Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Menyandingkan Dua Band Legenda, Dewa 19 dan GIGI
24 April 2018 18:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Dewa 19 dan GIGI merupakan dua band dari era '90-an yang musiknya masih menggema hingga kini. Remaja era milenial masih sering menyanyikan atau mendengarkan lagu-lagu mereka.
ADVERTISEMENT
Kontribusi keduanya pada industri musik juga sangat besar, dan menyandingkan keduanya sangat layak untuk dilakukan. Karena itu, kumparan akan menyandingkan Dewa 19 dan GIGI untuk melihat siapa di antara keduanya yang lebih unggul dalam lima aspek berbeda.
1. Awal karier
Dewa pertama kali dibentuk pada tahun 1986. Nama tersebut merupakan akronim dari empat personel pertama, yaitu Dhani Ahmad (keyboard, vokal), Erwin Prasetya (bas gitar), Wawan Juniarso (drum), dan Andra Junaidi (gitar). Dua tahun setelahnya, Ari Lasso pun masuk mengisi posisi vokal yang awalnya diisi oleh Dhani.
Kesuksesan Slank mendorong Dewa untuk berkarya lebih dari sekadar band festival. Mengubah nama menjadi Dewa 19 sebagai tanda bahwa semua personelnya rata-rata berusia 19 tahun, album self-titled mereka pun dirilis pada 1992. Dalam album itu, Dewa 19 terdengar futuristik dengan mencampur-adukkan jazz, rock, dan pop.
ADVERTISEMENT
Bermodalkan single ‘Kangen’ dan ‘Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi’, Dewa 19 sukses mendapat tempat di hati pecinta musik Indonesia. Mereka pun sukses menyabet dua penghargaan di BASF Awards 1993 sebagai ‘Pendatang Baru Terbaik’ dan ‘Album Terlaris’.
Terpaut usia yang cukup jauh, grup musik GIGI resmi dibentuk pada tanggal 22 Maret 1994. Pada awalnya, GIGI terdiri dari lima personel, Armand Maulana (vokal), Thomas Ramdhan (bas gitar), Dewa Budjana, Baron Arafat (gitar), dan Ronald Fristianto (drum). Nama GIGI muncul setelah para personelnya tertawa lebar mengomentari kata ‘Orang Utan’ yang hampir terpilih sebagai nama band.
Tancap gas, di tahun yang sama GIGI merilis album perdananya yang bertajuk ‘Angan’. Tanpa manajemen yang baik, GIGI gagal mempromosikan album perdana mereka tersebut. Sudah merilis video klip lagu ‘Kuingin’ dan ‘Angan’, tetap saja tak banyak orang yang mendengarkan musik GIGI yang saat itu masih sangat campur aduk dan belum matang.
Pada 1995, GIGI akhirnya membuat sebuah tim manajemen untuk membantu mempromosikan album ke-2 mereka yang bertajuk ‘Dunia’. Album tersebut mencampur-adukkan pop, rock, serta funk ala Red Hot Chilli Peppers. Benar saja, album tersebut laku keras di pasaran dan terjual hingga 400 ribu keping di awal perilisannya. BASF Awards 1995 pun mendaulat GIGI sebagai ‘Kelompok Musik Terbaik’.
ADVERTISEMENT
Jika melihat awal karier keduanya, GIGI memang tak lebih beruntung dari Dewa 19. Dewa 19 sejak mula sudah menjadi band festival yang sukses dan album perdananya mampu menyita perhatian publik. Sedangkan GIGI, dengan latar belakang personel yang berbeda-beda, baru mencapai kesuksesan di album ke-2 mereka yang bertajuk ‘Dunia’.
2. Prestasi
Selama Ari Lasso masih menjadi vokalis, Dewa 19 telah sukses meraih berbagai penghargaan bergengsi. Mereka memenangkan ajang BASF Award 1993 di kategori ‘Album Terlaris’ dan ‘Pendatang Baru Terbaik’, juga BASF Awards 1996 di kategori ‘Musik Rock Terbaik’, ‘Group/Duo Rekaman Terbaik’, dan ‘Tata Musik Rekaman Terbaik’. Satu tahun berselang Dewa 19 pun sukses besar dan berhasil memenangkan 6 kategori, termasuk ‘Album Terbaik Alternatif’, ‘Album Terbaik Umum’, dan ‘Lagu Terbaik Umum’ dalam ajang AMI Awards 1997.
ADVERTISEMENT
Setelah mengganti posisi Ari dengan Once Mekel, Dewa 19 masih belum juga bisa dibendung. Dalam ajang AMI Awards 2000, mereka sukses memenangkan empat kategori, termasuk ‘Lagu Terbaik Alternatif’ dan ‘Produser Rekaman Terbaik’ yang dibawa pulang oleh Dhani.
