Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Menyandingkan Teuku Rifnu Wikana dan Alex Abbad
19 Desember 2018 11:48 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah film, setiap peran punya pengaruh yang besar. Baik itu yang dimainkan oleh pemeran utama maupun oleh pemeran pendukung. Keduanya memiliki porsi masing-masing dalam setiap lakonnya.
ADVERTISEMENT
Peran pendukung bahkan terkadang bisa saja melekat di benak para penonton, ketika mampu dimainkan dengan baik. Teuku Rifnu Wikana dan Alex Abbad misalnya. Mereka mampu mendapat beberapa penghargaan lewat beberapa film yang ia mainkan sebagai peran pendukung.
Di bawah ini kumparan akan menyandingkan Alex Abbad dan teuku Rifnu Wikana dalam berbagai aspek, seperti awal karier hingga prestasi keduanya di dunia akting.
1. Debut Film
Rifnu memulai kariernya di dunia hibran lewat panggung teater. Dia bergabung dengan kelompok teater yang dipimpin oleh Jose Rizal Manua di Taman Ismail Marzuki (TIM). Di sana, ia giat berlatih dan membintangi sejumlah pertunjukan teater, seperti 'Sekda' dan 'Petang di Taman'.
Film 'Mengejar Matahari' menjadi debut Rifnu dalam dunia perfilman. Keterlibatannya dalam film tersebut bahkan terjadi secara tidak sengaja.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Rifnu diminta oleh Jose Rizal Manua untuk mengantar sang anak, Nusa, mengikuti casting film yang disutradarai oleh Rudi Soedjarwo. Sesampainya di sana, Rifnu diminta ikut casting. Sempat menolak, ia akhirnya menyanggupi.
Singkat cerita, Rifnu pun lulus casting dan berkesempatan turut berberan dalam film 'Mengejar Matahari' yang dirilis pada 2003 tersebut. Kala itu, ia juga hanya kebagian tampil di sembilan adegan dan honornya tak seberapa.
Sementara itu, Alex Abbad mulai kariernya di dunia hiburan sebagai seorang Video Jockey (VJ) pada akhir tahun 90-an. Gaya dan celetukannya yang khas membuat Alex digandrungi banyak remaja wanita kala itu.
Wajah blasteran dan postur yang ideal mampu meluluhkan hati para remaja wanita di masa itu. Pada tahun 2002, ia memulai debutnya di dunia seni peran lewat film berjudul 'Andai Dia Tahu'.
ADVERTISEMENT
Di film tersebut Alex berperan sebagai pemeran pendukung. Dalam film garapan Indra Yudhistira dia beradu peran dengan Marcell Siahaan dan Harry Panca.
2. Kelanjutan Karier di Dunia Film
Sampai saat ini Rifnu sudah membintangi lebih dari 30 judul film. Baik peran pendukung maupun peran utama ia lakoni dalam kariernya di dunia film.
Setelah turut berperan dalam 'Mengejar Matahari', Rifnu kembali diajak oleh Rudi Soedjarwo untuk bermain di filmnya, '9 Naga'. Dalam film itu, ia memerankan tokoh pendukung bernama Fredy.
Nasib baik pun mulai berpihak padanya. Rifnu lalu membintangi film layar lebar lainnya, seperti 'Laskar Pelangi' (2008), 'Merah Putih' (2009), 'Sang Penari' (2011), 'Habibie & Ainun' (2012), 'Negeri Tanpa Telinga' (2014), 'Di Balik 98' (2015), hingga 'Chrisye' (2017).
ADVERTISEMENT
Ya, Rifnu memang lebih banyak menjadi pemeran pendukung dalam film-film layar lebar yang dibintanginya. Beberapa film yang diperankan Rifnu sebagai pemeran utama, yakni 'Jokowi' (2013), 'Aku Ingin Ibu Pulang' (2016), dan 'Night Bus' (2017).
