Minta Maaf, Mongol Stres: Saya Tak Mungkin Lakukan Penghinaan pada ODGJ

2 Juli 2021 11:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mongol Stres. Foto: Instagram/@mongolstres
zoom-in-whitePerbesar
Mongol Stres. Foto: Instagram/@mongolstres
ADVERTISEMENT
Komika Rony Immanuel atau yang akrab disapa Mongol Stres dan Deddy Corbuzier disomasi terkait perbincangan mereka di podcast Deddy. Podcast berjudul ORANG GILA BEBAS COVID‼️🤣 - Deddy Corbuzier Podcast ❌ MONGOL diunggah di kanal YouTube Deddy.
ADVERTISEMENT
Dalam perbincangan tersebut, Mongol dan Deddy menyinggung mengenai orang dengan gangguan kejiwaan bebas COVID-19. Perbincangan mereka dikomentari oleh Perhimpunan Jiwa Sehat.
Mongol Stres. Foto: Instagram/@mongolstres
Perhimpunan Jiwa Sehat bersama puluhan organisasi masyarakat sipil lainnya melayangkan somasi terhadap Deddy dan Mongol Stres. Keduanya dinilai telah merendahkan martabat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Deddy sudah memberikan tanggapan mengenai hal itu lewat unggahan di akun Instagramnya. Ia menyampaikan permintaan maaf.
Senada, Mongol juga meminta maaf terkait perbincangannya dengan Deddy. Pria 42 tahun ini menyampaikan permintaan maaf tersebut lewat unggahan di akun Instagramnya pada Kamis (1/7).
“Dengan kerendahan hati saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang merasa terhina dan terlecehkan oleh materi saya tersebut. Sekali lagi dengan hati yang tulus saya memohon maaf,” tulis Mongol.
ADVERTISEMENT
Deddy Corbuzier dan Komika Mongo. Foto: Instagram/mongolstres.
Mongol menjelaskan bahwa ia tidak mungkin melakukan penghinaan dan pelecehan terhadap ODGJ. “Tidak pernah terbesit dalam diri saya untuk melakukan penghinaan ataupun pelecehan kepada saudara-saudara ODGJ,” tulisnya.
Mongol mengungkapkan alasan mengapa ia tidak mungkin menghina atau melecehkan ODGJ. “Karena sayapun terlahir dari Ibu yang dinyatakan gila dan dipasung oleh keluarganya sampai meninggal dunia,” tulisnya.
Kondisi ibunya membuat Mongol kerap dilecehkan saat ia duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Saya merasakan bagaimana sakitnya diteriaki oleh teman-teman sekolah bahwa saya anak orang gila. Tapi, saya berhasil membuktikan kepada mereka bahwa anak yang tidak dianggap dan dihina bisa berhasil,” tulis Mongol.
Mongol mengatakan somasi yang dilayangkan kepadanya akan menjadi pembelajaran untuk dirinya. “Semoga ke depannya saya semakin belajar tentang kosakata baru agar tidak terjadi hal-hal yang fatal. Terima kasih. Salam smart dan salam sehat,” tutupnya.
ADVERTISEMENT