Nicholas Saputra Ingin Generasi Muda Peduli terhadap Isu Lingkungan

6 September 2019 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nicholas Saputra di kumparan, Jumat (3/8). Foto: Nadia K. Putri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Nicholas Saputra di kumparan, Jumat (3/8). Foto: Nadia K. Putri/kumparan
ADVERTISEMENT
Nicholas Saputra dikenal sebagai salah seorang figur publik yang gemar melakukan perjalanan keliling Indonesia. Apa yang telah ia lakukan tersebut kemudian membawanya kepada suatu kesadaran terkait isu lingkungan.
ADVERTISEMENT
“Saya melihat betapa indahnya, betapa lengkapnya, betapa kita memiliki kekayaan yang luar biasa, tapi di saat yang bersamaan juga sangat ringkih. Ringkihnya tidak hanya dari tekanan-tekanan untuk membuat tata kelola lahan di Indonesia ini semakin buruk, tapi bagaimana terdiskoneksinya isu-isu lingkungan hidup itu sendiri terhadap generasi muda,” tuturnya, Kamis (5/9).
Bara, film pilihan Good Pitch Indonesia. Foto: Dok. GPID
Saat itu, ia tengah bicara sebagai narasumber untuk film dokumenter ‘Bara (The Flame)’ dalam acara Good Pitch Indonesia 2019 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan.
“Ini yang membuat saya sangat khawatir karena, ketika kita tidak punya kepedulian, ketika kepedulian ini tidak turun-temurun dari generasi ke generasi, akan semakin sulit kerja kita untuk bisa memperbaiki apa yang sudah kita lakukan, yang sudah kita rusak dulu,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Menyadari pentingnya perhatian generasi muda terhadap isu lingkungan, aktor berusia 35 tahun tersebut tak tinggal diam.
“Yang saya lakukan dalam isu-isu lingkungan adalah untuk bisa meng-introduce kembali, untuk bisa mengenalkan atau mendekatkan, baik secara pikiran maupun fisik, kepada generasi muda supaya ini bisa menjadi bagian dari kita, yang kita tahu dan rasakan itu penting,” ujarnya.
Acara Good Pitch Indonesia 2019 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (5/9). Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan
Saat ini, Nicholas fokus menyoroti isu kerusakan hutan di Kalimantan, yang menjadi bagian dari masyarakat adat setempat. Ia prihatin terhadap hancurnya sebagian besar hutan di sana.
“Bagi masyarakat adat, saya yakin bukan cuma hutannya yang terbakar, bukan cuma agamanya yang hilang, bukan hanya adatnya, tapi harga dirinya itu yang paling penting yang sudah kita bakar,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Alhasil, salah satu upaya konkret yang dilakukannya ialah mendukung ‘Bara (The Flame)’ yang menjadi satu dari lima film dokumenter terpilih dalam acara Good Pitch Indonesia 2019.
“Saya senang sekali kalau bisa saya terlibat untuk membicarakan film ini, menjadi ambassador bagi film ini. Saya rasa, untuk me-reclaim kembali lahan yang sudah hancur ini adalah hal yang sangat urgent. Saya yakin, ini membutuhkan dukungan kita semua,” pungkasnya.
Waste on My Plate, film pilihan Good Pitch Indonesia. Foto: Dok. GPID
Menggapai Bintang, film pilihan Good Pitch Indonesia. Foto: Dok. GPID
Hidup dengan Bencana, film pilihan Good Pitch Indonesia. Foto: Dok. GPID
Pesantren, film pilihan Good Pitch Indonesia. Foto: Dok. GPID
Dalam acara Good Pitch Indonesia 2019, empat film lain yang dipresentasikan, yakni ‘Hidup dengan Bencana’, ‘Menggapai Bintang’, ‘Waste on My Plate’, dan ‘Pesantren (A Boarding School)’.
Selain Nicholas Saputra, sejumlah pelaku industri perfilman—seperti Dian Sastrowardoyo, Riri Riza, dan Mira Lesmana—juga memberi dukungan kepada film dokumenter yang sesuai dengan visi mereka dalam menghadapi permasalahan lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT