Novel 'Bumi Manusia' Karya Pramoedya Ananta Toer Akan Dijadikan Film

18 Oktober 2017 18:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pramoedya Ananta Toer (Foto: Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pramoedya Ananta Toer (Foto: Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
Novel 'Bumi Manusia' karya mendiang Pramoedya Ananta Toer akan dibuat versi filmya. Film adaptasi tersebut akan disutradarai oleh Hanung Bramantyo, sementara naskahnya digarap oleh Salman Aristo dan Hanung sendiri.
ADVERTISEMENT
Salman membeberkan bahwa saat ini, proses penulisan naskah sudah memasuki draf ke-3. Tapi, penulis berusia 41 tahun ini mengalami sedikit kendala karena Hanung tengah mengerjakan proyek film biopik Benyamin Sueb.
"Development-nya lumayan intens. Draf 1, draf 2, dia ngikutin banget. Nah, waktu mulai masuk draf 2, draf 3 dia sudah mulai shooting. Tapi, ya, jalan terus," ujar Salman saat ditemui di Senayan City, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Pramoedya Ananta Toer (Foto: Lontar Foundation/Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pramoedya Ananta Toer (Foto: Lontar Foundation/Wikimedia Commons)
Walau naskah sudah mencapai draf ke-3, Salman mengaku belum puas dengan hasilnya. Dia dan Hanung mengerjakan naskah dengan sangat berhati-hati. Apalagi, saat mengerjakan draf pertama, draf tersebut diakui sebagai draf terlama yang dikerjakan Salman sepanjang kariernya.
Setelah menyelesaikan naskah draf pertama, barulah Salman dan Hanung menemukan ritme yang tepat. Diskusi di antara keduanya pun lebih lancar. Walau demikian, Salman dan Hanung kerap berbeda sudut pandang dalam menentukan jalan cerita 'Bumi Manusia'.
ADVERTISEMENT
"Itu yang berantem lamanya di situ. Gue mau ke sini, dia mau ke sana. Gue bilang enggak bisa, gue mau stay sama novelnya," katanya.
Mengalihwahanakan novel 'Bumi Manusia' menjadi medium layar lebar memang tidak bisa main-main, kata Salman. Apalagi, penulis skenario 'Ayat-ayat Cinta' ini merupakan salah satu penggemar berat novel tetralogi 'Pulau Buru' karya pria yang akrab disapa Pram itu.
Selain itu, kekayaan isi novel juga menjadi kendala dalam menggarap naskah filmnya. Ada kebimbangan bagi Salman untuk menentukan point of view naskahnya.
"Lo mau ambil dari (tokoh) mana juga bisa. Lo mau ambil dari Nyai (Ontosoroh), Annelies, dari Minke. Ini gayanya mau seperti apa?" katanya.
"Dan yang ke-2, dengan sangat brengsek, novel itu sangat kaya sekali strukturnya. Gue sudah baca sampai 5 kali novel itu berulang. Tapi, baru benar-benar sadar saat gue mau mengadaptasi karena harus benar-benar memahami struktur," sambung Salman.
Hanung Bramantyo. (Foto: Instagram @hanungbramantyo)
zoom-in-whitePerbesar
Hanung Bramantyo. (Foto: Instagram @hanungbramantyo)
Setelah beberapa kali mengobrak-abrik naskah, Salman sadar bahwa ia tidak bisa sembarang memindahkan isi novel ke medium yang lain. Terutama mengikuti gaya penulisan Pram yang memakai metode flashback dalam 'Bumi Manusia'.
ADVERTISEMENT
"Ini flashback di dalam flash back yang di-flashback-in lagi. Gue sama Hanung enggak mau ambil jalan gampang, sederhana yang tinggal di-flashback saja. 'Kan, Pram begitu, 'Bumi Manusia' 'kan, begitu," ujarnya.
Salman Aristo. (Foto: Twitter @salmanaristo)
zoom-in-whitePerbesar
Salman Aristo. (Foto: Twitter @salmanaristo)
Film 'Bumi Manusia' disebut akan berada di bawah penanganan rumah produksi Falcon Pictures. Tapi, belum ada kepastian tentang jadwal rilis film tersebut.
Hingga kini, belum ada calon aktor dan aktris yang akan memerankan para tokoh utama 'Bumi Manusia'. Hal ini masih didiskusikan Salman dan Hanung. Keduanya juga belum menemukan titik cerah untuk itu.
Di sisi lain, novel ini pernah diadaptasi sebagai teater dengan tajuk 'Bunga Penutup Abad'. Reza Rahadian dan Chelsea Islan dipercaya memerankan tokoh Minke dan Annelies, Happy Salma sebagai Nyai Ontosoroh, Lukman Sardi sebagai Jean Marais, dan Sabia Arifin sebagai May.
ADVERTISEMENT