Menyimak Cerita Film 'Lima' yang Menyebarkan Semangat Pancasila

31 Januari 2018 11:54 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presscon film Lima (Foto:  Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presscon film Lima (Foto: Giovanni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sutradara sekaligus produser Lola Amaria sedang menggarap film terbaru yang bertema Pancasila, berjudul 'Lima'. Dalam film tersebut, Pancasila digambarkan melalui masing-masing karakter di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Lola, setiap karakter akan memainkan cerita yang berbeda, tergantung pada sila yang mereka bawa. Adapun tiap cerita juga akan ditangani oleh sutradara yang berbeda.
“Sampai kemudian kita menggabungkan lima cerita ke dalam satu plot yang utuh,” kata Lola dalam acara syukuran film ‘Lima’ di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
Presscon film Lima (Foto:  Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presscon film Lima (Foto: Giovanni/kumparan)
Beberapa sutradara lain yang terlibat dalam film ini adalah Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Harvan Agustriansyah, dan Andryanto Dewo. Menurut Lola, keempat nama tersebut dipilih berdasar kedekatan mereka terhadap sila-sila itu.
“Shalahuddin, dia kuat di dokumenter kan, waktu saya ajak dia ini, dia lagi bikin film pesantren, dan ketika ditawarkan langsung setuju. Begitu pun kepada 3 sutradara lain,” ujarnya.
Lima karakter yang terdapat dalam film ini adalah Maryam, Adi, Fara, Aryo, dan Ijah.
ADVERTISEMENT
Cerita di sila pertama yang berisi tentang Ketuhanan, digarap oleh Salahuddin Siregar. Dikisahkan karakter Maryam (Tri Yudiman) yang merupakan seorang muslim, meninggal dunia, dan prosesi pemakamannya memicu perdebatan, karena ketiga anak Maryam, yakni Adi, Fara, dan Aryo, menganut agama yang berbeda.
Namun, perdebatan tersebut akhirnya dapat terselesaikan dengan baik karena toleransi dalam keluarga mereka.
Presscon film Lima (Foto:  Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presscon film Lima (Foto: Giovanni/kumparan)
Kisah tentang sila kedua, tentang kemanusiaan, digarap oleh Tika Pramesti. Dalam cerita tersebut, karakter Adi (Baskara Mahendra) harus menyaksikan suatu peristwa yang tidak berprikemanusiaan. Ia berusaha membantu semampunya, meski karena perbuatan tersebut, Adi harus di-bully oleh kawan sekolahnya.
Sila ketiga Pancasila berisi tentang persatuan. Lola Amaria yang ambil bagian sebagai sutradara dalam cerita di sila ini. Dikisahkan karakter Fara (Prisia Nasution) adalah seorang pelatih renang, dan saat itu harus menentukan atlet mana yang harus dikirim ke Pelatnas.
ADVERTISEMENT
Fara mencoba adil dalam melakukan penilaian, dengan cara tidak memasukkan unsur ras dalam memilih. Namun, Fara harus berhadapan dengan pemilik klub yang berperilaku sebaliknya.
Presscon film Lima (Foto:  Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presscon film Lima (Foto: Giovanni/kumparan)
Yoga Pratama, pemeran Aryo dalam film ini, mengaku perannya kali ini berbeda dengan peran yang pernah ia dapatkan sebelumnya. Aryo digambarkan merupakan sosok pria yang baik dan dewasa.
“Cenderung sederhana untuk tokohnya di sini, dari yang biasa aku peranin,” kata Yoga ketika ditemui dalam kesempatan yang sama.
Dalam film ini, tokoh Aryo akan menggambarkan sila ke-4, yang berisikan tentang musyawarah dan mufakat. Sehingga, cerita Aryo tak jauh dari sebuah penyelesaian masalah. Cerita dalam sila ini digarap oleh Harvan Agustriansyah.
“Saya jadi anak laki-laki paling tua di sini, nah persoalan Aryo di keluarga, Aryo harus mampu menyelesaikan persoalan warisan dari ibunya nanti sebagai anak laki-laki paling tua di keluarga,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dan di sila kelima, permasalahan berasal dari karakter Ijah (Dewi Pakis), yang merupakan asisten rumah tangga dalam keluarga Maryam. Ijah dihadapkan permasalahan keluarganya sendiri. Ia harus pulang kampung untuk menuntut keadilan yang tak pernah mampir untuk orang kecil sepertinya. Andriyanto Dewo dipercaya untuk menggarap cerita dalam sila kelima ini.
Film 'Lima' akan segera memulai proses syuting pada tanggal 4 Februari mendatang dan rencananya akan selesai pada awal Maret. Sehingga, film ini diharapkan dapat diputar pada Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni.