Nadine Chandrawinata Serukan Kampanye Aksi 'Bebas Buta Huruf'

13 Agustus 2017 11:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nadine Chandrawinata di CFD. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Nadine Chandrawinata di CFD. (Foto: Munady Widjaja)
ADVERTISEMENT
Aktris sekaligus mantan Puteri Indonesia, Nadine Chandrawinata, selama ini diketahui memiliki hobi untuk traveling atau jalan-jalan keliling Indonesia maupun mancanegara.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata, wanita berusia 33 tahun tersebut, tak hanya sekedar jalan-jalan, tapi juga selalu melihat isu sosial yang ada di tiap-tiap daerah yang ia kunjungi. Salah satunya adalah permasalahan buta huruf yang cukup tinggi di Indonesia.
"Saat aku traveling, banyak anak Indonesia yang tidak bisa menulis, membaca, dan itu menyedihkan," ungkapnya saat ditemui acara Car Free Day, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (13/8).
Nadine Chandrawinata ditemui saat CFD (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Nadine Chandrawinata ditemui saat CFD (Foto: Munady Widjaja)
Nadine menyadari betul jika pendidikan merupakan aset terpenting dalam sebuah negara. Oleh karena itu, ia bersama dengan komunitas Sea Soldiernya, yang bekerja sama dengan Taman Baca Pelangi serta sepeda Polygon, mengkampanyekan aksi 'BebasButaHuruf' di acara Car Free Day, Senayan, Jakarta Pusat.
"Tadi kita gowes (bersepeda) sama-sama, mengajak pengunjung disini untuk merasakan gimana sih kalau kita benar-benar buta huruf," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kita ajak mereka para peserta untuk ngerasain, gimana sih kalau kita enggak bisa membaca atau menulis, kalau kita enggak bisa mengerti kata-kata itu bagaimana rasanya," lanjut Nadine.
Nadine Chandrawinata ditemui saat CFD (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Nadine Chandrawinata ditemui saat CFD (Foto: Munady Widjaja)
Pemain film 'Labuan Hati' tersebut mengajak para peserta aksi #BebasButaHuruf untuk menulis, bagi mereka yang kidal, mereka harus menulis menggunakan tangan kanan. Dan bagi mereka yang normal, harus mencoba menulis menggunakan tangan kirinya.
"Mereka bebas nulis apa aja, tapi pasti berantakan kan. Jadi dari situ kita bisa sadar betapa pentingnya belajar edukasi, karena pendidikan itu adalah aset negara," tutupnya.