Noe 'Letto' Ajak Masyarakat Bersenang-senang dalam Pemilu 2019

5 Maret 2019 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sabrang Mowo Damar Panuluh atau biasa disapa Noe, Vokais Band Letto. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sabrang Mowo Damar Panuluh atau biasa disapa Noe, Vokais Band Letto. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemilu 2019 turut menarik perhatian Sabrang Mowo Damar Panuluh atau biasa disapa Noe. Vokalis band Letto dan juga anak dari budayawan Emha Ainun Nadjib ini menggagas aplikasi Pantau Bersama.
ADVERTISEMENT
Noe 'Letto' mengatakan bahwa tujuan dia dan teman-teman menciptakan aplikasi Pantau Bersama agar masyarakat bisa menimbang bobot capres-cawapres secara menyenangkan. Sehingga, orang tidak stres ketika menentukan pilihan.
“Saya kan warga negara. Musisi juga punya KTP, jadi punya inisiatif bikin gini-gini (bikin aplikasi). Kan saya sendiri juga dengan proses pilpres terlibat karena warga negara. Saya ingin punya keputusan memilih tanpa harus stres,” kata Noe.
Sabrang Mowo Damar Panuluh atau biasa disapa Noe, Vokais Band Letto. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Menurut pria berusia 39 tahun itu, di masa penuh kecepatan ini banyak orang memutuskan sesuatu dengan emosional, bukan rasional. Aplikasi yang ia gagas membantu hal itu. Caranya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan via aplikasi dan ada jawaban dari kedua pasangan tanpa diketahui pengguna aplikasi.
Di akhir nanti, akan ada gambaran yang menunjukkan pengguna aplikasi lebih condong ke paslon mana.
ADVERTISEMENT
“Simpel konsepnya, tapi bisa membantu dengan memilih secara rasional sehingga politik identitas bisa direm. Gampang caranya seperti kuis personaliti tanya jawab. Kita pilih jawaban yang kita sukai nanti aplikasinya memberi jawaban kamu lebih suka 01 atau 02, jawabannya. Jadi yang dinilai gagasannya. Orangnya ditutupi belakangan,” ucap Noe.
Dengan aplikasi Pantau Bersama diharapkan, kerangka berpikir seseorang akan berubah. Dari yang sebelumnya suka salah satu paslon dahulu baru mencari data, kini menjadi mencari data dahulu baru menentukan pilihan.
“Memilih dengan katanya pesta demokrasi, di mana-mana pesta kan gembira, ketawa-ketawa. Gimana ya, caranya biar bisa memilih dengan gembira tanpa stres-stres tapi juga akurat. Salah satunya konsep dari pantau bersama ini,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
“Mungkin belum terbayang kalau belum download aplikasinya,” lanjutnya.
Aplikasi Pantau Bersama untuk Pemilu. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Hal ini juga bisa mengurangi bias personal dalam memilih paslon. Setidaknya, Noe butuh waktu tiga bulan untuk mengembangkan aplikasi ini. Baru sekitar 5.000 orang yang men-download aplikasi yang dikerjakan secara gotong royong ini.
“Paling 5 ribuan (orang) yang download. Beda konsep dengan aplikasi lain. Ini bukan urusan mekanisme demokrasi, tapi lebih membantu orangnya memilih dengan fun dan rasional dan anti hoaks,” tutur Noe.
Ide tersebut sudah ada dibenak Noe 'Letto' sejak lama. Namun, ia baru bisa merealisasikannya saat ini.
“Keadaan bangsa ini yang harus kita lihat adalah bagaimana kita bisa melangkah walaupun satu langkah saja tapi ada progresnya. Ini (aplikasi) murni gotong royong. Kita lebih senang spirit gotong royongnya,” tutup Noe.
ADVERTISEMENT