Orang Tua Bercerai, Rafael Tan: Gue Sempat Tinggalkan Tuhan Saat Itu

13 April 2021 7:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemeran film Susi Susanti, Rafael Tan. Foto: Melly Meiliani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemeran film Susi Susanti, Rafael Tan. Foto: Melly Meiliani/kumparan
ADVERTISEMENT
Rafael Tan baru-baru ini membagikan kisah hidupnya dalam kanal YouTube Daniel Mananta. Personel SMASH ini merupakan anak pertama yang lahir di keluarga yang sangat sederhana.
ADVERTISEMENT
Hidup sederhana di kota Garut, Rafael mengaku bahwa ayahnya adalah seorang penjual baju dan ibunya merupakan seorang penjual makanan. Rafael memiliki 4 saudara, di antaranya 3 saudara tiri.
"Karena memang saat itu nyokap bokap divorce, saudara kandung gue cuma ada satu yang cewek, saudara tiri ada tiga. Gue juga dibesarkan dengan keluarga berbagai macam budaya dan agama. Bokap dari gue lahir, itu sudah Islam, tadinya Budha. Kalau nyokap gue, Budha," ungkap Rafael dalam video berjudul Orang Tua Bercerai, Rafael Memilih Tinggal Bersama Neneknya - Daniel Tetangga Kamu, Senin (12/4).
Pemeran film Susi Susanti, Rafael Tan. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Rafael sendiri tumbuh dengan ajaran agama Nasrani. Namun, ternyata itu terjadi karena sang ibu yang kerap membawanya ke Gereja punya maksud lain.
ADVERTISEMENT
"Jadi, pas SD kelas 2, nyokap bawa gue ke Gereja. Ini ada ceritanya, dari umur 3 tahun itu gue suka banget nyanyi. Nyokap pengin banget gue bisa sekolah nyanyi, belajar nyanyi yang proper dan di Garut enggak ada. Akhirnya dia cerita sama ibu-ibu di sekolah, kalau dia pengin sekolahin anaknya bernyanyi. Ada yang nyeletuk, bawa aja ke Gereja, karena di Gereja kan ada paduan suara. Bawa aja, nanti bisa ikutan nyanyi, latihan paduan suara," kenang Rafael.
"Jadi, alasan gue dibawa ke Gereja supaya bisa ikut paduan suara, bukan karena supaya kenal Tuhan Yesus, supaya belajar firman Tuhan. Enggak," tambahnya.
Meski sempat ikut sekolah minggu dan belajar Alkitab, Rafael mengaku tak terlalu mendalami agama.
ADVERTISEMENT
"Kalau ditanya sampai sekarang juga banyak bacaan Alkitab yang gue enggak tahu, karena gue juga baru bertobat tahun lalu. Dulu belajar, tapi, ya, masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Ya, tujuan ke Gereja juga supaya bisa bernyanyi," katanya.
Singkat cerita, Rafael sempat mengikuti beberapa ajaran agama di keluarganya, dari Islam hingga Budha. Ia pun cukup enjoy bisa berada di tengah keluarga yang berbeda keyakinan.
"Jadi, kalau abis sekolah minggu, siang gue ikut nyokap ke wihara. Sore pulang ke rumah, bokap salat magrib, ya, gue ikut salat. Gue punya sarung dan sajadah sendiri. Tapi, kalau nyokap berdoa pakai hio, ya, gue juga mau," katanya.
Namun, keadaan berubah saat kedua orang tuanya memutuskan bercerai. Saat itu, Rafael baru menginjak kelas 1 SMP. Ia pun mengakui bahwa dirinya tak mengenal Tuhan seutuhnya.
ADVERTISEMENT
"Ya, gue merasakan ada Tuhan tapi gue enggak mengerti. Nyokap bokap juga tidak memberikan pengetahuan tentang agamanya. Datang ke sekolah minggu juga tidak membuat gue mengenal Tuhan Yesus itu siapa. Ya, karena gue dibesarkan bukan dari keluarga yang percaya Tuhan Yesus. Agak bingung, sih," ujarnya.
Pemeran film Susi Susanti, Rafael Tan. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Kondisi orang tuanya yang bercerai akhirnya membuat Rafael marah kepada Tuhan. Ia pun menyalahkan kondisi keluarganya yang berantakan semua karena Tuhan.
"Gue marah sama Tuhan. Ya, meskipun gue mengikuti ritual 3 agama, tapi dalam hati kecil gue selalu berdoa sama Tuhan Yesus. Dan pada saat nyokap sama bokap divorce, ya, gue marah banget sama Tuhan dan gue meninggalkan Tuhan saat itu," ungkap Rafael.
ADVERTISEMENT
"Lo marah karena lo merasa lo adalah alasan mereka divorce, atau lo marah karena harusnya keluarga ideal kenapa Tuhan enggak menjaga mereka atau apa alasan terbesar di balik kemarahan lo?" tanya Daniel Mananta.
Rafael pun mengakui alasan kemarahannya karena, mengapa ia harus terlahir di keluarga yang akhirnya berantakan.
"Ya, gue marah karena kenapa akhirnya Tuhan menempatkan gue di keluarga yang hancur. Karena di pikiran gue saat itu, gue anak-anak yang beranjak ke remaja, butuh perhatian yang lebih dari orang tua. Dan enggak lama sebelum mereka divorce, gue menyaksikan mereka berantem dan suasana di rumah enggak enak. Gue melihatnya kayak, kok, gini, ya, keluarga gue," pungkasnya.