Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenang Karya-karya Rudy Wowor Lewat 'Mari Menari'
8 Oktober 2018 18:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Aktor senior Rudy Wowor mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat (5/10). Pria berdarah Belanda-Manado ini meninggal di usia 74 tahun karena kanker prostat yang dideritanya sejak tahun 2010.
ADVERTISEMENT
Semasa hidupnya, selain menjadi seorang aktor, Rudy adalah seorang penulis dan penari. Untuk mengenang karya-karyanya dan mengingat Rudy, EKI Dance Company menghadirkan acara bertajuk 'Mari Menari'.
'Mari Menari' akan digelar pada 13 Oktober mendatang pukul 15.00 WIB dan 19.00 WIB di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Selain itu, akan ditampilkan pula beberapa tarian yang terinspirasi oleh sosok Rudy. Para penari yang akan menari di acara ini sebagian besar adalah murid-murid Rudy yang ingin memberikan apresiasi bagi kerja keras sang aktor sebagai salah satu seniman terkemuka Indonesia.
Bagi kamu yang tidak bisa hadir pada 13 Oktober, acara ini juga menyediakan live streaming melalui website www.indonesiakaya.com dan akun Facebook Indonesia Kaya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, acara ini juga tidak dipungut biaya alias gratis. Kamu hanya perlu melakukan reservasi di sini .
Rudolf Canesius Soemolang Wowor atau Rudy Wowor lahir di Amsterdam, Belanda, pada 13 Desember 1941. Sejak kecil, Rudy sudah akrab dengan dunia seni, terutama seni peran.
Semasa hidupnya, Rudy pernah bermain dalam sejumlah film seperti 'Tjoet Nja' Dhien' (1986) yang menjadikannya sebagai salah satu nominasi untuk kategori 'Aktor Pendukung Terbaik FFI 1988', 'Quickie Express' (2007), 'Merah Putih' (2009), 'Darah Garuda' (2010), 'Java Heat' (2013), hingga 'Sweet 20' (2017).
Jenazah Rudy dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Sabtu (6/10).