Menyandingkan 2 Raja Folk Indonesia, Adhitia Sofyan dan Fiersa Besari

3 Januari 2020 16:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adhitia Sofyan. Dok: Instagram @adhitiasofyan
zoom-in-whitePerbesar
Adhitia Sofyan. Dok: Instagram @adhitiasofyan
ADVERTISEMENT
Indie folk adalah salah satu genre yang sedang digemari oleh banyak remaja di Indonesia. Saat ini, ada dua musisi yang bisa dianggap sebagai raja indie folk Indonesia, yakni Adhitia Sofyan dan Fiersa Besari.
Fiersa Bersari. Dok: Instagram @fiersabesari
zoom-in-whitePerbesar
Fiersa Bersari. Dok: Instagram @fiersabesari
Karena itu, mari bandingkan karier dan kehidupan pribadi mereka. Meski datang dari generasi berbeda, nyatanya ada banyak kemiripan dalam perjalanan hidup Adhitia dan Fiersa.
Adhitia Sofyan dan Fiersa Bersari Foto: Sabryna Putri Muviola
1. Awal karier
ADVERTISEMENT
Sejak akhir era '90-an, Adhitia Sofyan terjun ke industri musik dan merilis sebuah single yang sempat memuncaki tangga lagu indie Ardan FM Bandung. Namun, karier bermusiknya sempat berhenti di tengah jalan, karena dirinya hendak mengamalkan pendidikannya di Sydney, Australia, dengan cara bekerja sebagai desainer grafis di Matari Advertising.
Pada akhirnya, Adhitia justru bosan menjadi pekerja kantoran. Dia pun mencoba untuk kembali bermusik pada 2007. Dia pun merilis EP berformat akustik yang bertajuk 'I’m Not Getting Any Slimmer, So Here We Go...' pada 2008.
Bermodalkan musik folk yang tenang dan teduh, Adhitia mulai percaya diri untuk mempromosikan EP tersebut dengan biaya sendiri. Ia pun mulai dilirik oleh banyak remaja di Indonesia setelah dua single-nya, 'Adelaide Sky' dan 'Memilihmu', terpilih untuk masuk ke tangga lagu di Prambors Radio.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Adhitia Sofyan, Fiersa Besari juga sempat bekerja di sebuah perusahaan swasta setelah lulus kuliah. Namun, kecintaannya pada sastra terlalu besar hingg ia memberanikan diri untuk fokus bermusik.
Pada 2012, Fiersa membuat sebuah studio rekaman sederhana (home recording) dan mulai menggarap single demi single yang berbalut musik folk serta lirik puitis. Akhirnya, single-single itu ia rangkum dalam album 'Tempat Aku Pulang' yang rilis pada 2014.
Lagu-lagu dari album itu, seperti 'Celengan Rindu', 'Waktu yang Salah', dan 'April', sebenarnya sudah cukup populer di skena indie Indonesia. Meski belum terlalu terkenal, Fiersa telah mencuri perhatian banyak remaja Indonesia sejak 2014.
2. Puncak karier
Setelah masuk di tangga lagu radio ternama, lagu 'Adelaide Sky' karya Adhitia Sofyan sukses menarik perhatian Raditya Dika. Lagu itu pun didaulat sebagai salah satu soundtrack film pertama Radit yang bertajuk 'Kambing Jantan The Movie'.
ADVERTISEMENT
Perlahan tapi pasti, Adhitia mulai memperlihatkan kualitas bermusiknya hingga berhasil merilis album kedua yang bertajuk 'Forget Your Plans' (2010). Album itu menembus pasar musik di Jepang hingga Adhitia sukses memenangkan penghargaan 'Favorite Singer-Songwriter dan Favorite Solo Artist' di ajang Indonesian Cutting Edge Music Award 2010.
Setelah tur di Jepang pada 2011, Adhitia semakin mantap membuat karya dan berkarier sebagai musisi indie folk. Ia mencapai beragam kesuksesan lain berkat album 'How To Stop Time' (2013) dan 'Silver Painted Radiance' (2016), serta tiga EP, yakni '8 Tahun' (2017), 'I Won't Go to Bed' (2017), dan 'Secret Code' (2017).
Sedangkan Fiersa Besari, lagu-lagu cinta dan patah hatinya semakin ramai memeriahkan skena musik indie Indonesia. Ia pun semakin tersohor setelah merilis album 'Konspirasi Alam Semesta' (2015) dengan hit single bertajuk 'Garis Terdepan'.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma merilis album, Fiersa juga mulai berani untuk menulis buku pertamanya yang bertajuk 'Garis Waktu' pada 2016. Fiersa bahkan berhasil menumbuhkan budaya membaca buku sastra di kalangan remaja setelah mendirikan Komunitas Pecandu Buku.
Selain 'Garis Waktu', Fiersa hingga saat ini sudah menelurkan total lima buku lain, yakni 'Konspirasi Alam Semesta' (2017), 'Catatan Juang' (2017), 'Arah Langkah' (2018), '11:11' (2018), dan 'Tapak Jejak' (2019). Dengan cita rasa yang temaram dan sejuk, tak heran rasanya jika album musik dan buku-buku sastra karya Fiersa mampu menghidupkan tagline 'kopi dan senja' di kalangan anak muda.
3. Kehidupan pribadi
Dua raja indie folk Indonesia, Adhitia Sofyan dan Fiersa Besari, saat ini sama-sama telah berkeluarga. Adhitia merupakan suami dari Iim Fahima dan ayah dari dua anak, Maleeka Kendra Adithia dan Kairo Hira Adithia.
ADVERTISEMENT
Iim Fahima sendiri merupakan merupakan Founder dan CEO dari Queenrides, sebuah platform yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan agar dapat berkendara dengan aman, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, maupun lingkungannya. Sebelum aktif berkarier di dunia musik, Adhitia dan Iim juga pernah membuat perusahaan yang bergerak di bidang Virus Communication dan Virtual Consulting.
Di sisi lain, Fiersa Besari baru mempersunting Aqia Nurfadla pada Juli 2019. Fiersa punya panggilan sayang untuk Aqia, yaitu Mbak Kroya. Panggilan itu ada karena Fiersa dan Aqia tak sengaja bertemu di Stasiun Kroya, Cilacap.
Aqia sepertinya memang pasangan hidup yang pas bagi Fiersa. Sebab, Aqia juga punya kegemaran yang sama seperti Bung--panggilan akrab Fiersa--, yakni mendaki gunung.
ADVERTISEMENT
4. Proyek ke depan
Bisa dikatakan, 2019 adalah tahun terbaik dari Adhitia Sofyan. Ia banyak mendapat panggung di berbagai acara besar serta berhasil merilis satu album dan satu EP, 'Chronicles of You' dan 'Other Side'.
Melalui dua karya terbaru itu, Adhitia menunjukkan sisi lain yang selama ini tak pernah nampak dalam karya musiknya. Sebab, Adhitia mulai banyak membuat lagu-lagu berbahasa Indonesia di dua karya itu.
Di masa depan, sangat mungkin Adhitia akan membuat album yang semua lagunya berbahasa Indonesia, seperti EP '8 Tahun'. Apalagi, ia memang belum memperlihatkan tanda-tanda ingin rehat dari dunia musik.
Mirip seperti Adhitia Sofyan, 2019 juga menjadi tahun yang baik bagi Fiersa Besari. Selain merilis buku 'Tapak Jejak', Fiersa juga dipercaya oleh Ernest Prakasa untuk mengisi soundtrack film 'Imperfect' yang mengadaptasi novel karya istri Ernest, Meira Anastasia.
ADVERTISEMENT
Lagu untuk soundtrack di film tersebut bertajuk 'Pelukku Untuk Pelikmu'. Hingga saat ini, sudah lebih dari 5 juta pengguna Spotify mendengarkan single itu.
Ia juga sempat disandingkan dengan dua musisi senior, Iwan Fals dan Once Mekel, saat mengisi soundtrack untuk film 'Bumi Manusia'. Tidak tanggung-tanggung, ia diharuskan untuk menyanyikan salah satu lagu patriotik Indonesia karya Ismail Marzuki yang bertajuk 'Ibu Pertiwi'.
Namun, Fiersa Besari berencana rehat sejenak dari dunia musik pada 2020. Ia sempat mengaku, ingin banyak menghabiskan waktu dengan sang istri, berpetualang ke berbagai gunung di Indonesia, dan tidak tahu kapan akan kembali membuat karya lagi.