Sementara Alex, sejak awal kariernya hingga saat ini sudah membintangi sekitar 20 judul film. Beberapa diantaranya ialah 'Andai Ia Tahu', 'Suster Keramas', 'Roman Picisan', 'The Raid', '99 Cahaya di Langit Eropa Part 2', dan 'My Stupid Boss'.
Sepanjang kariernya sebagai aktor, pria berusia 40 tahun itu kerap dipercaya memainkan tokoh pendukung.
Kendati demikian, Alex tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Meski bukan jadi penggerak plot dalam film, dia adalah salah satu dari sekian sekrup yang ikut menggerakkan roda.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya tugasnya pemeran pembantu kalau dia berhasil, karakternya nempel. Kalau gagal, karakternya enggak nempel, itu tugasnya,” kata Alex ketika ditemui di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Menurut Alex setiap peran punya pengaruh besar dalam sebuah film. Namun, ia seolah melihat tantangan lebih ketika menjadi pemeran pendukung selama ini. Menurutnya, untuk film di Tanah Air, peran pedukunglah yang justru seringkali jadi karakter yang tak biasa.
3. Masuk Nominasi Penghargaan Film
Tak main-main, kedua aktor yang sering memainkan peran pendukung ini benar-benar melakoni perannya dengan baik. Dalam film 'Darah Garuda', Rifnu yang berperan sebagai Dayan mampu mengantarnya masuk dalam dua nominasi. Yaitu 'Aktor Pembantu Terbaik' dan 'Aktor Pembantu Terfavorit' di Indonesian Movie Awards 2011.
ADVERTISEMENT
Rifnu sempat dinominasikan pula sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik di Indonesian Movie Awards 2015 dan Pemeran Pendukung Pria Terfavorit di Indonesia Box Office Movie Awards 2016 melalui perannya dalam film 'Di Balik 98' (2015).
Sementara Alex, yang kerap kali bermain sebagai pemeran pendukung juga masuk dalam beberapa nominasi di berbagai ajang penghargaan. Perannya sebagai Dika dalam film 'My Stupid Boss' termasuk yang terbaik dalam perjalanan kariernya.
Bahkan, dalam film 'My Stupid Boss', ia berhasil meraih Piala Citra untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik di FFI 2016. Tak hanya itu, lewat perannya tersebut, dia juga masuk nominasi di beberapa ajang penganugerahan lainnya seperti Indonesian Box Office Movie Awards 2017 dan Indonesian Movie Actors Awards 2017.
ADVERTISEMENT
4. Peran Melekat
Peran Dayan di film 'Merah Putih' nampaknya cukup melekat dalam diri Rifnu. Dalam film bertema perjuangan tersebut, Dayan diceritakan sebagai seorang prajurit.
Sejak awal kemunculan, karakter Dayan dikenal cukup pendiam. Tentara Bali tersebut juga digambarkan sebagai karakter yang dingin.
Rifnu nampaknya mampu menjalani perannya dengan baik di trilogi film itu yakni 'Merah Putih' (2009), 'Darah Garuda' (2010), dan 'Hati Merdeka' (2011). Bahkan dalam salah satu film di trilogi itu, Dayan diceritakan menjadi bisu, namun tantangan tersebut mampu diatasinya dengan baik.
Sementara Alex, nampaknya amat lekat dengan karakter Fakar di film 'Buffalo Boys'. Ya, dalam film itu Fakar diceritakan sebagai seorang perampok dan anak buah dari penjajah Van Trach (diperankan oleh Reinout Bussemaker).
ADVERTISEMENT
Selama ini Alex memang mampu menguasai segala peran yang harus dilakoninya, meskipun itu terkesan sangat gila. Bahkan, ketika berperan sebagai Fakar dan diceritakan menjadi orang yang matanya buta sebelah, Alex mampu membawakannya dengan apik.
Meski semua peran yang dimainkan ia jalani dari nol dan membuat orang berdecak kagum, tetap saja terkadang Alex masih merasa kesal sendiri ketika melihat aktingnya di semua film yang diperankan.