Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Nama Michael Kho tertera dalam daftar pemain film ‘Perburuan’ yang akan tayang pada 15 Agustus mendatang. Aktor berusia 30 tahun tersebut berperan sebagai Shidokan, seorang tentara Jepang.
ADVERTISEMENT
kumparan berkesempatan berbincang langsung dengannya menjelang gala premiere film ‘Perburuan’ baru-baru ini. Pada saat itu, Michael berkisah mengenai bagaimana ia mendapatkan peran tersebut.
Tahun lalu, menurut Michael, ia—yang tengah terkendala writer’s block kala menyelesaikan tesis—bertandang ke Reading Room, Kemang, Jakarta Selatan, untuk mencari inspirasi. Nyatanya, di sana ia bertemu Richard Oh, sutradara ‘Perburuan’.
“Pas masuk, Koh Richard langsung matanya kayak agak bersinar gitu. Saya agak kaget, sih, ‘Kenapa, nih? Gue ada salah apa?’ Ternyata dia lagi menggarap film ‘Perburuan’. Nah, saat itu juga dia langsung menunjuk saya, suruh saya kontak casting director-nya,” ucap Michael.
Singkat cerita, Michael kemudian mengikuti casting untuk ‘Perburuan’. Tanpa diduga, ia lolos dan mendapatkan peran dalam film yang juga dibintangi oleh Adipati Dolken hingga Ayushita tersebut.
ADVERTISEMENT
“Bisa dibilang, pertemuan saya dengan Koh Richard adalah pertemuan yang diatur oleh Tuhan,” kata Michael diakhiri tawa.
Michael tak main-main ketika melakukan pendalaman peran sebagai Shidokan. Salah satu hal yang ia lakukan adalah meriset perannya sebagai tentara Jepang melalui sejumlah literatur.
“Kalau literaturnya saya cuma mendapatkan dari buku-buku Indonesia, saya mendapat perspektif victim. Maka, saya meng-expand literatur saya ke arah mereka. Jadi, ada dua buku utama yang saya jadikan riset, ‘Encyclopedia of Indonesia in the Pacific War’ dan ‘The Rape of Nanking’. Itu meluaskan perspektif saya,” ujarnya.
Setelah memahami seperti apa tentara Jepang pada masa penjajahan, Michael kemudian menyadari dirinya berhadapan dengan suatu tantangan besar.
ADVERTISEMENT
Ia, yang berbahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dan tak bisa berbahasa Jepang, dituntut untuk tampil meyakinkan sebagai tentara Jepang yang baru belajar bahasa Indonesia dalam ‘Perburuan’.
Tak ingin terdengar sekadar menghafal skenario, Michael menyempatkan diri untuk mempelajari bahasa Jepang. Juga terkait bagaimana orang Jepang melafalkan dialog bahasa Indonesia dengan aksen khas mereka.
“Itu memang saya kontak beberapa teman saya. Ada orang Indonesia yang di Jepang, ada orang Jepang yang belajar bahasa Indonesia, dan ada juga yang tinggal di sini tapi dia belajar sastra. Saya cek kepada tiga orang untuk mendapatkan perspektif. ‘Ini gimana, ya, kalau ngomongnya kayak gini, sudah mirip belum?’ Lalu latihan. Nanti saya kroscek lagi,” tuturnya.
Upayanya untuk mendalami peran nyatanya tak sia-sia. Dalam ‘Perburuan’—sebagaimana yang telah disaksikan kumparan—Michael mampu melafalkan dialog berbahasa Indonesia layaknya seseorang yang berbahasa Jepang sebagai bahasa ibu.
ADVERTISEMENT
Menutup perbincangan, ia berharap aktingnya di ‘Perburuan’ dapat dinikmati dengan hati terbuka oleh para penonton.
“Semoga enjoyable. Semoga karakternya sangat-sangat meyakinkan dan believable,” pungkas Michael Kho.