Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Novita Dewi Ungkap Kondisi Jack Marpaung Sebelum Meninggal: Henti Napas Dua Kali
7 Januari 2025 12:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Novita Dewi menyatakan kondisi Jack Marpaung semakin menurun sejak salah satu anaknya pindah ke luar kota.
"Iya, papi itu memang sudah pernah kena stroke, ya. Terus kita DSA (Digital Subtraction Angiography) gitu, cuma sejak adikku yang nomor 2 berangkat ke Pekanbaru untuk kerja, makin menurun dia, kesepian gitu," kata Novita di kawasan Bekasi Selatan, belum lama ini.
Sebelum menderita stroke, Novita mengaku ayahnya sempat menjalani perawatan intensif. Kondisi Jack sempat berangsur membaik.
"Ternyata ada infeksi bakteri lah, sepsis lah gitu loh. Ya itu menyerang ke lansia dan anak-anak. Nah dokternya sudah bilang, sempat waktu masuk ICU dokter sudah bilang, 'Bagus banget nih infeksinya, tubuhnya sudah bersih'," tutur Novita.
ADVERTISEMENT
Hanya saja setelah pindah ke ruang rawat inap, kondisi Jack disebut kurang responsif. Jack, menurut Novita, sempat mengalami henti napas satu hari sebelum meninggal dunia.
"Sampai akhirnya kemarin itu tanggal 4-nya sempat berhenti napasnya, kita sudah teriak-teriak gitu. Sudah hilang, sudah kritis pokoknya," ungkap Novita.
Novita Dewi Ungkap Jack Marpaung Alami Henti Napas Dua Kali
Novita menyebut, Jack sudah mengalami henti napas hingga dua kali selama masa kritis. Melihat kondisi sang ayah jelas sangat sulit bagi Novita. Ia pun saat itu berusaha untuk berteriak agar ayahnya tetap merespons.
"Jadi pas (sebelum meninggal), (Novita teriak) 'Papi tolong kasih setengah jam lagi'. Kayaknya papi dengar. Padahal udah berhenti (napas) beberapa detik dua kali. Papi hidup lagi, tapi enggak responsif banget. Cuma dia kasih isyarat dari mata, matanya dikedip-kedipin," kata Novita.
ADVERTISEMENT
Namun, takdir berkata lain. Jack Marpaung mengembuskan napas terakhirnya setelah kondisi organ vitalnya terus menurun.
"Pas kami lagi ngobrol makin turun denyutnya. Aku bilang 'nggak, nanti naik lagi'. Adikku yang nomor dua pas di samping papi, 'turun nih turun'. Tapi memang tipikal dia naik gitu, lama-lama karena udah enggak terselamatkan, sampai 0 gitu. Jadi memang sakit tua," ucap Novita.