Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Saya melihat betapa indahnya, betapa lengkapnya, betapa kita memiliki kekayaan yang luar biasa, tapi di saat yang bersamaan juga sangat ringkih. Ringkihnya tidak hanya dari tekanan-tekanan untuk membuat tata kelola lahan di Indonesia ini semakin buruk, tapi bagaimana terdiskoneksinya isu-isu lingkungan hidup itu sendiri terhadap generasi muda,” tuturnya, Kamis (5/9).
Saat itu, ia tengah bicara sebagai narasumber untuk film dokumenter ‘Bara (The Flame)’ dalam acara Good Pitch Indonesia 2019 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan.
“Ini yang membuat saya sangat khawatir karena, ketika kita tidak punya kepedulian, ketika kepedulian ini tidak turun-temurun dari generasi ke generasi, akan semakin sulit kerja kita untuk bisa memperbaiki apa yang sudah kita lakukan, yang sudah kita rusak dulu,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Menyadari pentingnya perhatian generasi muda terhadap isu lingkungan, aktor berusia 35 tahun tersebut tak tinggal diam.
“Yang saya lakukan dalam isu-isu lingkungan adalah untuk bisa meng-introduce kembali, untuk bisa mengenalkan atau mendekatkan, baik secara pikiran maupun fisik, kepada generasi muda supaya ini bisa menjadi bagian dari kita, yang kita tahu dan rasakan itu penting,” ujarnya.
Saat ini, Nicholas fokus menyoroti isu kerusakan hutan di Kalimantan, yang menjadi bagian dari masyarakat adat setempat. Ia prihatin terhadap hancurnya sebagian besar hutan di sana.
“Bagi masyarakat adat, saya yakin bukan cuma hutannya yang terbakar, bukan cuma agamanya yang hilang, bukan hanya adatnya, tapi harga dirinya itu yang paling penting yang sudah kita bakar,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Alhasil, salah satu upaya konkret yang dilakukannya ialah mendukung ‘Bara (The Flame)’ yang menjadi satu dari lima film dokumenter terpilih dalam acara Good Pitch Indonesia 2019.
“Saya senang sekali kalau bisa saya terlibat untuk membicarakan film ini, menjadi ambassador bagi film ini. Saya rasa, untuk me-reclaim kembali lahan yang sudah hancur ini adalah hal yang sangat urgent. Saya yakin, ini membutuhkan dukungan kita semua,” pungkasnya.
Dalam acara Good Pitch Indonesia 2019, empat film lain yang dipresentasikan, yakni ‘Hidup dengan Bencana’, ‘Menggapai Bintang’, ‘Waste on My Plate’, dan ‘Pesantren (A Boarding School)’.
Selain Nicholas Saputra, sejumlah pelaku industri perfilman—seperti Dian Sastrowardoyo, Riri Riza, dan Mira Lesmana—juga memberi dukungan kepada film dokumenter yang sesuai dengan visi mereka dalam menghadapi permasalahan lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT