news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Perempuan-perempuan yang Menarik Hati Chairil Anwar

12 November 2017 10:54 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kisah hidup dan drama percintaan seorang penyair tersohor di tahun 1940-an, Chairil Anwar, akhirnya diangkat menjadi sebuah pertunjukkan pentas oleh yayasan Titimangsa Foundation, yang bertajuk ‘Perempuan Perempuan Chairil’, pada Sabtu (11/11) malam di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT

Reza Rahadian dipercaya untuk memerankan tokoh Chairil dalam pertunjukkan teater ini. Acara dimulai sekitar pukul 20.00 WIB dan dibuka dengan monolog Chairil yang menceritakan kondisi Indonesia pada masa itu.
Salah satunya adalah ia bercerita bagaimana sudut pandang perempuan malam di matanya, dan di mata seorang Ir. Soekarno. Jika banyak orang yang menganggap perempuan malam adalah orang yang hina, tapi tidak bagi Soekarno.
Menurut cerita Chairil, Soekarno mampu melihat perempuan malam dari sisi yang positif. Semisal, ia bisa menimbun informasi dari tentara-tentara Belanda tanpa mereka sadari, serta bisa menambah jumlah pemasukan negara saat itu.
Namun Chairil sendiri saat itu mengaku dirinya tak akan tergoda dan ingin ‘mencicipi’ perempuan malam. Sampai akhirnya, seorang tokoh yang memerankan perempuan malam akhirnya muncul, menggoda Chairil. Dan yang terjadi selanjutnya adalah, ya tentu saja ia tergoda. Ya, Chairil memang terkenal sebagai seorang penggila wanita.
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Di kehidupan nyatanya, sang ‘Binatang Jalang’ itu diketahui sempat dekat dengan sekitar sebelas wanita semasa hidup. Dalam pertunjukkan ini, hanya akan ditampilkan empat orang wanita yang memiliki andil cukup besar dalam tiap-tiap puisi yang dibuat oleh Chairil. Mereka adalah Ida Nasution (Marsha Timothy), Sri Ajati (Chelsea Islan), Sumirat (Tara Basro), dan Hapsah Wiriaredja (Sita Nursanti).
ADVERTISEMENT
Keempat wanita dengan latar belakang berbeda ini menjadi gerbang untuk memasuki dunia Chairil Anwar dengan kegelisahan hidup dan pemikirannya, serta pertaruhan yang dilakukan olehnya semasa hidup.
Ida Nasution

Chairil jatuh cinta kepada sosok Ida Nasution karena intelektualitas yang dimilikinya. Ia adalah seorang esais dan penerjemah yang juga mengelola ruang kebudayaan Gelanggang di Majalan Siasat bersama Chairil. Hari-hari mereka selalu diisi dengan perdebatan dan perdebatan. Keduanya sama sekali tak ada yang mau mengalah.
Chairil selalu mencoba merayu Ida dengan berbagai kata-kata manis dan juga syair puitis miliknya. Namun ternyata itu tak sanggup meluluhkan hati seorang Ida Nasution yang tentunya begitu idealis.

Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
“Suatu kali kau datang mendorong pintu, berlagak seperti jagoan, dan langsung membaca sajak ‘Aku’. Dengan suara lantangmu, membuat semua orang kaget dan tercengang. Kau sangat pintar mencari perhatian. Termasuk perhatian wanita-wanita di luar sana. Kepada siapa lagi kau ucapkan kata-kata manis itu, Chairil?”
ADVERTISEMENT
Meskipun cintanya bertepuk sebelah tangan, namun sosok Ida selalu membayang-bayangi pikiran Chairil.
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Marsha Timothy dan Reza memerankan Ida dan Chairil dengan sangat apik di atas panggung. Segala emosi saat mereka berdebat satu sama lain begitu terasa. Porsi mereka terlihat paling sedikit dibandingkan porsi perempuan-perempuan yang lainnya nanti. Hal ini dikarenakan sepanjang dialog mereka selalu berdebat dengan tempo bicara yang cepat dan tinggi.
Sri Ajati
Chairil tak patah semangat meskipun cintanya ditolak mentah-mentah oleh sosok Ida Nasution. Ia kembali dengan perjalanan cintanya hingga akhirnya bertemu dengan seorang gadis manis bernama Sri Ajati. Ia berkenalan dengan Sri saat sedang menjadi penyiar radio Jepang bernama Jakarta Hoso Kyokam.
Dalam pentas diceritakan, suatu ketika Chairil datang bermain ke rumah Sri, namun wanita itu tak memiliki prasangka bila Chairil datang ingin menemuinya dan mendekati dirinya. Kala itu Sri sudah bertunangan dengan seorang dokter asal Jawa Timur bernama Soeparsono.

Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
“Chairil, kalau aku boleh tahu. Kau datang ke rumahku, untuk makan siang atau untuk menemuiku? Kemarin seorang perempuan, temanku, mengatakan bahwa kau datang ke rumahnya hanya untuk makan siang,” ucap Sri, dengan nada polosnya.

ADVERTISEMENT
Dialog tersebut langsung mengundang gelak tawa para penonton.
Chairil langsung tersipu malu. Namun itu tak berlangsung lama, ia pun kembali melancarkan kalimat-kalimat manis ala pujangga kepada sosok Sri. Bagi Chairil, saat dirinya melihat Sri, ia bagaikan mengingat sebuah senja di pelabuhan kecil.

“Buat Sri Ajati. Ini kali tidak ada yang mencari cinta. Di antara gudang, rumah tua, pada cerita. Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut. Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut,” ucap Chairil membacakan sajaknya untuk Sri.
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Sri sama sekali tidak menyangka jika Chairil menuliskan puisi untuknya, karena bagi dia, Chairil sekadar teman biasa. Sama seperti teman-teman Chairil lainnya yang kerap datang bermain di rumah. Hingga pada suatu hari ia mengatakan pada Chairil, dirinya akan segera menikah.

ADVERTISEMENT
“Ya, pada dasarnya perempuan tetap akan memilih. Kau dengan kebahagiaanmu dan aku tetap pada kesedihanku,” ucap Chairil.
Penampilan Reza dan Chelsea Islan memerankan Chairil dan Sri cukup menggemaskan. Keduanya bernyanyi dan juga berdansa di atas panggung mengikuti alunan musik.
Sumirat

Dengan Sumirat, kisah cinta Chairil tak lagi bertepuk sebelah tangan. Ia mulai serius menjalani hubungan. Chairil kerap memperkenalkan Sumirat ke sahabat-sahabatnya, dan mereka kerap menghabiskan waktu bersama untuk jalan-jalan.
Sumirat sendiri merupakan seorang pelukis yang mencintai kepribadian seorang penyair seperti Chairil, yang berbeda dengan kebanyakan laki-laki lainnya.

“Aku ingat waktu aku pertama kali melihat kau di pantai itu. Ketika banyak orang bersenang-senang di sana, kau malah terlihat dengan menyendiri dan sedih dengan bukumu itu,” kata Sumirat.
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Hubungan cinta mereka selalu bergejolak, lantaran orang tua Sumirat mulai meragukan keseriusan Chairil kepada anaknya. Ya, Sumirat sempat mengajak Chairil untuk menemui kedua orang tuanya di Jawa Tengah, namun laki-laki itu tak kunjung memberikan jawaban pasti untuk meminang anaknya.
ADVERTISEMENT
Hingga pada akhirnya, mereka pun berpisah lantaran Sumirat mulai bersikap realistis dan menerima perjodohan dari orang tuanya.
“Begini akhirnya! Kau akan kawin dan beranak pinak. Sedangkan aku?,” kata Chairil kepada Mirat saat mengetahui wanita tersebut segera menikah.
Reza dan Tara Basro begitu menunjukkan totalitasnya ketika memerankan Chairil dan Sumirat. Dengan latar belakang sebuah kamar tua, mereka tanpa keraguan menampilkan romantisme Chairil dan Sumirat di atas panggung. Adegan pun selalu naik-turun, menunjukkan keintiman dan juga emosi yang selalu datang silih berganti.
Hapsah Wiriaredja
Beberapa tahun setelah hubungan cintanya dengan Sumirat kandas, Chairil akhirnya mantap menikahi perempuan bernama Hapsah. Hanya perempuan biasa, bahkan bisa dikatakan sangat berbeda dengan perempuan-perempuan yang ia sukai dahulu.

ADVERTISEMENT
Hapsah terlihat lebih gemuk dibandingkan perempuan yang disukai Chairil sebelumnya, namun bagi dia, Hapsah memiliki aura dan pesona tersendiri yang mampu membuatnya jatuh cinta. Hingga pada akhirnya suatu ketika, Hapsah pun mengandung anak pertamanya dari Chairil.

Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Sempat terjadi perdebatan lucu diantara keduanya mengenai nama yang kelak akan diberikan untuk sang bayi. Sampai akhirnya mereka sepakat untuk memberikan nama Evawani untuk anak perempuan mereka.
Namun memiliki anak tak lantas membuat rumah tangga mereka bertahan. Hapsah tak kuat lagi dengan rutinitas Chairil yang hanya membaca sajak terus-terusan, namun ia tak memiliki keinginan untuk bekerja sama sekali. Tuntutan ekonomi akhirnya membuat Hapsah menyerah pada hubungannya dengan Chairil dan memilih untuk berpisah.

Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Teater Perempuan Perempuan Chairil (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Jika ditarik kesimpulan, pertunjukan ‘Perempuan Perempuan Chairil’ ini ingin menguak sisi lain dari pribadi seorang Chairil Anwar yang mana karyanya terus dipuja dan dinikmati hingga saat ini, setelah lebih dari 60 tahun kematiannya. Meskipun ia pandai dalam bidang kesusastraan, ternyata ia lemah jika di hadapkan dengan pesona wanita.

ADVERTISEMENT
Hingga akhir hayatnya pun, bisa dikatakan ia tak pernah menemui kisah cintanya yang sejati. Ia bahkan sudah memprediksi kematiannya kala itu yang bisa dikatakan cukup mengenaskan; hidup sendiri, tanpa alamat pasti, dan sakit-sakitan hingga menjelang ajalnya.