Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam video berdurasi 40 menit itu, Jarwo menceritakan bagaimana Naif membahas masalah HAKI pada 2019. Lalu, ada pula obrolan mengenai Naif yang akan bubar saat satu personel keluar.
Kemudian, Jarwo juga menjelaskan bahwa masalah semakin keruh ketika pandemi terjadi pada 2020. Di masa itu, sama seperti banyak grup musik lainnya, Naif cukup terpuruk karena pertunjukan musik tak bisa digelar.
"Enam bulan berjalan pandemi, Naif enggak mangung, enggak ada pemasukan. Emil, di grup WhatsApp Naif, Emil posting, 'Guys, udah saatnya gue mengundurkan diri,'" ungkap Jarwo dalam video yang ia unggah pada Kamis (20/5).
Jarwo pun saat itu menghubungi Emil. Menurutnya, Emil saat itu memilih hengkang karena ingin mengurus bisnis-bisnisnya yang terdampak pandemi. Namun, permasalahan kembali terjadi ketika Pepeng ikut mengundurkan diri tanpa bisa memberi tahu alasan pastinya.
ADVERTISEMENT
"Gue telepon Emil lagi dan dia bilang, 'Iya, Wo. Ini seperti yang gue bilang kemarin, urusan bisnis,' dan dia bilang, 'Ada satu masalah yang enggak bisa gue share di telepon, Wo. Karena kita harus duduk berempat untuk bahasa masalah ini,'" kata Jarwo menirukan ucapan Emil.
"Sampai gue bilang, 'Gue enggak bisa korek apa-apa lagi, ya?' 'Sorry, Wo. Gue enggak mau jadi satu orang yang memberitahu urusan ini,'" sambungnya.
Tak henti di sana, masalah berlanjut ketika pihak manajemen Naif turut mengundurkan diri. Setelah itu muncul surat pembubaran Naif yang dianggap aneh oleh Jarwo.
"Perwakilan manajemen yang mengundurkan diri datang ke rumah. 'Ini, Mas Wo.' 'Apa, nih?' Jadi, dia membawa sebuah surat peresmian pembubaran Naif yang udah disiapkan empat kolom untuk tanda tangan para personel di atas materai. Emil udah tanda tangan, Pepeng udah tanda tangan, David juga udah tanda tangan," tutur Jarwo.
ADVERTISEMENT
Namun, Jarwo enggan untuk tanda tangan. Sebab, ia merasa ada banyak alasan yang membuat surat itu terasa sangat janggal dan tidak masuk akal.
"Gue baca suratnya, 'Kok, ada surat beginian?' Surat dari manajemen yang udah mengundurkan diri. Ini udah mundur, terus membuat surat pembubaran, apa maksudnya, ya?" ucap Jarwo.
Tak hanya itu, banyak kecacatan yang juga ada di surat itu. Menurut Jarwo, surat tersebut tidak lebih dari sekadar surat main-main yang tidak serius.
"Surat dua lembar, enggak ada nomor halamannya. Lembar pertama pernyataan, lembar kedua tanda tangan doang. Ini bisa dipisah, nih, terus diganti, 'Saya akan bayar Rp 2 miliar untuk saudara ini,' terus ada tanda tangan kita berempat di atas meterai. Wah, kalau gitu, enggaklah, gue enggak mau tanda tangan," kata Jarwo.
ADVERTISEMENT
Jadi, saat ini Jarwo hanya memegang apa yang dahulu pernah dikatakan Emil. Ia sampai detik ini masih ingin terlebih dahulu membangun komunikasi dengan Emil, Pepeng, dan David secara langsung.
"Gue menunggu kapan bisa ketemu berempat karena gue penasaran, 'Ini ada apa?'" pungkas Jarwo Naif.