Berselang satu tahun, kepiawaian Ahmad Dhani sebagai produser musik mulai ditelisik oleh para kritikus. Dia pun memenangkan ‘Penata Musik Terbaik’ di AMI Award 2001. Pada 2006, Dewa meraih AMI Awards terakhirnya dalam kategori ‘Album Rock Terbaik’ untuk ‘Republik Cinta’.
Berbeda dari Dewa 19, keberhasilan GIGI baru terjadi setelah mereka merilis album ‘Dunia’ dan sukses menjual sekitar 400 ribu keping. Tahun itu, mereka pun didaulat BASF Award sebagai ‘Kelompok Musik Terbaik’.
Meski pada 1995, Baron secara resmi keluar disusul dengan Thomas dan Ronald yang hengkang pada 1996, dua personel yang tersisa, Armand dan Budjana, sukses merampungkan album ‘2x2’ pada 1997. Mereka bahkan menggandeng pencabik bas ternama dari grup musik Mr. Big, Billy Sheehan, untuk lagu ‘Cry Baby’.
Pada 1998, GIGI mengambil alih dominasi Dewa 19 di ajang penganugrahan musik di Indonesia. Mereka sukses meraih penghargaan sebagai ‘Group/Duo Terbaik’, ‘Penyanyi Terbaik’ untuk Armand Maulana, dan ‘Lagu Terbaik’ di AMI Awards. Setelah melanglang buana menggelar ratusan konser dan tur di seluruh kota di Indonesia, penghargaan terakhir yang GIGI raih adalah ‘Video Klip Terdahsyat’ dan ‘Legend Terdahsyat’ dalam dari Dahsyatnya Awards 2012.
ADVERTISEMENT
Sama-sama berprestasi membuat nama Dewa 19 dan GIGI menjadi dua band legendaris terbaik di Indonesia. Meski GIGI sempat mengalahkan Dewa 19 pada 1998, prestasi Dewa 19 masih terhitung lebih banyak jika dibandingkan GIGI.
3. Jejak narkoba
Di akhir era '90-an, putaw dan shabu adalah dua baran haram yang tengah populer di kalangan remaja. Para personel Dewa 19 pun tak luput dari kekangan barang haram tersebut. Ari Lasso dan Erwin merupakan dua personel Dewa 19 yang paling jauh terjatuh dalam lembah hitam narkoba.
Pada 1998, mereka menghambat jejak karier Dewa 19 dengan menolak beberapa tawaran panggung lantaran kecanduan mereka tehadap narkoba sudah teramat parah.
Sempat vakum selama beberapa saat, Erwin memutuskan untuk masuk rehabilitasi dan pesantren. Dia pun berhasil lepas dari narkoba satu tahun setelahnya. Di sisi lain, kondisi Ari justru semakin parah.
ADVERTISEMENT
Setelah merilis album ‘The Best of Dewa 19’, rasa bersalah Ari berujung pada pengunduran dirinya di tahun 1999. Dhani pun mendaulat Once Mekel sebagai vokalis. Untungnya, Dewa 19 tetap mampu untuk bertahan di industri musik Indonesia hingga pembubaran pada 2011.
Meski narkoba membuat GIGI mampu menyalip prestasi Dewa 19 pada 1998, narkoba juga sempat menggerogoti tubuh band asal Kota Kembang tersebut. Pemain bas gitar GIGI, Thomas Ramdhan, pada 1997, sempat menjadi pecandu narkoba. Semakin parah Thomas menjadi pecandu, semakin kacau pula kegiatan latihan dan manggung GIGI.
Setelah Thomas memutuskan untuk masuk rehabilitasi, pada proses penggarapan album ‘2x2’ band tersebut hanya dijalankan oleh dua personel yang tersisa, Armand dan Budjana. Meski sudah berkolaborasi dengan Billy Sheehan, pemain bas gitar Mr. Big, album tersebut tidak laku di pasaran karena materinya dinilai terlalu berat dan kompleks bagi telinga masyarakat Indonesia saat itu.
ADVERTISEMENT
Beruntungnya, seusai rehab, Thomas resmi kembali menjadi bagian dari GIGI pada 1999. Mereka pun mencipta berbagai berbagai karya dengan format empat personel saat ini, Armand (vokal), Budjana (gitar), Thomas (bas gitar), dan Hendy (drum).
Permasalahan narkoba memang mengganggu kegiatan bermusik Dewa 19 dan GIGI. Namun, untuk urusan ini, GIGI terbukti lebih beruntung karena tidak kehilangan Thomas, personel yang menjadi pecandu narkoba.
4. Bongkar pasang personel
Dewa 19 adalah band yang dikenal sering bongkar pasang personel. Formasi awal, Dhani, Erwin, Wawan, Andra, dan Ari sudah berubah sejak 1995 saat posisi drum diisi oleh Wong Aksan, mantan suami Titi Rajo Bintang, yang awalnya diisi oleh Wawan.
