di tengah kondisi Jakarta sekarang ini, karya Pak Yudhis ini lebih dari sekadar puisi tapi juga doa dan harapan bagi saya,” tutur Kartika sebelum melantunkan 'Jakarta #2' dengan penuh penghayatan.
Menutup pentas, Yudhistira kembali naik ke atas panggung untuk melantunkan sajak 'Jakarta #63'. Namun, kali ini ia mengkombinasikan dirinya dengan musik rock ala Uniloka.
“Sebenernya mau bernyanyi memusikalisasikan sajak ini. Tapi dari kecil suara saya selalu fals. Saya belajar musik juga tidak pernah bisa. Untung Iga bisa mewujudkan mimpi saya sebagai pemain gitar. Untuk sajak ini biar Gema aja yang menyanyi dan saya membaca saja,” ungkap Yudhistira seraya menunjuk Iga dengan bangga.
ADVERTISEMENT
Seteah penampilan Yudhistira dan Uniloka usai, ia mengundang semua pengisi acara untuk naik ke atas panggung. Ternyata tepat pada 28 Februari mendatang, Yudhistira akan merayakan ulang tahunnya yang ke-64 tahun. Bersama-sama semua pengisi acara termasuk Yudhistira menyanyikan tembang milik The Beatles yang berjudul 'Sixty Four' dengan meriah.