Dianggap terlalu banyak memberi sentuhan jazz pada musik Dewa 19, Aksan akhirnya digantikan oleh Tyo Nugros pada 1998 bersamaan dengan hengkangnya Erwin dan Ari setelah terjerat narkoba. Ari pun digantikan oleh Once yang terus berkiprah bersama Dewa 19 hingga 2011.
Pada 2002 Dewa 19 baru secara resmi menemukan pengganti Erwin dalam diri Yuke Sampurna, eks-pemain bas The Groove. Pada 2007, kondisi kesehatan Tyo memaksanya untuk hengkang dan digantikan oleh Agung Yudha, drummer additional Andra & The Backbone, untuk mengisi kekosongan sampai 2011.
ADVERTISEMENT
Sejak album ke-2 yang bertajuk ‘Dunia’, sang gitaris, Baron, sudah meninggalkan GIGI. Hengkangnya Baron membuat GIGI terus bertahan dengan mengandalkan formasi empat personel hingga kini.
Pada 1997, Thomas yang harus direhabilitasi karena kecanduannya pada narkoba serta hengkangnya Ronald, membuat GIGI timpang dan harus kesulitan untuk menelurkan karya-karya terbaru. Untung saja saat itu, teknisi bas GIGI, Opet Alatas, mau untuk membantu. Sosok bernama Budhy Haryono pun siap untuk menjadi additional drummer.
Saat Thomas kembali dari rehabilitasi pada 1999, Opet secara sukarela mengembalikan posisi bas gitar padanya. Sayang, pada 2004, Budhy merasa jenuh dengan GIGI dan ia memutuskan untuk hengkang. Posisinya pun digantikan oleh Hendy yang mengisi posisi drum hingga kini.
ADVERTISEMENT
Dewa 19 ternyata tidak lebih awet jika dibandingkan dengan GIGI. Oleh karena itu, dalam hal ketahanan personel, GIGI terbukti lebih baik. Namun, karena kepiawaian Dhani dalam memproduksi musik Dewa 19 selalu mampu menghasilkan karya-karya hebat dengan personel yang berubah-ubah.
5. Aktivitas terkini
Meski sudah dinyatakan bubar pada 2011, beberapa personel terakhir Dewa 19 terus berkarya di industri musik Indonesia. Once Mekel aktif berkarya sebagai produser musik dan solois, sedangkan Andra masih terus berkarya dengan Andra & The Backbone bersama dua personel lainnya, Stevi Item dan Dedy Lisan.
Dhani yang kini juga aktif berpolitik dan menjadi kader Partai Gerindra masih bermusik serta mengorbitkan berbagai artis--seperti Mulan Jameela dan The Virgin--melalui labelnya, Republik Cinta Management.
ADVERTISEMENT
Mantan personel Dewa 19 juga masih aktif di dunia musik. Yuke Sampurna kini menjadi penggagas sebuah band funk bernama What The Funk, sedangkan Wawan memiliki sebuah manajemen artis bernama Negeri Diawan. Erwin yang dahulu sempat terjebak narkoba pernah membuat sebuah band bernama EVO yang sempat diperkuat oleh Elda, vokalis Star & Rabbit, serta Ronald, eks-penggebuk drum GIGI.
Ari Lasso juga telah bangkit dari keterpurukannya. Selain menjadi penyanyi solo dan mencipta berbagai karya hebat, seperti ‘Mana Kutahu’, ‘Rahasia Perempuan’, dan ‘Mengejar Matahari, Ari juga didaulat sebagai juri Indonesian Idol 2018. Ia telah melahirkan seorang bintang baru Indonesia, yakni Maria Simorangkir, yang memenangkan ajang pencarian bakat tersebut mengalahkan Ahmad Abdul.
Meski memiliki proyek sendiri-sendiri, berbeda dari Dewa 19, GIGI masih terus bertahan hingga saat ini. Pada 2014, Gigi bahkan mencipta album bertajuk ‘Live At Abbey’ yang direkam langsung di studio yang dahulu sukses menelurkan album milik band legendaris dunia, The Beatles. Tahun lalu, GIGI juga baru saja merilis album ‘Setia Bersama Menyayangi dan Mencintai’ yang banyak bercerita tentang kebesaran Tuhan dan kritik sosial pada kondisi Indonesia saat ini.
Seperti Ari Lasso, Armand juga didaulat untuk menjadi juri di ajang Indonesian Idol 2018. Hal tersebut menyatakan bahwa musikalitas GIGI juga tidak perlu diragukan.
ADVERTISEMENT
Meski Dewa 19 bubar dan GIGI tetap bertahan, sampai saat ini keduanya masih terus mewarnai industri musik Indonesia. Karya-karya mereka pun tak lekang oleh waktu dan masih banyak diperdengarkan di berbagai radio di Indonesia.
Kalau kamu, lebih suka Dewa 19 atau GIGI?